Kesenian Ondel-Ondel Budaya Betawi Penanda Kota Jakarta

Kesenian Ondel-Ondel Budaya Betawi Penanda Kota Jakarta
info gambar utama

Hai kawan GNFI, sudah kenalkah kawan dengan kesenian ondel-ondel? seperti apa sejarah, bentuk, dan tujuan diciptakannya ondel-ondel? mari kita simak pembahasannya bersama.

Ondel-ondel merupakan salah satu kesenian khas dari Betawi dan termasuk sebagai teater tanpa tutur. maksudnya, hanya dimainkan tanpa berbicara dan sebatas menggerakkan tubuh dengan diiringi musik dan lagu. Ondel-ondel sendiri merupakan warisan budaya takbenda yang telah disahkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bagi masyarakat Jakarta ondel-ondel sudah tidak asing lagi bahkan menjadi ikon kota Jakarta. kawan tidak hanya dapat melihat ondel-ondel dalam acara khitanan, perayaan hari besar, ulang tahun Jakarta, perayaan 17 Agustus, atau gedung, namun juga dapat ditemukan di jalan-jalan dan acara festival.

Sejarah Ondel-Ondel

Ondel-ondel dulunya dikenal sebagai barongan. Mengenai siapa dan kapan diciptakannya ondel-ondel tidak ada yang tahu. Namun melansir dari laman detik.com, secara historis ondel-ondel sudah ada sebelum 1600 Masehi.

Penjelasan ini ditulis oleh pedagang asal Inggris bernama W. Scot dalam catatan buku perjalanannya. Dalam catatannya W. Scot menulis bahwa ia melihat ada kebudayaan yang unik dalam bentuk boneka raksasa yang dipertunjukan oleh masyarakat Sunda Kelapa dalam upacara adat meski nama kebudayaannya tidak disebut. Dan dari sana diyakini bahwa itu merupakan ondel-ondel.

Bagi para orang tua Betawi ondel-ondel sudah ada sejak zaman nenek moyang karena orang zaman dahulu menganggap ondel-ondel sebagai dewa dan penolak bala. Dan ada yang mengatakan sebagai penjaga kampung.

Bentuk Ondel-Ondel

Ondel-ondel dibuat dalam bentuk berpasangan yakni laki-laki dan perempuan dengan bahan dasar bambu dan tinggi sekitar 2,5 meter dan digerakkan oleh seseorang yang berada di dalam ondel-ondel. Untuk ondel-ondel laki-laki wajahnya berwarna merah dengan kumis yang hitam melintang serta taring.

Dan untuk perempuan wajahnya berwarna putih. Keduanya dibuat dengan mata yang besar. Namun saat ini sudah banyak seniman atau pembuat ondel-ondel membuat ondel-ondel dengan ukuran lebih kecil yang banyak dikenal sebagai anak ondel-ondel.

Ondel-ondel | foto:https://www.instagram.com/komunitas_ondelondel_jakarta
info gambar

Tujuan dan Fungsi Dibuat Ondel-Ondel

Pada mulanya ondel-ondel dibuat sebagai penolak bala oleh masyarakat dahulu atau menolak bencana dan meminta perlindungan dari segala bahaya. Melansir dari laman Indonesiakaya.com, karena sebagai penolak bala pembuatan ondel-ondel biasanya melalui proses tertentu.

Para pengrajin menyediakan aneka sesaji agar pembuatan ondel-ondel berjalan lancar dan roh yang bersemayam di boneka adalah roh baik. Seiring berjalannya waktu fungsi ondel-ondel berubah menjadi alat mencari nafkah oleh sebagian orang.

Dalam pertunjukannya ondel-ondel dimainkan oleh empat orang, dimana dua orang sebagai pemain cadangan untuk menggerakkan ondel-ondel. Begitu pun dengan pengiring musiknya yang dimainkan oleh tujuh orang dimana setiap orang memiliki alat musiknya masing-masing seperti, dua buah gendang untuk ondel-ondel laki-laki dan perempuan, kempul, gong, kenong, kecrek dan terompet atau tehyan.

Karena kepopulerannya ondel-ondel banyak diwujudkan ke dalam karya seni lain berupa: gantungan kunci, kaos bergambar ondel-ondel, miniatur ondel-ondel maupun boneka tangan ondel-ondel dan masih banyak lagi.

Meskipun saat ini zaman sudah modern nyatanya tidak membuat ondel-ondel hilang tergerus modernisasi. Masih banyak orang yang tetap menjaga kebudayaan khas betawi itu seperti sebagian orang yang menggunakan ondel-ondel sebagai alat mencari nafkah, walaupun tujuan dalam hal ekonomi tetapi itu juga berpengaruh dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan dan membuat masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu.

Sebagai penutup artikel mari kita melestarikan budaya kita karena segala budaya telah mengalami proses yang panjang melewati ruang dan waktu dari zaman ke zaman dan dari generasi ke generasi. Dan sebagai generasi bangsa adalah tugas dan kewajiban kita untuk melestarikan warisan budaya agar tetap terjaga hingga dimasa mendatang.

Seperti dikutip dari bola.com, Burung dara burung cenderawasih, Cari dulu di Papua, Cukup sekian terima kasih, Semoga bermanfaat untuk semua.

Referensi :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini