Perjuangan Menuju Puncak: Kisah Inspiratif Galuh Rakasiwi dalam Memajukan Dusun Kemuning

Perjuangan Menuju Puncak: Kisah Inspiratif Galuh Rakasiwi dalam Memajukan Dusun Kemuning
info gambar utama

Dusun Kemuning merupakan sebuah dusun terpencil di surga ibu pertiwi yang terletak di Desa Bunder, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dulunya, dusun ini dianggap sebagai dusun yang tertinggal. Terletak jauh dari keramaian, wilayah yang dikelilingi hutan dan geliat ekonomi yang lesu membuat dusun Kemuning tidak begitu dikenal.

Dusun ini dikelilingi tiga kawasan hutan, yaitu hutan Wanagama, hutan Kayu Putih, dan Taman Hutan Raya (Tahura). Oleh karena itu, banyak yang menilai Dusun Kemuning yang termasuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Bunder, Kapanewon Patuk di Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta tidak bisa dikembangkan. Kondisi ini diperparah dengan tidak ada terciptanya inovasi baru yang seharusnya dikelola oleh perangkat dusun dan masyarakat. Padahal dibalik rimbunnya pepohonan, dusun kemuning memiliki surganya tersendiri.

Karena tak ingin selalu dipandang sebelah mata, beberapa tokoh masyarakat di dusun Kemuning mulai mengembangkan potensi yang ada di dusun tersebut. Galuh Rakasiwi, seorang mahasiswa yang saat itu duduk di bangku perkuliahan Universitas Ahmad Dahlan menjadi penggerak dalam memajukan dusun Kemuning, melalui proses perjalanan yang panjang Galuh bersama sang ayah, Suhardi berhasil mengembangkan potensi yang ada, salah satunya yaitu pengembangan potensi wisata Telaga Kemuning yang pada akhirnya pada tahun 2016 dusun Kemuning “dilirik” oleh PT Astra Internasional Tbk dan menjadi salah satu penerima program Kampung Berseri Astra (KBA).

Pada awal perintisan, Galuh sebagai penggerak dalam program ini mengaku masih sedikit sulit untuk menyampaikan inovasi baru ini ke masyarakat. Mereka beranggapan bahwa segala sesuatu yang sudah berjalan biar berjalan sebagaimana mestinya, tidak perlu diubah. Namun, dengan ketekunan untuk meyakinkan masyarakat, akhirnya mereka menerima. Masyarakat sangat antusias dalam gotong royong membangun kampung dalam mengikuti pembinaan dari Astra.

Sebagai Kampung Berseri Astra (KBA), Galuh dan masyarakat telah mengkombinasikan empat pilar Astra, baik pendidikan, kesehatan, lingkungan dan kewirausahaan selama membangun desa wisata Kemuning. Galuh mengubah pola pikir masyarakat untuk berbenah dan berubah ke arah yang lebih baik lagi agar dusun Kemuning bisa bangkit dari ketertinggalan dan semakin di kenal oleh masyarakat luas. Melalui program Kampung Berseri Astra ini masyarakat dan perusahaan dapat bersinergi mewujudkan kawasan yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra.

Di bidang pendidikan, Astra memberikan sejumlah beasiswa untuk semua jenjang, mulai dari pendidikan Sekolah Dasar hingga Universitas. Bantuan pendidikan diberikan kepada siswa SD dengan nominal Rp. 450.000, siswa SMP dengan nominal Rp. 650.000, siswa SMA Rp. 850.000, sedangkan untuk pelajar Mahasiswa bantuan diberikan sebesar Rp. 1.200.000. Selain penunjang pendidikan, terdapat juga taman untuk membaca buku dan mengenal budaya sejak dini. Astra juga menyediakan fasilitas berupa gedung tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Di bidang Kewirausahaan, warga kampung Kemuning dibekali ilmu kewirausahaan oleh Astra untuk memanfaatkan potensi dusunnya, seperti menyediakan tempat menginap berupa homestay bagi wisatawan di rumah mereka. Astra juga membantu untuk fasilitas wisata di sekitar Telaga Kemuning, seperti pendopo dan toilet pengunjung. Ada pula, UMKM produk makanan yang dihasilkan masyarakat dusun Kemuning seperti produk Jenang Pisang Uter (Pister), Geplek Geprek, Ingkung Kembul Bujono, Lempeng Telo dan Secang. Hutan Edukasi Wanagama juga disulap menjadi wisata yang tak kalah menarik.

Pada bidang Kesehatan, Astra memberikan bantuan alat-alat kesehatan untuk menunjang kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu). Khusus balita dan lansia, dilakukan pemantauan kesehatan setiap bulannya dengan menghadirkan dokter muda dari Universitas terkemuka. Selain itu, Astra juga mengadakan pemeriksaan terhadap hewan ternak untuk menjamin kondisi kesehatannya setiap 3 bulan sekali.

Dari segi lingkungan, Dusun Kemuning menerapkan metode pertanian hidroponik dan pengelolaan limbah. Melalui program yang telah dicetuskan oleh Galuh, yakni program bertajuk “Sampahku Amalku”, masyarakat dusun Kemuning mengumpulkan sampah sebelum nantinya disetor ke bank sampah di Patuk. Sementara itu, sampah organik rumah tangga oleh masyarakat juga diubah menjadi makanan ikan. Sedangkan untuk sampah non-organik, sebagian diolah menjadi kerajinan tangan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Tak heran jika Dusun Kemuning menjadi dusun yang bersih, rapi dan bebas sampah, terutama sampah plastik yang biasanya marak terjadi di tempat-tempat pariwisata.

Dengan pengimplementasian 4 pilar Astra yaitu pendidikan, kewirausahaan, kesehatan dan lingkungan, pada tahun 2020 Dusun Kemuning berhasil menjadi juara kampung inovasi KBA.

Galuh Rakasiwi atau biasa disapa Mas Po, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, tak menyangkal bahwa dulu ia malu mengakui dirinya tinggal di Dusun Kemuning, sebuah Dusun terpencil yang berlokasi di tengah hutan Gunung Kidul, Yogyakarta. Namun kini ia sangat terlibat bahkan menjadi penggiat pariwisata di Dusun Kemuning.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

EN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini