Misi dari Bandung: Perjalanan Sepatu Kulit Ceker Ayam dalam Menyelamatkan Dunia

Misi dari Bandung: Perjalanan Sepatu Kulit Ceker Ayam dalam Menyelamatkan Dunia
info gambar utama

Kawan GNFI, percaya gak sih, kalau kulit ceker ayam bisa jadi sepatu?

Siapa sangka di tangan Nurman Farieka Ramdhany, kulit ceker ayam bisa diubahnya jadi sepatu yang bernilai jual tinggi, dan tak kalah dengan sepatu brand internasional. Dari sepatu kulit ceker ayamnya tersebut, Nurman mempunyai misi untuk menyelematkan dunia. Penasaran dengan perjalanannya?

Nurman Farieka Ramdhany merupakan pemuda asal Bandung yang telah berinovasi dengan membuat sepatu kulit ceker ayam pertama di dunia. Ia pun berhasil menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2019 di bidang kewirausahaan.

Perjalanannya dimulai pada tahun 2015, berawal dari menemukan jurnal hasil riset ayahnya tentang penyamakan kulit ceker ayam hingga keresahannya dengan penggunaan kulit eksotis dari perburuan liar. Nurman memutuskan untuk mengembangkan riset tersebut menjadi sepasang sepatu melalui sebuah brand yang diberi nama Hirka. Setelah dua tahun melakukan riset pasar dan produk, di tahun 2017 Hirka resmi menapakan kaki di dunia persepatuan Indonesia sekaligus menjadi pelopor brand sepatu pertama di dunia yang menggunakan material kulit ceker ayam.

Menurut laporan yang dimuat dalam situs Mongabay.co.id, lebih dari 350.000 kulit ular sanca kembang dikirim ke Eropa sejak tahun 2005, dan permintaannya terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia menjadi salah satu negara importir besar dalam pemenuhan kebutuhan kulit ular untuk dunia, sedangkan ini tidak sebanding dengan populasi hewan reptil yang terus terancam karena deforestasi dan perburuan liar.

Menghadapi fakta bahwa populasi reptil yang kian hari kian mengkhawatirkan, melahirkan ide dan keberanian untuk memulai. Dari tekad untuk kebermanfaatan, Hirka tak mau tinggal diam dalam usaha menyelamatkan alam. Hirka memilih kulit ceker ayam yang selama ini dipandang hanya sebagai limbah dan bernilai ekonomi rendah, kemudian diolah menjadi material sepatu eksotis siap pakai yang punya nilai tinggi. Kulit ceker ayam diharapkan bisa menggantikan penggunaan kulit reptil yang terancam populasinya. Selain unik, Hirka juga secara tidak langsung ikut memberdayakan pengrajin sepatu dan mengurangi limbah kulit ceker ayam.

Banyak tantangan yang telah dihadapi, salah satunya persaingan yang ketat dan posibility material yang dipakai, tapi tidak menurunkan semangat Nurman untuk terus tumbuh dalam perjalanannya bersama Hirka.

Pemilihan material kulit ceker ayam bukanlah sebuah pilihan yang acak dan tak bertujuan. Melainkan, sebuah cara untuk berkontribusi dalam pelestarian. Dalam sepatu Hirka, ada misi menjaga keberlangsungan alam agar terus terjaga.

"Bukan hanya value sepatu tapi juga sebuah maha karya yang bernilai eksotis, eksklusif, mewah, dan lestari," ungkap Nurman sekaligus Founder dan Brand Owner Hirka dalam Talkshow Good Movement GNFI pada Senin (2/10/2023) lalu.

Sepasang sepatu Hirka adalah bukti yang jadi suara lantang bahwa kulit eksotis bisa didapat dari kulit ceker ayam yang melimpah tanpa harus mengancam populasi ular. Langkah kecil ini adalah usaha Hirka untuk mencintai dan melindungi lingkungan serta kehidupan di dalamnya.

Hirka berawal sebagai brand sepatu model formal, hingga kini terus berkembang menjadi brand yang mengutamakan ide dan inovasi yang unik di setiap produknya. Produksi dan penjualannya juga semakin meningkat. Pemasaran yang awalnya hanya dari mulut ke mulut, saat ini sudah tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Bahkan, sudah merambah ke dunia Internasional, yang diharapkan bisa bersaing dengan brand Internasional dan menarik perhatian global.

Kawan GNFI ingin ikut berkontribusi dalam menyelamatkan dunia? Yuk kunjungi Instagram @hirka.official untuk menemukan maha karya sepatu kulit ceker ayam yang menyelamatkan dunia. Sepasang sepatu Hirka, selamatkan dunia.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi: hirkaofficial.com | @hirka.official

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini