"Kembali ke Akar: Kampung Lali Gadget dan Kehidupan Tanpa Teknologi"

"Kembali ke Akar: Kampung Lali Gadget dan Kehidupan Tanpa Teknologi"
info gambar utama

Kawan GNFI, kemajuan teknologi telah memberikan banyak sekali manfaat bagi kita semua.Namun tidak dapat dipungkiri pula, bahwa hal ini juga telah menimbulkan banyak sekali dampak negatif, terutama di kalangan muda atau para anak-anak.

Menurut Hasil survei KPAI, 79% anak diizinkan menggunakan gadget selain untuk belajar, 71,3% anak memiliki gadget sendiri, serta 79% anak tidak memiliki aturan penggunaan gadget dengan orang tua.Hal ini pastinya bukan hanya sekedar angka, melainkan sesuatu yang perlu mendapatkan penyikapan semua orang.

"Anak kecanduan gawai menjadi tantangan serius. Hanya saja, tidak semua orangtua mengetahui bahwa anaknya terindikasi kecanduan gawai," Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto (2018)

Dari permasalahan inilah Kampung Lali Gadget hadir dan lahir dari sebuah inisiatif luar biasa seorang Achmad Irfandi guna mengajarkan nilai-nilai penting dari hidup tanpa ketergantungan teknologi gadget.

Sumber : pembelajaran GNFI academy
info gambar

Mengapa Kampung Lali Gadget?

Kampung Lali Gadget (KLG) merupakan program yang dipelopori oleh Achmad Irfandi, pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, sejak 1 April 2018.Irfandi dan teman-teman menggerakkan program ini berdasarkan rasa kekhawatiran yang muncul terhadap bahayanya kecanduan gadget yang dialami oleh masyarakat terutama para anak-anak mereka.

Kampung Lali Gadget, yang secara harfiah berarti "Kampung yang Lupa akan Gadget", bukanlah sekadar tempat.Melainkan sebuah gerakan untuk mengembalikan kehidupan yang seimbang.

Didirikan di tengah alam yang hijau subur, program ini berusaha membantu masyarakat terutama generasi muda, untuk melepaskan diri dari kecanduan gadget dan menemukan kembali kehidupan sederhana yang sarat makna.

Kebijakan Tanpa Gadget

Meski di kampungnya tidak ada kasus serupa, Irfandi menggerakkan kegiatan ini guna mengantisipasi agar kecanduan gawai atau gadget bisa terhindar di lingkungan tempat tinggalnya.

Hal ini pastilah tidak mudah pada awalnya.Untuk menjadi besar seperti sekarang ini, Irfandi dan teman-teman harus berjuang meyakinkan masyarakat tempat tinggal mereka dengan cara berkunjung dari rumah ke rumah, memberikan pemahaman kepada masyarakat dan mengenalkan apa itu Kampung Lali Gadget secara bertahap.

Fokus dari kegiatan ini adalah mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai.

Pemberdayaan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa guna pengelolaan tempat ini.Kampung Lali Gadget merekrut kawan-kawan pemuda di sekitar Desa Pagerngumbuk dan pemuda di sekitar Sidoarjo.Mereka nantinya akan bertugas sebagai perencana dan fasilitator edukasi serta pendamping para pengunjung nantinya.

Kehidupan Sehari-hari di Kampung

Aktivitas yang digelar pada dasarnya adalah ingin mendekatkan pengunjung dengan alam sekitar dan akan melakukan kegiatan yang jarang atau bahkan tidak pernah mereka lakukan sebelumnya.Seperti mengajarkan edukasi budaya kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa serta permainan tradisional.

Permainan tradisional di sini bukan sekedar permainan tradisional. Dalam setiap aktivitas KLG akan selalu menguatkan literasi kebangsaan dan penanaman nilai Pancasila pada anak-anak.

Selain menjaga agar permainan tradisional tak punah, KLG membuat pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan. Pengunjung bisa mengoleksi langsung permainan tradisional yang dipasarkan di sana. Mulai kitiran bambu, kitiran klutuk, toktok, hingga gasing bunyi. Termasuk tekotek, seruling suit, dan bola bekel.

Sumber : iniklg.com
info gambar

Menciptakan Komunitas yang Kuat

Salah satu aspek paling mengesankan dari Kampung Lali Gadget adalah bagaimana hal ini memperkuat ikatan komunitas.Tanpa gangguan gadget, orang-orang benar-benar terlibat satu sama lain, berbagi cerita, dan mendukung satu sama lain dalam pertumbuhan pribadi.

Saat berkunjung ke sini, setiap pengunjung akan mendapatkan pengalaman berharga, baik sebagai anak maupun sebagai orang tua.Kebersamaan antara orang tua dan anak menjadi salah satu yang juga diperhatikan.

Irfandi bersama timnya juga berusaha melakukan penguatan bagi orang tua dengan melakukan edukasi melalui kegiatan parenting.Melalui kegiatan ini diharapkan ada keselarasan antara orang tua dan anak.Sehingga usaha untuk mengurangi anak dari kecanduan gadget juga bisa didukung oleh orang tua di rumah nantinya.

Menginspirasi Perubahan di Luar Kampung

Kampung Lali Gadget bukan hanya tempat fisik, melainkan juga simbol perubahan yang dapat terjadi ketika kita kembali ke akar-akar budaya dan kehidupan yang sederhana.Banyak pengunjung yang pergi ke kampung ini dengan semangat baru dan tekad untuk mengubah gaya hidup mereka di dunia luar.

Bahkan saat pandemi covid 19 merajalela pun, KLG juga turut serta memberikan kontribusi melalui program Saling Sokong Gotong Royong.Ada Gotong royong sosial ekonomi dengan pemberdayaan warga terdampak ekonomi dalam pembuatan 6000 faceshield.Pemberian 50 paket sembako dan 20 paket biskuit, dan pembelian 900 botol bekas dari pemulung terdampak dan pemberdayaan warga untuk recycle botol.

Saling Sokong Gotong Royong berikutnya adalah Gotong Royong Kesehatan Sekitar.Berbagai kegiatan dilakukan mulai desinfeksi rumah-rumah warga di sekitar KLG, Pembagian 767 botol desinfektan secara gratis atau setara total 460 liter bagi warga Pagerngumbuk, edukasi bahaya Covid-19 dan pembagian 760 selebaran bagi warga dengan menggunakan pendekatan lokal yang dikemas dengan Bahasa Jawa.

Program lainnya adalah Peduli Medis.Dalam hal ini, KLG melakukan produksi faceshield dan mendistribusikannya secara ke seluruh Indonesia, serta program donasi masker N95.

Karena hal inilah “KAMPUNG LALI GADGET” Achmad Irfandi menerima penghargaan atau apresiasi SATU Indonesia Awards (Astra) pada 2021 lalu bersama dengan para penggerak inovasi di Indonesia lainnya.

Kesimpulan

Kampung Lali Gadget adalah suatu pengingat, bahwa meskipun teknologi membawa berbagai kemudahan, kita tidak boleh kehilangan koneksi dengan alam dan budaya kita sendiri.Melalui inisiatif luar biasa ini, kita dapat belajar untuk hidup dengan lebih sadar, menghargai hal-hal sederhana, dan membangun komunitas yang kuat.

Kampung Lali Gadget mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan yang lebih sederhana dan terhubung dengan alam adalah kunci kebahagiaan sejati.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website Kampung Lali Gadget jika kawan tertarik untuk mengikuti program ini https://iniklg.com/ atau akun Instagram resmi mereka di https://www.instagram.com/kampunglaligadget/?hl=id dan Youtube https://www.youtube.com/kampunglaligadget

Sekian, semoga kisah inspirasi singkat ini dapat menginspirasi kalian ya Kawan GNFI.

Terima kasih atas waktu kalian dan mohon maaf bila ada salah penulisan kata dan tafsiran, #salaminspirasi #goodnewsfromindonesia #kabarbaiksatuindonesia

*Refrensi

https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01350903/achmad-irfandi-pendiri-kampung-lali-gadget

https://www.deevacollection.com/2022/11/kampung-lali-gadget-bukti-kegigihan.html

https://www.kominfo.go.id/content/detail/13547/kecanduan-gawai-ancam-anak-anak/0/sorotan_media

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penggerak-konservasi-budaya-kampung-lali-gadget/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini