Ai Nurhidayat: Meningkatkan Toleransi dengan Mendirikan Kelas Multikultural

Ai Nurhidayat: Meningkatkan Toleransi dengan Mendirikan Kelas Multikultural
info gambar utama

Toleransi merupakan hal yang sangat amat penting untuk menjaga kerukunan masyarakat yang beragam akan bahasa, budaya, dan suku.

Namun, realitanya, tingkat toleransi di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa hal tersebut masih perlu ditingkatkan.

Daerah asal Ai Nurhidayat, yaitu Pangandaran, Jawa Barat, merupakan salah satu daerah yang menghadapi permasalahan tersebut.

Hal itu disebabkan oleh sikap etnosentris masyarakat yang kurang mengetahui budaya di luar daerah mereka.

Mengetahui hal tersebut, Ai Nurhidayat, atau yang biasa dipanggil Kang Ai, pun akhirnya termotivasi untuk membentuk Kelas Multikultural pada tahun 2019 di sekolah yang ia dirikan, yaitu SMK Bakti Karya Parigi.

Ia berharap kelas ini dapat menjadi jembatan dalam mengatasi kurangnya toleransi di Pangandaran maupun di daerah lain yang ada di Indonesia.

Selain itu, ia juga berharap kelas ini dapat merubah pandangan masyarakat terhadap keberagaman bahasa, budaya, dan suku yang ada di Indonesia.

Namun, tentunya tidak mudah untuk melaksanakan program Kelas Multikultural, karena publik berpersepsi buruk tentang hal ini.

Saat diwawancarai oleh BNPT TV pada 4 April 2022, Ai Nurhidayat menyatakan “Tantangan yang paling menyulitkan adalah persepsi publik, ya, bahwa sekolah ini dianggap melakukan atau menjalankan misi-misi keagamaan tertentu.”

Tetapi, seiring berjalannya waktu, masyarakat sekitar pun akhirnya menerima program tersebut dengan merelakan rumah-rumah mereka ditempati oleh siswa-siswi karena sekolah ini menerapkan sistem asrama.

Siswa-siswi di SMK Bakti Karya Parigi mengenakan baju adat dari daerah asal masing-masing.
info gambar

Kelas Multikultural dibentuk dengan mengusung 5 konsep dasar, yaitu terhubung, dinamis, eksplorasi budaya, toleransi dan perdamaian.

Pertama, “terhubung”, mengacu pada upaya menghubungkan siswa-siswi dari berbagai daerah untuk mengenal dan mengapresiasi perbedaan masing-masing hingga terjalin kebersamaan yang rukun.

Konsep kedua, “dinamis”, merujuk pada interaksi siswa-siswi yang dinamis dalam mempelajari budaya masing-masing.

Selanjutnya, “eksplorasi budaya”, di mana siswa dapat memahami lebih banyak tentang budaya Indonesia dengan berperan sebagai duta budayanya sendiri di antara siswa-siswi lain yang berlatar belakang budaya beragam.

Berikutnya, konsep “toleransi”, bertujuan untuk membuka pemikiran siswa-siswi terhadap budaya lain, juga beradaptasi dan berempati terhadap orang-orang yang berbeda identitas dengannya.

Terakhir, “perdamaian”, siswa-siswi saling melindungi diri dan martabat dari suasana yang beragam agar kedamaian tetap terjaga.

Dari penjelasan 5 konsep dasar Kelas Multikultural di atas, Ai Nurhidayat jelas sangat berkeinginan untuk menghadirkan keberagaman di dalam program tersebut.

Maka dari itu, lulusan S1 Komunikasi Universitas Paramedina ini, mengajak siswa-siswi dari berbagai daerah untuk bergabung di sekolah SMK Bakti Karya Parigi dengan memberikan beasiswa penuh kepada mereka.

Dilansir dari sbk.sch.id, pada tahun 2023 ini, terdapat 20 siswa yang berasal dari berbagai provinsi. Di antara mereka, terdapat 4 siswa dari Sulawesi Selatan, 3 siswa dari Jawa Barat, 2 siswa dari Papua Tengah, dan siswa-siswi lainnya yang berasal dari provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Kemudian, dikutip dari satu-indonesia.com, program Kelas Multikultural berhasil meluluskan 35 siswa dari 6 provinsi pada tahun 2019.

Untuk menjalankan program Kelas Multikultural, tentu dibutuhkan tim pengajar yang kompeten dalam mendidik siswa-siswi.

Sebagaimana dinyatakan di satu-indonesia.com, 250 relawan dan kakak asuh yang berdedikasi tinggi telah berhasil didapatkan dalam program ini untuk membantu siswa-siswi menerapkan nilai-nilai multikultural.

Ai Nurhidayat berharap semoga program Kelas Multikultural juga dapat dilakukan di daerah lain, sehingga masyarakat di Indonesia dapat meningkatkan toleransi dan apresiasi terhadap keberagaman bahasa, budaya, dan suku yang kita miliki.

Berkat keberhasilannya dalam menjalani program Kelas Multikultural, Ai Nurhidayat menerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi
- https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penjaga-toleransi-multikultural/

- https://www.sbk.sch.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini