Semangat Kontribusi Pendidikan Literasi Jordy untuk Masa Depan Literasi Bangsa Indonesia

Semangat Kontribusi Pendidikan Literasi Jordy untuk Masa Depan Literasi Bangsa Indonesia
info gambar utama

"Saya ingin membuktikan, meskipun hidup di perbatasan, jangan pernah putus asa dalam bermimpi. Dan jalan menuju masa depan yang lebih baik ada di pendidikan. Oleh karena itu, ayo para anak muda bersama-sama wujudkan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif.", ucap Bhrisco Jordy, seorang anak muda asli dari Papua Barat, lulusan Sarjana Jurusan International Relations and Affairs dari President University.

Pesan yang diucapkan oleh Jordy bukan sekadar pernyataan belaka. Akan tetapi, terbukti dengan Program andalannya yang dijalankan dengan komunitas bernama Papua Future Project.

Tidak ada yang menyangka, pemuda ini memiliki perhatian penuh akan Pendidikan Literasi untuk anak-anak di Kampung Halamannya.

Jordy ingin membuka akses literasi di Papua Barat. Jordy bersama para relawan Papua Future Project (PFP) fokus menyediakan akses pendidikan melalui bimbingan belajar literasi gratis dan memberikan donasi buku bacaan kepada anak-anak asli Papua. Hingga saat ini, PFP telah memberikan pendidikan literasi lebih dari 500 anak yang tinggal di enam kampung, Papua Barat.

Makna Pendidikan yang Sebenarnya

Jordy memiliki tekad kuat untuk membantu memajukan pendidikan di Pulau Mansinam. Baginya, pendidikan menjadi suatu hal fundamental yang menjadi pilar bagi sebuah bangsa.

Akses fasilitas pendidikan untuk anak-anak di Pulau Mansinam terbatas. Inilah yang membuat Jordy bersikukuh membuka akses pendidikan di Pulau Mansinam menjadi lebih luas supaya anak-anak berkembang.

Melihat keterbatasan akses pendidikan, kurikulum pendidikan yang kurang maksimal, serta profesionalitas guru yang rendah di Pulau Mansinam menggetarkan hati Founder Papua Future Project. “Kira-kira harus menunggu sampai kapan lagi, kalau cuma berharap sama pemerintah atau pejabat-pejabat untuk melakukan perubahan? Karena, tugas mereka bukan cuma mengurus bidang pendidikan saja,” tuturnya menyampaikan keluh kesah tentang kesenjangan pendidikan di Papua Barat.

Karena pemikiran Jordy tersebut, ia ingin membuktikan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Meskipun hidup di daerah perbatasan dan pelosok, anak-anak harus tetap semangat meraih impiannya di masa depan.

Oleh karena itu, Jordy berinisiatif menggagas sebuah aksi untuk membuka akses pendidikan di sana. PFP didirikan sejak Juli 2021 yang mengangkat isu literasi di daerah tertinggal di Papua Barat. Mottonya, yakni “Every Child Matters”. Projek ini berfokus menyediakan akses pendidikan secara inklusif sebagai target jangka panjang.

Pejuang Pendidikan untuk Pendidikan yang Layak

Hidup di perbatasan susah mendapatkan akses pendidikan yang layak. Disebabkan oleh pemanfaatan teknologi yang tidak merata, perbedaan aksesibilitas, sumber daya pendidik profesional yang kurang, fasilitas tidak memadai hingga angka buta huruf sangat tinggi. Di sisi lain, standarisasi Pendidikan masih mementingkan kuantitas dibanding kualitas, sehingga menjadi masalah utama di daerah tertinggal.

“Walaupun jaraknya hanya 15 menit dari pusat pemerintahan, nyatanya pendidikan di Pulau Mansinam masih sangat kurang. Banyak anak-anak yang belum bisa membaca, bahkan anak SMP belum bisa membaca sama sekali,” ujar Jordy dalam webinar bersama Astra dan Kontan TV pada hari Jumat, 16 Desember 2022.

Berawal dari keresahan itu, pria kelahiran Manokwari ini menggagas sebuah komunitas anak muda berbasis projek bernama “Papua Future Project” yang mengangkat isu pendidikan dan literasi di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) di Papua. Pulau Mansinam adalah salah satu prioritasnya.

Jordy tergerak oleh ketimpangan pengetahuan antara anak-anak di kota dan di pelosok Papua Barat. Pulau Mansinam hanya memiliki satu Sekolah Dasar (SD). Apalagi mayoritas guru bertempat tinggal di Manokwari. Sementara itu, sekolah dimulai pukul 09.00 - 12.00 setiap hari.

Menurut Jordy, pendidikan merupakan suatu hal fundamental, yaitu kesenjangan signifikan pada mereka yang tinggal di kota dan di Pulau Mansinam.

Tantangan Pendidikan Literasi di Daerah Tertinggal

Perjalanan yang harus dilalui Jordy pasti tidak mudah. Begitu banyak tantangan yang harus dijalani. Terlebih lagi akses ke Pulau Mansinam juga cukup menantang. Namun, Jordy tidak menyerah dan fokus pada tujuannya untuk meningkatkan literasi bagi anak-anak di sana.

"If you really want to inspire others to do something, then this "something" should be a big part of your life," ujar Jordy mengutip pepatah sekaligus prinsip hidupnya yang ia pegang hingga kini. Menurutnya, jika ingin menginspirasi, maka harus benar-benar tulus melakukannya.

Segala kekayaan alam dan sejarah penting di Pulau Mansinam menyimpan satu isu memprihatinkan, yaitu pendidikan masyarakatnya yang masih rendah. Selain itu, tingkat buta huruf juga rendah dan pernikahan usia dini masih marak terjadi. Di Papua, masyarakat lokal masih mengikuti adat kalau perempuan tidak perlu berpendidikan. Sebab, tugas utama perempuan Papua adalah mengurus rumah tangga.

Pulau Mansinam termasuk daerah perbatasaan di mana anak-anaknya masih butuh perhatian lebih dalam bidang pendidikan. Sekolah Dasar terdekat ada di Manokwari dengan fasilitas literasi kurang memadai, sedangkan anak-anak perlu ilmu pengetahuan.

Perjuangan Jordy bersama relawan komunitas rela berlayar setiap minggunya mengarungi ombak menuju Pulau Mansinam, mengorbankan waktu, tenaga, dan uang demi membangkitkan kembali impian anak-anak Pulau Mansinam yang haus akan ilmu. Bahkan, Jordy harus bekerja menjadi pelayan selama 2 bulan untuk menambah modal, saat awal mula perintisan Papua Future Project.

“Kadang nekat itu perlu. Selama kita berbuat baik, bakal akan ada lebih banyak orang baik yang datang untuk membantu,” Ujar Jordy dengan semangat berkobar.

Mimpi Hari ini untuk Masa Depan Generasi Penerus Bangsa Indonesia

Bhrisco Jordy Dudi Padatu yang lebih akrab disapa Jordy memang putra daerah Papua Barat. Pemuda ini ialah salah satu penerima SATU Indonesia Awards tahun 2022. Astra International Tbk setiap tahun, selalu memberikan apresiasi, terutama kepada para dewasa muda yang gigih menyebarkan inspirasi. Ia memenangkan kategori pendidikan berkat sebuah projek yang ia bentuk bernama Papua Future Project.

Penghargaan yang diterima Jordy ini benar-benar layak untuk diberikan kepadanya. Bersama Papua Future Project, Jordy sudah memberikan kontribusi demi kemajuan pendidikan di Pulau Mansinam. Setiap minggu, anak-anak belajar beragam hal, seperti membaca, menulis, berhitung, teknologi digital dan dampak perubahan iklim sambil bermain. Bahkan, ia pun membawa kemajuan digital di sana. Karenanya, ia pantas mendapatkan julukan pejuang pendidikan.

Tidak hanya di bidang pendidikan, setelah unggul dari ribuan nominator, Jordy juga mencakup berbagai bidang lain. Kewirausahaan, teknologi, dan kesehatan, baik berkelompok maupun individu yang turut diapresiasi beserta tokoh-tokoh penggeraknya. Kegiatan volunteering PFP bisa dilakukan secara offline maupun online. Volunteering secara online dengan mengurus konten sosial media PFP dan website resminya. Bekerja sama dengan media partner untuk meliput kegiatan PFP, melaksanakan rapat mingguan untuk membuat bahan ajar yang akan diterapkan secara offline, dan menjadi perwakilan PFP untuk mengikuti seminar. Semua jobdesk tersebut akan disesuaikan dengan divisi yang dipilih oleh para Volunteer.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini