Menghadirkan Kembali Sosok Leluhur Melalui Ritual Ma'nene Khas Suku Toraja

Menghadirkan Kembali Sosok Leluhur Melalui Ritual Ma'nene Khas Suku Toraja
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Tradisi adat Ma’nene ini dilakukan guna membersihkan dan kemudian mengganti pakaian sekaligus mendandani fosil orang tua dan leluhur yang telah berusia puluhan dan bahkan ratusan tahun.

Fosil dibersihkan dan didandani selayaknya bagaimana saat ia hidup, hal ini dilakukan sebagai wujud kecintaan dan penghargaan keluarga yang masih berada di dunia terhadap orang tua dan leluhur yang telah meninggal.

Para kerabat dan keluarga akan berkumpul di tempat upacara adat dan kemudian fosil atau jenazah dikeluarkan dari makam atau Pa’tane makam khas suku Toraja, lalu dibawa ke tempat upacara. Suku Toraja memang dikenal sebagai suku yang sangat menjunjung tinggi dan menghormati para leluhur.

Upacara Ma’nene ini terdiri dari serangkaian upacara lainnya yang tidak kalah menarik mulai dari membuka Pa’tane dimana menurut adat membuka Pa’tane sendiri harus disertai dengan adanya sembelihan kurban baik itu bai (babi) dan atau tedong (kerbau). Setelah dibersihkan dan didandani pun, fosil dari para leluhur akan disajikan berbagai makanan dan minuman yang mereka sukai atau mereka makan sehari-hari selama mereka hidup.

Pelaksanaan ritual adat Ma’nene sendiri dilaksanakan tidak serentak, biasanya sesuai kesepakatan dari masing-masing daerah atau kepercayaan dari aliran adat tertentu. Namun, upacara ini umumnya dilaksanakan setelah musim panen.

Menurut kepercayaan masyarakat suku Toraja, upacara ini juga sekaligus bentuk rasa syukur kepada para leluhur karena telah diberikan hasil panen yang baik dan memuaskan.

Tradisi ini memang masih berjalan hingga saat ini, namun pelaksanaannya tidak sesering dulu. Jika dulu masyarakat suku Toraja bisa melakukan ritual ini setiap tahun atau setiap pasca musim panen, saat ini ritual ini umumnya dilakukan 3 tahun sekali.

Hal ini dikarenakan sudah banyak rumpun keluarga yang merantau keluar daerah Tana Toraja atau juga dikarenakan kendala biaya yang cukup besar dalam melangsungkan upacara adat ini.

Tradisi ini terus dilestarikan karena mengandung nilai luhur dan murni yang mencerminkan suku Toraja sendiri. Menurut Rismayanti dan Yosaphat (2020) dalam sebuah Jurnal Adat dan Budaya, menjelaskan bahwa terdapat 5 nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam ritual adat Ma’nene yakni:

1. Nilai Sosial

Timbulnya suatu rasa kebersamaan yang berdasar pada adanya suatu rasa senasib dan sepenanggungan akan kehidupan yang bersama-sama. Karena itu mereka saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.

Terjadinya interaksi sosial antar warga masyarakat, saat melaksanakan upacara adat dari awal hingga akhir inilah yang menjai implementasi dari nilai sosial yang ada.

2. Nilai Religius

Memperluas keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diimplementasikan melalui doa dan rasa syukur atas berkah hasil panen.

Dan juga merawat hubungan antara manusia dengan para leluhur nenek moyang yang dilakukan dengan penyembelihan hewan kurban dan berdoa bersama.

3. Nilai Budaya

Nilai budaya dalam adat Ma’nene merupakan nilai yang paling kental dan telah tergambar jelas dari awal. Tradisi adalah sebuah budaya, budaya sendiri merupakan karya manusia yang menjadi suatu adat istiadat.

Upacara Ma’nene ini termasuk hasil dari karya manusia yang bertransformasi menjadi kebiasaan dan diwariskan kepada generasi penerus,dan dijaga selalu eksistensinya.

4. Nilai Musyawarah

Nilai musyawarah dalam upacara adat Ma’nene tercermin dalam pra-pelaksanaan upacara Ma’ nene, pihak keluarga akan mendiskusikan terkait persetujuan sanak dan saudara mengenai pakaian serta seluruh perlengkapan saat Upacara Ma’ nene.

5. Nilai Tanggung Jawab

Upacara adat Ma’nene dapat dikatakan berhasil apabila seluruh keluarga dan kerabat dapat bekerjasama dan menunaikan seluruh tanggung jawab atau bagiannya masing-masing dalam upacara adat ini dengan baik dan maksimal.

Tanpa adanya kerjasama dan tanggung jawab maka setiap kegiatan dalam upacara ini akan berjalan kurang efektif dan tidak dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tanggung jawab sendiri ialah kesiap sediaan serta kemampuan untuk dapat menunaikan atau memenuhi apa yang menjadi kewajiban untuk dijalankan.

Tradisi adat Ma'nene ini adalah salah satu dari berbagai tradisi adat di suku Toraja. Ragam corak adat budaya ini lah yang mencerminkan bagaimana Indonesia besar karena budayanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini