Gede Andika, Pahlawan Tanpa Pamrih dari Pemuteran Pendiri KREDIBALI

Gede Andika, Pahlawan Tanpa Pamrih dari Pemuteran Pendiri KREDIBALI
info gambar utama

Virus Covid-19 yang datang ke Indonesia sejak awal tahun 2020 lalu membuat banyak perubahan di berbagai sektor, baik ekonomi, pariwisata, hingga sektor kesehatan yang terseok-seok menangani banyaknya masyarakat yang terinfeksi wabah ini.

Dampak dari pandemi ini juga membuat sektor pendidikan harus lumpuh total, anak-anak dari berbagai jenjang tak boleh pergi ke sekolah, sehingga baik pelajar atau mahasiswa harus mengikuti pelajaran dari rumah atau daring dengan menggunakan ponsel.

Padahal tak semua orangtua siswa mampu membekali anaknya dengan ponsel, sehingga siswa-siswa yang tidak memiliki ponsel mau tak mau tidak bisa mengikuti kegiatan belajar daring. Hal inilah yang ditemukan I Gede Andika Wira Teja saat pulang ke kampung halamannya di Desa Pemuteran, Buleleng, Bali.

Pulang ke Kampung Halaman, Gede Andika Dirikan KREDIBALI

Pada saat pemerintah menyatakan bahwa Indonesia memasuki pandemi Covid-19, Gede Andika yang saat itu bekerja di Kota Denpasar memilih pulang kampung, saat itulah Gede Andika menemukan bahwa banyak anak-anak di kampungnya yang tidak bisa mengikuti kegiatan belajar daring karena kendala tidak memilliki ponsel.

Hal inilah yang membuat Gede Andika tergerak untuk menggagas sebuah gerakan sosial edukasi bahasa dan literasi lingkungan, dimana gerakan sosial ini berjalan dua bulan setelahnya.

KREDIBALI Fasilitas Belajar Anak Kurang Mampu di Desa Pemuteran

KREDIBALI atau Kreasi Edukasi dan Literasi Lingkungan adalah kegiatan mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak kurang mampu di Desa Pemuteran yang duduk di bangku SD hingga SMP. Kelas mengajar Bahasa Inggris yang dilakukan Gede Andika ini pertama kali dimulai setiap hari Minggu pada bulan Mei 2020.

Gede Andika saat mengajar Bahasa Inggris
info gambar

Kegiatan KREDIBALI adalah kelas mengajar yang tidak dipungut biaya, namun setiap siswanya yang berhak mengikuti kelas ini wajib membawa sampah plastik yang telah dipilah di rumahnya sebagai alat tukar untuk mengikuti kelas.

Sebagai pendiri KREDIBALI untuk menjalankan kegiatan mulia ini tentu saja Gede Andika tidak bergerak sendiri, Gede Andika menggandeng perangkat desa setempat dan juga sebuah lembaga nirlaba Plastic Exchange.

Di lembaga Plastic Exchange ini lah sampah yang telah dikumpulkan siswa ditabung lalu ditukarkan menjadi beras yang akan diserahkan kepada lansia-lansia kurang mampu di sekitar Desa Pemuteran usai mini tes di setiap semesternya berlangsung.

Dampak Positif Hadirnya KREDIBALI

Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu dampak, begitu juga dengan kegiatan KREDIBALI yang telah menghasilkan dampak konkrit untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak-anak kurang mampu di Desa Pemuteran. Seperti meningkatnya kemampuan membaca, menulis, hingga kemampuan bicara Bahasa Inggris.

Selain mengajarkan Bahas Inggris, kelas KREDIBALI juga menekankan pendidikan karakter. Sehingga siswa jadi lebih berani, percaya diri, dan termotivasi untuk terus belajar. Tak sampai di situ, pendidikan karakter yang diajarkan juga bertujuan untuk membuat para siswa lebih peduli dengan lingkungan dan berempati terhadap sesama.

Selain untuk siswa yang mengikuti KREDIBALI, dampak lainnya yang tercipta dari kegiatan mulia Gede Andika ini adalah banyaknya lansia yang dapat bantuan beras dari penukara sampah yang dibawa siswa, selain itu orangtua juga menjadi lebih peduli untuk memilih sampah rumah tangga mereka.

Berkat kegiatan KREDIBALI ini, I Gede Andika Wira Teja menerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 sebagai Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Covid-19 dari Astra Indonesia.

Kedepannya, Gede Andika berharap KREDIBALI bisa menjadi sekolah non-formal yang memfasilitasi anak kurang mampu di Desa Pemuteran untuk beajar dari sisi kognitif, hardskill, dan juga sofskill. #kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RO
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini