Melihat Permainan Anak-Anak Suku Dani di Papua yang Dekat dengan Alam

Melihat Permainan Anak-Anak Suku Dani di Papua yang Dekat dengan Alam
info gambar utama

Generasi Zero atau Gen Z telah terbiasa bermain game menggunakan ponsel atau komputer. Karena teknologi informasi mengalir deras, anak-anak yang tinggal di kota besar sampai pedesaan larut dalam permainan digital.

Beberapa Gen Z ini bahkan tidak lagi berinteraksi dengan manusia lainnya secara langsung saat bermain. Pasalnya mereka lebih memilih bermain di rumah sementara partner bermainnya ada di layar handphone.

Mantri Penuh Dedikasi: Kisah Marsellinus Wellip dan Pelayanan Kesehatan di Papua

Tetapi hal ini berbeda dengan para anak-anak Suku Dani di Lembah Baliem, Papua. Pasalnya anak-anak tersebut memiliki permainan tradisional yang sangat dekat dengan lingkungan dan alam.

“Anak-anak Suku Dani di Lembah Baliem asyik dengan kehidupan tradisional khas pegunungan Papua,” kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua yang dimuat dari Tempo.

Permainan alam

Hari menjelaskan sepulang sekolah, anak-anak ini akan bermain secara kelompok. Anak laki-laki berburu serangga seperti jangkrik, tonggeret atau belalang. Serangga-serangga itu mereka bakar kemudian dimakan bersama-sama.

“Sementara sepulang sekolah, anak perempuan Suku Dani umumnya membantu mama mereka di kebun atau merajut noken,” ucapnya.

Peningkatan Pendidikan Literasi sebagai Langkah Awal Membangun SDM Indonesia yang Unggul

Pria berusia 43 tahun ini menerangkan beberapa permainan tradisional yang dilakukan berkelompok oleh anak-anak Suku Dani di halaman sekolah atau lapangan kampung. Jenis permainan itu antara lain lempar sege (semacam tombak dan memanah).

“Bagi yang mampu melempar sege paling jauh, maka dia juara,” ucapnya.

Festival Lembah Baliem

Pria yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua ini menyebut beberapa permainan tradisional itu bisa disaksikan dalam Festival Budaya Lembah Baliem. Biasanya festival ini diselenggarakan pada bulan Agustus.

Pada Festival Budaya Lembah Baliem ini, ada pula permainan tradisional yang dilakukan oleh orang dewasa dan tentu saja berhadiah. Salah satu perlombaan menarik dari festival tersebut adalah karapan babi yang diikuti oleh kaum wanita.

Langkah Literasi di Tanah Mansinam

“Wisatawan boleh turut serta dalam permainan tersebut,” katanya.

Tetapi dijelaskan lagi oleh Hari, anak Suku Dani yang tinggal di Kota Wamena sudah tak lagi bermain permainan tradisional. Biasanya mereka akan bermain permainan yang cukup modern seperti sepak bola atau bola voli.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini