Kisah Wayang dalam Kotak Perhiasan Kartini: Dari Kakrasana hingga Srikandi

Kisah Wayang dalam Kotak Perhiasan Kartini: Dari Kakrasana hingga Srikandi
info gambar utama

Di ruangan utama Museum R.A. Kartini Rembang, tersimpan sebuah kotak kayu yang menjadi bagian dari koleksi peninggalan sang putri Jepara. Kotak dengan ukiran bermotif sulur tumbuhan dan wayang pada setiap sisinya tersebut diberikan penjelasan sebagai 'kotak jahitan/kotak barang berharga' yang dahulu digunakan untuk menyimpan kain atau benda penting.

Namun lebih dari penjelasan singkat tersebut, belakangan diketahui jika kotak itu adalah sebuah hadiah yang dirancang sendiri oleh Kartini. Dalam surat Kartini tahun 1902 untuk Rosa Manuel Abendanon-Mandri, Kartini memberikan kotak perhiasan sebagai hadiah pernikahan untuk menantu Rosa bernama Marie Fortuyn Dooglever yang inisialnya dalam aksara Jawa, ''Ma-Ri'' terukir pada permukaan tutup kotak. ''Saya mengerjakanya dengan cinta ...'' terang Kartini dan dalam suratnya pula ia menyebutkan jika kotak dilengkapi dengan keterangan berupa kisah-kisah singkat tokoh wayang yang menghiasinya. Belum diketahui mengapa kemudian hadiah pernikahan tersebut berakhir menjadi koleksi Kartini.

Wujud kotak yang dirancang Kartini. (Sumber: museumkartinirembang.id)
info gambar

Dalam desainya, Kartini mengaplikasikan dua tokoh wayang ksatria yang saling berhadapan di sisi luar tutup kotak yang diperkirakan sebagai tokoh Kakrasana dan Kangsadewa. Kedua tokoh tersebut sama-sama lahir sebagai keluarga Kerajaan Mandura namun takdir membawa mereka ke arah yang berbeda. Kakrasana adalah putra Raja Basudewa dari Mandura dan saudara dari Narayana atau juga dikenal sebagai Kresna. Penampilanya serupa dengan saudaranya kecuali pada kulitnya yang berwarna putih sementara Kresna berkulit hitam. Ia memiliki sifat gampang marah meskipun kemarahanya gampang reda.

Kakrasana kemudian meneruskan takhta Mandura dengan gelar Baladewa. Ia mempunyai senjata pemberian dewa bernama Nanggala yang digunakan sebagai nama Kapal Republik Indonesia (KRI) Nanggala (402). Tidak seperti tokoh kstaria pewayangan lainya, Baladewa tidak ikut serta dalam Perang Bharatayudha yaitu perang akhir antara Pandawa, tokoh sentral kisah Mahabharata, dengan sepupu mereka Kurawa dalam memeprebutkan takhta Hastina. Hal tersebut terjadi karena Kresna memintanya untuk bersemedi di air terjun Grojogan Sewu yang suara deras airnya menyamarkan keriuhan perang sehingga Baladewa tidak mengetahui jika perang sedang terjadi. Jika Baladewa ikut serta, ia akan berpihak ke Kurawa sehingga Kresna yang mendukung Pandawa harus berhadapan dengannya.

Sementara Kangsadewa atau Kangsa lahir dari rahim Dewi Maerah yang merupakan salah satu istri Prabu Basudewa. Namun ayah Kangsa bukanlah Basudewa melainkan raja raksasa bernama Gorawangsa yang mengelabui Maerah dengan berubah bentuk menjadi Basudewa agar dapat berhubungan denganya.

Dianggap telah ternoda, Maerah pun diasingkan ke hutan hingga melahirkan Kangsa dalam pengasingan dan meninggal setelahnya. Saat dewasa, Kangsa menuntut hak takhta dan hendak melakukan kudeta di Mandura. Namun usahnya gagal dan ia tewas di tangan 'saudaranya', Baladewa.

Sosok Kangsa yang menutut takhta Mandura. (Sumber: instagram @pelitadihatiku)
info gambar

Sementara pada sisi dalam tutup kotak terdapat dua tokoh wanita bernama Sembadra dan Srikandi yang keduanya adalah istri dari Arjuna, anggota Pandawa bersaudara yang terkenal akan ketampananya sehingga memiliki banyak pasangan. Sembadra atau Subadra atau Dewi Wara Subadra adalah putri dari Mandura, saudara seayah dengan Baladewa dan Kresna. Kecantikanya memikat hati Arjuna meskipun saat lahir Sembadra tidak menarik sehingga dijuluki sebagai 'dewi lara ireng'. Sembadra menjadi istri kesayangan Arjuna dan melahirkan putra bernama Abimanyu.

Alkisah Buriswara, seorang pangeran Kerajaan Mandaraka yang berwujud setengah raksasa, mengincar Sembadra hingga menyusup ke taman keputren (wilayah istana untuk putri kerajaan). Ia memaksa Sembadra mengikuti nafsunya dan mengancamnya dengan hunusan keris.

Tidak disangka, Sembadra malah menusukkan dirinya ke keris Buriswara hingga tewas sebagai bentuk kesetiaanya pada Arjuna. Beruntungnya Sembadra memperoleh air kehidupan sehingga ia hidup kembali. Sebagai sosok yang dikagumi, Arjuna dan Sembadra digambar pada kelapa gading (cengkir gading) untuk mitoni atau upacara tujuh bulanan dalam adat Jawa dengan harapan agar anak yang tengah dikandung kelak memiliki sifat rupawan keduanya.

Sosok Arjuna-Sembadra digunakan dalam kelapa yang digunakan pada upacara tujuh bulanan Jawa. (Sumber: instagram @augustus_luxius)
info gambar

Berbeda sifat dengan Sembadra, Srikandi yang merupakan putri Kerajaan Drupada memiliki sifat maskulin dan mahir dalam memanah. Srikandi berperan penting dalam Perang Bharatayuda karena hanya dirinya yang dapat mengalahkan Bisma dari pihak Kurawa. Alasanya, Bisma menolak untuk melawan perempuan sehingga ia takluk oleh Srikandi. Sayangnya Srikandi yang tak diceritakan memiliki momongan ini tewas di tangan Aswatama, pihak musuh yang menyelinap masuk ke perkemahan perang Pandawa pada satu malam yang berdarah.

Srikandi dalam pewayangan Jawa cukup berbeda dengan kisah aslinya dari India yang meriwayatkan dirinya sebagai tokoh transgender. Ia terlahir sebagai perempuan lalu berubah menjadi laki-laki setelah melakukan tapa brata dan tidak dikisahkan menjalin asmara dengan Arjuna. Rupanya pujangga wayang dari Jawa melakukan penyesuaian dengan nilai-nilai lokal yang berbeda dengan di India dimana konsep perubahan gender bukan hal yang tabu karena dewa-dewi digambarkan memiliki identitas gender yang cair.

Kartini, Pahlawan dalam Industri Kreatif

Kotak tersebut menjadi salah satu bukti peran Kartini dalam mengangkat industri kreatif daerahnya yaitu seni ukir Jepara yang saat itu belum dikenal. Kartini bersama adik-adiknya, Kardinah dan Rukmini, membina para pengukir dan membuat motif. Salah satunya adalah mendorong penggunaan motif wayang dalam ukiran yang dahulu tabu digunakan diluar fungsinya sebagai seni pertunjukan, salah satunya dalam kotak yang ia buat.

Kartini kemudian mempromosikan kerajinan ukir ke relasi-relasi Belanda yang tinggal di negeri kincir angin. Ia memiliki koneksi penting untuk membantu upayanya seperti Rosa dan suaminya, Jacques Henrij Abendanon, yang merupakan pendiri perkumpulan kerajinan Hindia Belanda bernama Vereeniging Oost en West. Sepeninggal Kartini, Jacques yang juga seorang Direktur Pendidikan, Agama, dan Industri Hindia belanda kemudian membukukan surat-surat Kartini menjadi buku legendaris Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Siapa sangka sebuah kotak dapat menyimpan segudang cerita, ya Kawan GNFI!

Referensi

  • Purwadi. (2007). Mengenal Tokoh Wayang Purwa dan Keteranganya. CV Cendrawasih.
  • Sucipta, M. (2010). Ensiklopedia Tokoh-tokoh Wayang dan Silsilahnya. Penerbit Narasi.
  • Tempo. (2013, April). Gelap-terang hidup kartini. Tempo, 58–70.
  • Thamrin, M. Y. (2018, April). Teka-teki kotak kartini, Surat dari dunia yang hilang. National Geographic, 14(4), 11–13.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini