Dari Kesan Mistis Hingga Pesona Wisata Eksotis, Potret Terkini Alas Purwo Banyuwangi

Dari Kesan Mistis Hingga Pesona Wisata Eksotis, Potret Terkini Alas Purwo Banyuwangi
info gambar utama

Alas Purwo merupakan kawasan hutan konservasi yang kini ditetapkan menjadi Taman Nasional Alas Purwo (TN Alas Purwo). Berlokasi di ujung timur Pulau Jawa, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan masuk wilayah Pantai Selatan. Secara administratif, Alas Purwo masuk ke dalam Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo.

Banyak orang mengenal Alas Purwo selalu berkaitan dengan cerita mistis hingga disebut-sebut sebagai salah satu hutan terangker di Pulau Jawa. Meski menyimpan kesan mistis yang kuat, siapa sangka di dalamnya juga menyimpan pesona keindahan alam yang menakjubkan. Apa aja si keindahan alamnya? Daripada Kawan GNFI penasaran, yuk kita ulas bersama beberapa hal menarik dari Alas Purwo!

Sejarah Taman Nasional Alas Purwo

Dilansir dari situs Taman Nasional Alas Purwo, pada awalnya Alas Purwo dijadikan sebagai cagar alam yang kemudian tahun 1939 diubah menjadi Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan yang memiliki luas 62.000 Hektar. Tahun 2014, Alas Purwo ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan luas 44.03 Hektar. Sebagai taman nasional, maka kawasan hutan dibagi menjadi beberapa zona, meliputi zona inti, zona rimba, zona rehabilitasi, zona tradisional, zona pemanfaatan, zona khusus, serta zona religi, sejarah, dan budaya.

Beberapa sumber menyebutkan, Alas Purwo menjadi hutan tertua di Pulau Jawa. Masyarakat setempat meyakini bahwa Alas Purwo memiliki nilai sejarah yang tinggi sebab menjadi tanah kelahiran Sang Hyang Widhi atau dalam agama Hindu disebut sebagai Dewa Pencipta. Dalam bahasa Jawa, Alas Purwo artinya “hutan pertama atau permulaan.” Penamaannya sendiri bermula dari legenda yang mengisahkan awal mulai terciptanya Pulau Jawa.

Mitos dan Cerita Mistis Alas Purwo

Kesan mistis sebagai hutan paling angker muncul dari mitos yang mengatakan Alas Purwo ini terkenal sebagai lokasi kerajaan gaib terbesar dan kuat. Maka dari itu, seorang ahli spiritual dari Banyuwangi bernama Ki Joko Gondrong berpesan agar pengunjung untuk selalu berhati-hati jika memasuki kawasan Alas Purwo, sebab di dalamnya ada tempat yang pertama dihuni manusia yaitu Situs Kawitan.

“Situs Kawitan seperti halnya pos penjagaan alam gaib. Kalau memiliki niatan buruk ke Alas Purwo, nanti akan berimbas dengan kejadian buruk. Sebaliknya, jika niatan baik, maka tidak akan ada apa-apa,” kata Ki Joko Gondrong yang dikutip dari detikTravel.

Ia juga menambahkan tentang Alas Purwo yang menjadi hunian bagi makhluk halus seperti genderuwo, demit (setan), dan jin pengikut Nyi Roro Kidul.

“Kebanyakan makhluk halus yang mendiami Alas Purwo adalah pengikut Nyi Roro Kidul. Karena letaknya strategis di paling ujung, sehingga angkernya hutan itu menjadi sarang dedemit dan jin menjadi pengikut ratu pantai selatan.”

Alas Purwo memang memiliki banyak goa, salah satu diantaranya dipercaya dijaga oleh dua jin besar. Goa-goa yang ada pun dipercaya memiliki kekuatan magis hingga dijadikan tempat melakukan ritual pesugihan, mencari wangsit, ilmu hitam, dan lain sebagainya. Bahkan konon katanya, raja-raja di Jawa melakukan pertemuan di goa-goa tersebut untuk bertukar pikiran. Ir. Soekarno menjadi salah satu pemimpin yang dipercaya pernah melakukan semedi di goa Alas Purwo untuk bertemu dengan kerajaan Nyi Roro Kidul.

Pesona Wisata Alas Purwo

Terlepas dari kesan dan cerita mistis, keindahan alam Alas Purwo tetap akan memanjakan mata setiap wisatawan yang datang. Kawan GNFI akan menemukan berbagai jenis wisata alam, seperti sejuknya hutan rimbun, flora dan fauna, goa, air terjun, dan tidak ketinggalan pantainya yang sungguh eksotis. Mengingat kembali bahwa Alas Purwo menjadi kawasan konservasi, tidak heran sumber daya alam hingga ekosistemnya sangat lengkap dan tergolong utuh di Pulau Jawa. Ada sekitar 700 jenis flora, 320 jenis burung, 50 jenis mamalia, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil. Berikut referensi 3 wisata alam paling populer dari Alas Purwo yang dapat Kawan GNFI kunjungi.

1. Savana Sadengan

Savana Sadengan | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Savana Sadengan menjadi padang gembala buatan seluas 80 hektar. Menyuguhkan pemandangan ala padang savana di Afrika yang dihuni oleh beberapa fauna liar, seperti banteng, rusa, kijang, hingga macan tutul dan burung-burung liar seperti merak, elang jawa, ayam hutan merah. Waktu yang baik untuk melihat kumpulan banteng atau rusa merumput adalah saat pagi atau menjelang sore, sekitar pukul 06.00 WIB – 09.00 WIB atau pada pukul 15.30 – 17.00 WIB. Lokasi padang savana ini kurang lebih 2 Kilometer dari pintu masuk TN Alas Purwo.

2. Pantai Pancur

Pantai Pancur | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Setelah dari Savana Sadengan, Kawan GNFI dapat melanjutkan perjalanan sekitar 3 Kilometer untuk sampai ke Pantai Pancur. Kawan akan menemui aliran sungai kecil yang bermuara seperti pancuran, kemudian membentuk aliran air di pasir dan bertemu langsung dengan air laut. Itulah yang menjadikan pantai ini dinamakan Pantai Pancur. Pantainya yang landai dengan deburan ombak ringan dan hamparan pasir putih yang luas cocok dijadikan tempat berkemah.

3. Pantai Plengkung

Pantai Pancur | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Pantai Plengkung menjadi destinasi selanjutnya sebagai pantai paling populer di Alas Purwo. Sebagai surganya para surfer maka ketika Kawan GNFI berkunjung ke Pantai Plengkug akan menemui banyak wisatawan asing yang sedang berselancar. Untuk menuju kesana dapat menyewa jeep dengan harga 250 ribu PP (pergi pulang) yang tersedia di sekitar area parkir Pantai Pancur. Selama perjalanan akan melewati jalanan tanah batu berkelok-kelok, namun akan terbayar lunas dengan keindahan Pantai Plengkung.

Selain itu, masih ada destinasi lain seperti:

  1. Goa: Goa Padepokan, Goa Mayangkoro, Goa Songgo Langit, Goa Basori, dan Goa Jepang.
  2. Pantai: Pantai Trianggulasi, Pantai Ngagelan, Pantai Teluk Biru, dan Pantai Cungur.
  3. Wisata religi, budaya, dan sejarah: Pura Luhur Giri Salaka, Situs Kawitan, dan Makam Gandrung.
  4. Mangrove Bedul yang menjadi hutan mangrove terluas di Pulau Jawa. Kawan GNFI bisa mengelilingi hutan dengan perahu nelayan yang disewakan.

Menarik bukan? Pastikan Kawan GNFI untuk berkunjung saat weekend agar bertemu banyak wisatawan lainnya. Tidak ada pantangan tertentu saat berkunjung ke Alas Purwo, namun ada baiknya Kawan GNFI menjaga ucapan dan tindakan sebagai ungkapan terima kasih kepada alam, penunggu, masyarakat lokal, maupun Sang Pemilik Semesta telah diperbolehkan melihat keindahan di dalamnya.

Jadi gimana nih, kapan mau ke Alas Purwo? Yuk Kawan GNFI, segera agendakan berwisata ke TN Alas Purwo untuk mengakhiri tahun 2023 yang lebih berkesan.

Sumber: detikTravel

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini