Menelusuri Jejak Sejarah di Kota Blitar, Kota Proklamator

Menelusuri Jejak Sejarah di Kota Blitar, Kota Proklamator
info gambar utama

Kota Blitar merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Blitar, secara geografis terletak pada ketinggian 156m dari permukaan air laut, dengan titik koordinat 112º14" - 112º28" Bujur Timur dan 8º2" - 8º8" Lintang Selatan. Kota Blitar memiliki luas sebesar 3.257,83 Ha (32,58 Km2).

Dalam catatan sejarah, wilayah Blitar pernah dikuasai oleh bangsa Tartar dari Asia Timur. Melihat ancaman ini, Kerajaan Majapahit, yang juga berkeinginan untuk menguasai wilayah tersebut, mengutus Nilasurwana untuk menghadang pasukan Tartar. Upaya tersebut sukses, sehingga pasukan Tartar terpaksa kembali ke daerah asal mereka. Sebagai penghargaan atas jasanya, Nilasurwana diberi gelar Adipati Aryo Blitar I. Ia kemudian menamai tanah yang berhasil dibebaskan tersebut sebagai "Balitar," yang memiliki arti kembalinya bangsa Tartar. Seiring berjalannya waktu, nama tersebut berkembang menjadi Blitar, dan inilah awal mula terbentuknya Kota Blitar seperti yang kita kenal saat ini.

Sebagaimana yang diketahui, Presiden pertama Republik Indonesia, atau biasa akrab dengan sebutan Bung Karno, terkenal sebagai salah satu tokoh proklamator. Sebutan untuk Sang Proklamator karena beliau pernah menjabat sebagai presiden pertama Indonesia. Bung Karno juga merupakan seorang tokoh ideologi dan pemikir besar yang dihormati oleh masyarakat Indonesia dan dunia.

Alasan utama mengapa Kota Blitar sering disebut sebagai "Kota Proklamator" karena di kota ini terdapat makam Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia, yaitu Ir. Soekarno. Makam tersebut terletak di Jalan Ir. Soekarno, Nomor 152, di Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.

Selain sebagai tempat pemakaman Sang Proklamator, Kota Blitar juga merupakan tempat penyimpanan sebagian kenangannya. Seperti Istana Gebang, di mana tempat tersebut merupakan tempat tinggal ibunda Bung Karno pada masa itu, yang menyimpan sejumlah barang-barang pribadi dan koleksi foto milik Sang Proklamator.

Ketika berbicara tentang Kota Blitar, penting untuk menggambarkan bagaimana semangat perjuangan yang tumbuh dan berkembang di sana, yang kemudian menjadi pendorong bagi seluruh proses kehidupan berkelompok, berbangsa, dan bernegara di kota tersebut.

Monumen PETA Blitar| Foto: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia
info gambar

Dilansir dari laman blitarkota.go.id, Kota Blitar juga memiliki makna sejarah penting bagi Bangsa Indonesia. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan, tempat ini menjadi saksi ketika panggilan untuk kemerdekaan Indonesia pertama kali terdengar, diikuti dengan pengibaran bendera Merah Putih, dan akhirnya, Pemberontakan PETA yang dipimpin oleh Sudanco Supriyadi. Masyarakat Kota Blitar dengan bangga menganggap diri mereka sebagai pewaris tradisi Aryo Blitar, penerus semangat Soeprijadi, dan juga sebagai pewaris Semangat Soekarno yang sangat nasionalis dan patriotik.

Pemerintah Kota Blitar sangat menyadari nilai-nilai ini, dan semangat tersebut dijaga dan digelorakan untuk dijadikan modal pembangunan masa depan. Tidak mengherankan bahwa akronim PATRIA dipilih sebagai semboyan. Kata PATRIA diambil dari kata PETA, yang mengacu pada legenda Soedanco Soeprijadi yang memimpin perlawanan satuan Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar saat masa penjajahan Jepang, serta kata-kata Tertib, Rapi, Indah, dan Aman. Selain itu, kata PATRIA dipilih karena mencerminkan makna "Cinta Tanah Air." Oleh karena itu, ketika orang menyebut kata PATRIA, itu akan menggambarkan mangat nasionalisme yang diperlihatkan oleh patriot-patriot bangsa di Kota Blitar melalui perjuangan mereka masing-masing.

Selain dikenal sebagai Kota Proklamator, Kota Blitar disebut sebagai Kota Patria, dan Kota Lahar. Dalam perkembangannya, kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi kota Blitar pada tanggal 1 April 1906. Kini, Kota Blitar menjadi daerah yang paling ramai dikunjungi rakyat Indonesia, terutama pada bulan Juni karena pada bulan itu terangkai berbagai momentum penting sejarah bangsa terutama yang terkait dengan Bung Karno, yaitu pada hari lahir Pancasila rakyat Blitar memperingati dengan upacara Grebeg Pancasila, hari lahir Bung Karno, dan hari wafatnya Bung Karno.

#LocalContributors

Sumber:
Kumparan
Blitarkota.go.id
Kemdikbud
IDN Times

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini