Penggerak Kesadaran Masyarakat Sebelum Semua Terlambat

Penggerak Kesadaran Masyarakat Sebelum Semua Terlambat
info gambar utama

Kemajuan perkembangan teknologi terus memunculkan banyak inovasi. Inovasi-inovasi baru yang semakin canggih dan beragam membuat manusia melakukan pekerjaan hanya dengan mengayunkan jari jemarinya saja, salah satu teknologi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah handphone atau gadget.

Di zaman yang serba modern ini sepertinya tidak ada yang tidak tahu apa itu handphone dan apa saja kegunaanya. Siapa juga yang tidak suka jika berkomunikasi, belajar, berbelanja, bahkan mendapatkan penghasilan hanya melalui handphone dan koneksi internet, bahkan anak-anak pun sudah sangat akrab dengan benda berbentuk persegi panjang ini.

Namun tahukah kawan penggunaan handphone dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jiwa ?

Anak-anak yang seharusnya bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya menjadi tertutup dan hanya berdiam diri sambil memainkan jari tangan di atas layar handphonenya, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi hal yang tidak pernah lepas dari pandangan mata adalah layar handphone.

Apalagi ketika dunia terdampak virus Covid-19, seluruh kegiatan publik dibatasi dan hanya diperbolehkan melakukan kegiatan di rumah, salah satu yang terdampak adalah kegiatan belajar mengajar yang 100% menjadi daring (belajar secara online).

Komunikasi anak pun menjadi terganggu, tidak suka bercerita, kurang bersosialisasi, bahkan bisa mempengaruhi emosi dan karakter anak. Hal ini tentu membuat orang tua cemas.

Menurut Kominfo penggunaan gadget lebih dari 3 jam sehari dapat meningkatkan resiko kecanduan gadget, maka dari itu peran orang tua sangat penting untuk mencegah anak mengalami kecanduan gadget.

Salah satu cara untuk menekan pertumbuhan kasus kecanduan gadget di Indonesia adalah dengan mengalihkan perhatian dan fokus anak ke kegiatan lain yang lebih menarik, contohnya kegiatan yang membutuhkan keaktifan fisik. Hal inilah yang dilakukan oleh Achmad Irfandi, pemuda asal Sidoarjo, Jawa Timur.

Achmad Irfandi merupakan salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards (ASTRA) pada tahun 2021. Achmad membuat sebuah program yang diberi nama Kampung Lali Gadget (KLG) yang berfokus di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.

“Saya khawatir terhadap anak-anak yang mengalami kecanduan gadget, walaupun di kampung saya tidak terjadi hal demikian, saya membuat program ini tujuannya untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi kepada anak-anak di kampung saya dan ternyata hal tersebut cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget” kata Achmad Irfandi selaku pencetus program KLG.

Anak sedang bermain sepak bola bersama | Foto : Pexels/Kelly
info gambar

Program yang sudah ada sejak tahun 2018 ini berfokus pada kegiatan konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional. Selain mengangkat permainan tradisional, program ini juga mengajarkan tentang edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, dan edukasi satwa.

Program ini tentu tidak hanya dijalankan oleh Achmad Irfandi, Kampung Lali Gadget juga merekrut kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk. Pemberdayaan pun dilakukan tidak hanya di dalam desa saja tetapi juga di luar Desa Pagerngumbuk.

Achmad Irfandi berharap bahwa program ini tidak hanya berfokus pada edukasi untuk anak-anak saja, tetapi juga bisa berkembang menjadi desa wisata yang terbuka untuk siapapun yang ingin berwisata edukasi.

Menjadikan kecanduan gadget sebagai salah satu hal yang harus ditangani dan dicegah secara serius oleh seluruh lapisan masyarakat tentu menjadi harapan utama bagi tim Kampung Lali Gadget (KLG).

Seperti kata pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”, jika tidak ada kesadaran dari orang tua dan masyarakat kecanduan gadget tidak akan bisa teratasi. Maka dari itu diperlukan kerja sama dengan semua pihak agar kasus anak-anak kecanduan gadget tidak terus bertambah.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini