PKBM Khatulistiwa, Wujud Nyata Pendidikan Sebagai Prioritas Utama

PKBM Khatulistiwa, Wujud Nyata Pendidikan Sebagai Prioritas Utama
info gambar utama

Pendidikan merupakan salah satu tombak penting untuk mempersiapkan kemajuan sumber daya manusia. Semakin baik pendidikan yang diterima masyarakat suatu bangsa, semakin bagus pula kualitas sumber daya manusia di dalamnya.

Indonesia sendiri sudah menjamin pendidikan setiap warga negaranya. Hal ini tercantum dalam Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa, “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

Kawan, seluruh masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta pengajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kecerdasannya. Mengutip dari Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris, tahun 2013 lalu, pemerintah pusat sudah mengeluarkan program wajib belajar 12 tahun.

Program wajib belajar ini bertujuan untuk membangun generasi emas Indonesia tahun 2045 yang berdaya saing dan berkualitas mumpuni. Namun, masih banyak masyarakat yang belum benar-benar melek akan pentingnya pendidikan.

Prospek dan Pentingnya Profesi Ahli Kelautan di Indonesia

Mengembangkan pendidikan tidak hanya menjadi tugas utama pemerintah, tetapi juga masyarakat. Lewat kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, sebuah perubahan besar akan tercapai.

Salah satu orang yang peduli dengan nasib anak bangsa adalah Surya Dharma. Penerima Apresiasi 9th SATU Indonesia Awards 2018 ini berhasil mendirikan sebuah yayasan pendidikan yang membantu masyarakat di Palu, Sulawesi Tengah sejak 2011 silam.

Awal Mula Terbentuknya PKBM Khatulistiwa

pkbm khatulistiwa
info gambar

Banyaknya kuantitas anak yang putus sekolah di daerahnya membuat hati Surya Dharma tergugah. Alih-alih meneruskan ke jenjang pendidikan atas, mayoritas masyarakat yang terlahir dari latar belakang kurang mampu tersebut memilih untuk mengamen, bekerja, menjadi juru parkir, bahkan menikah.

Hal ini membuat Surya bertekad untuk membantu warga yang putus sekolah agar memiliki pendidikan dan pekerjaan yang layak di masa mendatang. Pada 2011, ia merancang sebuah program yang diberi nama, “Tuntas Belajar 12 Tahun”.

Dibantu dengan istrinya, Surya mencetuskan sebuah lembaga belajar bernama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Khatulistiwa. Pendidikan nonformal ini menyediakan program Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA).

Terletak di Jalan Cemara 1 No.51, Kelurahan Donggala Kodi, Kecamatan Ulujadi, Palu, PKBM Khatulistiwa berhasil mencetak lulusan yang memiliki hidup lebih baik. Bahkan dalam kurun waktu 5 tahun sejak pendiriannya, lebih dari 300 siswanya sudah berhasil bekerja.

Astungkara Way Di Bali, Hadirkan Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan

Membantu Pendidikan di Palu

pkbm khatulistiwa
info gambar

Seluruh kegiatan belajar mengajar di PKBM Khatulistiwa dibantu oleh para relawan dan stakeholder terkait. Luar biasanya, Kawan, lembaga ini juga sudah terdaftar secara resmi di Data Pokok Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi lewat SK Izin Operasional bernomor: 26/16.74.3/DPMPTSP/X/2020.

Sebagai lembaga pendidikan, PKBM Khatulistiwa tidak hanya menawarkan program paket bagi siswanya. Beberapa program seperti pelatihan komputer bersertifikat, pelatihan bahasa Inggris bersertifikat, bahkan bimbingan untuk interview kerja turut ditawarkan.

Demi menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sekolah Khatulistiwa ini memberikan pendidikan gratis kepada seluruh siswanya. Hal ini sejalan dengan tujuan utama didirikannya PKBM Khatulistiwa yang ingin membantu masyarakat setempat yang putus sekolah untuk dapat kembali mengenyam pendidikan.

Selain memberikan fasilitas pendidikan selayaknya sekolah formal melalui pembelajaran eksakta dan non eksakta, sekolah ini juga memfasilitasi praktik yang menunjang kreativitas. Dalam akun Instagram PKBM Khatulistiwa, beberapa hal yang umum dilakukan adalah dengan membuat kerajinan lewat limbah plastik, membuat makrame, mempelajari penggunaan MicrosoftExcel, bahkan praktik salat jenazah.

Mahasiswa KKN UGM-UNG Buat Produk Inovasi Cabai, Dorong Pertumbuhan UMKM di Desa Olimoo’o

Untuk mewujudkan generasi bangsa dari Palu yang berkualitas, pendidikan nonformal ini turut menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer selayaknya sekolah pada umumnya.

Lewat latar belakang pendidikan Surya dan istrinya sebagai guru, program “Tuntas Belajar 12 Tahun”, mereka bertekad untuk membantu pendidikan seluruh muridnya dan bisa mendapatkan pendapatan yang layak.

Selain itu, Surya juga berharap dengan adanya ijazah yang diberikan, seluruh siswanya dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Niat sederhananya yang ingin mengedepankan pendidikan warga hingga lulus SMA berhasil mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Award oleh ASTRA pada 2018 lalu. Tekadnya yang terus memprioritaskan pendidikan sebagai pionir utama kemajuan suatu bangsa membuatnya layak dianugerahi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Kawan, tidak akan ada sebuah negara yang maju tanpa adanya pendidikan yang layak. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara, “Lawan Sastra Ngesti Mulya”, yang artinya, dengan ilmu, kita akan menuju kemuliaan.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi:

Margiyanti, I., & Maulia, S. T. (2023). Kebijakan Pendidikan Implementasi Program Wajib Belajar 12 Tahun. Jurnal Pendidikan dan Sastra, 3(1), 119-208.

https://instagram.com/pkbmkhatulistiwa?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

https://www.mkri.id/public/content/persidangan/resume/resume_perkara_Perkara%2021%20BHP%20dan%20SIDIKNAS.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini