Narman, Kisah di Balik Bangkitnya Sang Pelopor Kala Pandemi

Narman, Kisah di Balik Bangkitnya Sang Pelopor Kala Pandemi
info gambar utama

Suara katak yang saling bersahutan menemani Narman yang duduk di saung malam ini. Dengan segelas air putih ditangannya, Narman termenung memikirkan nasibnya kini. Sudah hampir dua tahun pandemi covid-19 melanda Indonesia dan kini program yang digagasnya seperti mati. Pandemi covid-19 tidak hanya membatasi kegiatan setiap orang, tetapi juga mengekang program bisnis Masyaraat Baduy Luar. Teguran yang pernah disampakan oleh Kepala Adat kembali mengusik kepalanya.

"Program yang kamu buat itu memang bagus, tapi hal itu melanggar aturan adat. Kamu menggunakan handphone itu termasuk menggunakan teknologi," ucap Kepala Adat beberapa waktu yang lalu.

Ia mulai mempertanyakan keputusan yang diambilnya saat itu. Berbagai cara telah ia lakukan untuk membangkitkan usahanya di masa pandemi ini. Sudah ada tujuh acara pameran yang ia ikuti. Bahkan dua minggu lalu ia baru saja kembali dari pameran kain di Depok, tetapi sepertinya tidak ada angin positif yang datang juga. Ia mulai bertanya-tanya, apakah bisnisnya yang hampir mati ini adalah karmanya karena tidak mematuhi peraturan Adat Baduy Luar? Apakah ia harus terus melanjutnya bisnis yang sudah hampir mati ini? Ataukah sudah saatnya ia berhenti memperjuangkan semua ini dan mulai patuh terhdap peraturan Adat Baduy Luar?

Narman sebenarnya tahu bahwa menggunakan teknologi dalam kehidupan masyarakat Baduy Luar itu dilarang. Peraturan adat melarang penggunaan teknologi apapun termasuk handphone. Namun, tujuannya menggunakan barang itu bukanlah untuk bergaya atau pamer di media sosial. Ia hanya ingin memberdayakan ekonomi masyarakat Baduy Luar agar bisa lebih maju. Ia ingin ekonomi masyarakat Baduy Luar tidak hanya bergerak dengan mengandalkan para wisatawan yang datang.

Teringat jelas dikepalanya perjuangan untuk bisa membangun akun di e-commerce. Handphone yang dimiliki beberapa hari lalu ia gunakan untuk mencari tahu cara-cara dalam membuat akun di platform Lazada dan Tokopedia. Ia bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Namun, ia masih bisa untuk sekadar membaca dan menghitung. Gawai yang ada ditangannya mulai ia gunakan untuk mencari tahu berbagai informasi terkait dua platform e-commerce tersebut. Butuh waktu lama baginya untuk bisa memahani setiap langkah yang tersedia di Google. Namun, ia tak pernah menyerah karena rasa ingin tahunya yang tinggi dan tekatnya untuk memajukan keadaan ekonomi Baduy Luar.

"Kang Narman, ada apa kok ngelamun aja, dari tadi?" ujar Kang Asep yang baru saja lewat.
"Nggak ada apa-apa kok, Kang," ujarnya bohong. "Dari mana, Kang kok dari atas?"tanyanya penasaran.
"Oh iya Kang, ini saya barusan dari rumahnya Neng Ana. Niatnya cuma mau tanya benang buat nenun, eh malah hujan tadi, jadi curhat-curhat sama Neng Ana, Kang," jawabnya. "Oh iya, Kang barusan Neng Ana tanya, katanya kok Kang Narman jarang ambil kain dari dia. Katanya kalo kainnya nggak diambil Kang Narman, Neng Ana nggak ada pemasukan, Kang," tambahnya.
"Hehe iya Kang, pandemi kaya gini buat susah Kang mau jual kain tenun," jawabnya dengan terkekeh.
"Kang, padahal sejak kain-kain tenun kita diambil sama Kang Narman kita jadi punya uang lebih lo, Kang. Kita jadi semangat buat nenun karena hasil tangan kita banyak yang terjual. Eh sekarang malah kaya gini ya, Kang. "
"Hehe iya, Kang"
"Saya siap lo, Kang kalo butuh tenaga buat bantu-bantu biar jualan kita di Lazada sama Tokopedia lancar."
"Haha, iya Kang, siap nanti saya kabarin ya,"ucapnya dengan bersemangat.

Semangat Narman kembali menggelora setelah mendengar penuturan Kang Asep. Ternyata ada banyak orang yang terbantu dengan programnya bahkan mereka ingin produknya kembali bisa terjual secara luas. Ia mulai memikirkan ide untuk kembali menaikkan usahanya di Lazada dan Tokopedia. Namun, ia teringat bahwa kain tenun ini bukanlah komoditas penting seperti sembako yang saat ini banyak dibutuhkan. Di masa pandemi seperti ini, orang lebih memprioritaskan kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan sekunder seperti kain tenun. Ia kembali memutar otak bagaimana harus meningkatkan penjualannya.

Melihat pada ekosistem social media saat ini, ia sebenarnya tahu bahwa ia harus membuat konten yang bisa viral. Namun, saat ini kebanyakan konten yang viral adalah konten yang menampilkan objek visual yang bagus dan tak jarang ditambahi dengan joget-joget yang memperlihatkan liuk tubuh. Ia tak mungkin membuat konten yang menjual kecantikan gadis-gadis Baduy Luar. Di tambah ia harus meminta mereka untuk membuat tari-tarian dengan musik yang memekakkan telinga. Hal itu tentunya sangat melanggar peraturan Adat Baduy Luar.

Termenung kembali Narman di kesunyian malam yang semakin dingin. Air yang ada digelas telah habis ia tenggak sejak satu jam yang lalu. Tiba-tiba ia teringat kartu nama yang diberikan oleh seorang berkemeja saat ia mengikuti pameran kain di Depok. Masuklah ia ke dalam rumah dan mulai mencari kartu nama tersebut. Terdapat nomor WA yang tertera dalam kartu tersebut. Ia bertekat untuk menghubungi sang pemberi kartu esok hari.

Bergegas ia ke dipan yang biasa idigunakannya untuk tidur. Ia coba untuk memjamkan mata, tetapi nihil juga hasilnya. Terlalu banyak hal yang bersileweran di kepalanya. Terdapat banyak ide yang ingin ia sampaikan kepada sang pemberi kartu nama. Teringat dengan omongan beberapa wisatawan yang pernah singgah dan bicara dengannnya. Para wisatawan tersebut menuturkan bahwa mereka sampai ke Baduy karena sebuah agen travel.

Ia mulai terpikir untuk menciptakan travel trip sendiri untuk daerah Baduy Luar. ia akan memberdayakan masyarakat Baduy Luar untuk menjadi porter dan tour guide. Selain itu, ia juga akan mulai berkoordinasi dengan masyarakat yang lain agar memberikan izin meyewa rumah mereka sebagai penginapan. Karena tak jarang ada beberapa wisatawan yang ingin merasakan hidup di Badui Luar. Masih terdapat banyak ide yang ada dikepalanya ,entah sampai kapan semua ide-ide tersebut akan selesai bermunculan. Ia bahkan tak tahu kapan ia mulai terlelap. Yang pasti, ia tak lupa untuk terus memikirkan ide untuk memajukan ekonomi Baduy Luar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

UA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini