Pesona Kuliner Banjarnegara

Pesona Kuliner Banjarnegara
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Di seberang Masjid Agung alun-alun, terdapat seorang Ibu tua menjual Tempe Mendoan yang hanya berjualan dari selepas subuh sampai jam 6 pagi. Hampir setiap hari, saya selalu mampir setelah sholat subuh di Masjid Agung Banjarnegara.

Ternyata saya tidak sendirian, banyak orang setelah sholat subuh juga datang membeli. Sebagian besar orang membeli dalam jumlah yang banyak. Hanya ada 2 macam gorengan yang dijual, Tempe Mendoan dan tahu goreng.

Saya biasanya membeli 10 tempe dan 10 tahu untuk di bawa pulang ke rumah. Jumlah yang cukup banyak ketika dibaca, tetapi jumlah yang sedikit ketika dinikmati. Terlebih banyak orang (keluarga besar) berkumpul di rumah.

Tempe Mendoan memiliki rasa yang gurih, tempenya empuk dan lembut dengan balutan tepung yang sedikit crunchy. Tambah nikmat jika dimakan Bersama cabe rawit atau sambal kecap.

Melansir dari Kompas.com, nama Mendoan berasal dari teknik memasaknya. Dalam Bahasa Jawa Banyumas, mendo memiliki arti setengah matang. Tempe Mendoan sengaja digoreng setengah matang karena dulunya dibuat sebagai olahan cepat saji.

Tempe Mendoan memiliki filosofi bahwa orang Banyumas memiliki sifat yang fleksibel. Di satu sisi bisa “lemas” menyesuaikan diri, di satu sisi bisa “kaku” seperti keripik yang bisa diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama.

Banjarnegara “dianugrahi” keindahan alam bernama Sungai Serayu. Sungai yang membentang sepanjang 181 kilometer ini melintas di Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas. Cobalah untuk melakukan arung Jeram di Sungai Serayu kemudian makan siang dengan Soto Krandegan.

Dikutip dari solopos.com, Soto Krandegan adalah makanan khas Banjarnegara yang terlihat seperti opor ayam. Hanya saja, soto ini dilengkapi tauge dan irisan daging sapi yang ada dibagian iga dan organ dalam. Tekstur daging pada bagian tersebut sangat lembut. Menurut Sonora.id, biasanya Soto Krandegan dimakan dengan ketupat.

Ketupat lalu disiram dengan kuah soto yang sudah dicampur daging, lalu ditambah tauge muda, irisan bawang, dan bawang goreng. Soto Krandegan memiliki rasa yang nikmat. Kuahnya kental gurih manis, dagingnya juicy dan lembut.

Setelah kenyang dengan Soto Krandegan, pergilah menuju Dawet Ayu Banjarnegara. Dawet Ayu Banjarnegara mirip seperti minuman cendol. Bedanya Dawet Ayu terbuat dari bahan dasar tepung beras dan sagu aren.

Ditambah santan dan daun pandan serta gula yang digunakan pada Dawet Ayu bukannlah gula merah melainkan gula aren. Gula aren inilah yang memberikan rasa manis alami dan aroma khas. Dawet Ayu biasa disajikan dengan es parut. Sensasi dingin segar dan manis alami akan kita rasakan saat menikmati Dawet Ayu Banjarnegara. Bahkan saat dinikmati tanpa es (tidak dingin), Dawet Ayu tetap memiliki cita rasa yang tinggi.

Untuk kuliner malam, Banjarnegara meiliki kuliner khas bernama Mie Ongklok. Di dekat terminal lama Banjarnegara, ada penjual Mie Ongklok yang hanya berjualan dari jam 7 malam sampai jam 9 malam saja.

Bahkan di jam 8 dagangan mereka sudal terjual habis. Menurut goodnewsfromindonesia.id, awal mula mie ini diberi nama mie ongklok karena kata ongklok sendiri digunakan untuk menyebutkan peniris yang terbuat dari anyaman bambu yang digunakan untuk merebus mie, kol serta kucai. Proses perebusan yang dilakukan, yaitu dengan cara dicelup-celup dalam air panas ini disebut di ongklok.

Sehingga masyarakat sekitar kemudian menyebutnya dengan sebutan Mie Ongklok. Rasa Mie Ongklok ini begitu nikmat. Tekstur Mienya kenyal dan lembut, kuahnya kental gurih dan dominan manis. Menikmati Mie Ongklok akan tambah nikmat jika dimakan dengan sate sapi.

Pilihan untuk berwisata ke Banjarnegara adalah sebuah pilihan yang harus dicoba. Keramahan dan kehangatan warganya akan menyambutmu ketika sampai di sana. Selain alamnya yang indah karena dikelilingi perbukitan, makanan-makanan yang ada di Banjarnegara juga memanjakan lidah.

Ditambah harga kuliner di Banjarnergara masih sangat masuk akal (murah). Hal ini tentu akan menjadi pengalaman empiris yang menarik bagi siapa saja yang datang mengunjungi Banjarnegara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini