Kabar Baik Indonesia: Banyumas, Kabupaten Pertama dengan ZERO WASTE

Kabar Baik Indonesia: Banyumas, Kabupaten Pertama dengan ZERO WASTE
info gambar utama

Indonesia, negeri yang terkenal dengan beribu keindahannya alamnya. Tak ayal sering juga terkenal jika alamnya semakin rusak karena ulah manusianya. Namun, siapa sangka, terdapat sebuah kabupaten yang terletak di sebelah Selatan kaki gunung Slamet, telah mengharumkan nama bangsa. Ya, Kabupaten banyumas telah menarik banyak pembicaraan positif atas keberhasilannya dalam pembebasan daerah tanpa tempat pembuangan akhir (TPA).

Permasalahan krisis pengolahan sampah sudah dialami banyak daerah di Indonesia selama bertahun-tahun. Dikarenakan oleh overloadnya sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), dengan kurangnya sistem pembuangan sampah yang memadai. Contohnya seperti Daerah Istimewa Yogyakarta. DI Yogyakarta telah mengalami krisis pembuangan sampah selama kurang lebih beberapa bulan terakhir berawal dari akhir bulan Juli hingga September, menjadikan Kota Yogyakarta dipenuhi sampah di beberapa titik sudut kota. Hal tersebut dikarenakan oleh meluapnya sampah melebihi daya tampung yang berada di tempat pembuangan akhir (TPA) Regional Piyungan, Bantul. Dimana hal tersebut menjadikan beberapa kabupaten di Yogyakarta harus menanggulangi masalah sampah secara mandiri untuk beberapa waktu.

Tempat Pembuangan Akhir
info gambar

Saat ini Kabupaten Banyumas telah memberikan inovasi dan bukti nyata dengan menjadi salah satu daerah tanpa adanya tempat pembuangan akhir. Sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang telah menjadi model untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Banyumas merupakan kabupaten pertama di Indonesia yang menjadi daerah "zero waste", tanpa tempat pembuangan sampah atau TPA. Hal ini merupakan pencapaian yang signifikan, mengingat Indonesia menghasilkan lebih dari 64 juta ton sampah per tahun, dan hanya 10% yang didaur ulang.

Keberhasilan Banyumas dalam pengelolaan sampah merupakan hasil dari upaya bersama antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta. Kabupaten ini telah menerapkan sistem pengelolaan sampah yang komprehensif yang mencakup pengurangan, pemilahan, pengomposan, dan daur ulang sampah. Sistem pengelolaan sampah didasarkan pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) atau mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Pemerintah daerah juga telah memberikan insentif bagi rumah tangga dan bisnis yang berpartisipasi dalam program pengurangan dan daur ulang sampah.

Jika kita singgah ke salah satu pedesaan di Kota Satria ini, mata kita akan dimanjakan dengan adanya hiasan-hiasan cantik baik di sepanjang jalan atau di depan rumah-rumah warga yang dibuat dari limbah plastik. Limbah tersebut dibersihkan lalu diolah menjadi hiasan-hiasan rumah yang indah. Tak jarang juga mereka mewarnai plastik-plastik tersebut agar menambah nilai estetika nya.

Banyak wujud inisiatif dari tim gabungan pemda, pemuda, dan sektor swasta. Inisiatif utama dalam sistem pengelolaan sampah di Banyumas adalah program Waste Bank (Bank Sampah). Waste Bank merupakan pusat daur ulang berbasis masyarakat yang mengumpulkan dan memproses bahan-bahan yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, dan logam. Waste Bank ini juga menyediakan sumber pendapatan bagi masyarakat, karena mereka membayar bahan daur ulang. Dan juga mempromosikan kesadaran lingkungan dan mendorong pengurangan dan pemilahan sampah.

Bentuk inisiatif inovatif lainnya dalam sistem pengelolaan sampah di Banyumas adalah program pengelolaan sampah organik. Program ini melibatkan pengumpulan dan pengomposan sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah pekarangan. Kompos tersebut kemudian digunakan sebagai pupuk untuk pertanian dan hortikultura. Program pengelolaan sampah organik juga telah mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir dan meningkatkan kesuburan tanah. Nah, singkatnya jika kawan sering menjumpai tempat sampah di tempat umum yang dibedakan jenisnya, baik itu bisa didaur ulang atau tidak. Hal tersebut sebenarnya sudah menjadi langkah awal yang baik untuk membuang sampah.

Keberhasilan Banyumas dalam pengelolaan sampah tidak luput dari perhatian publik. Kabupaten ini telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Pada tahun 2018, Banyumas meraih penghargaan Adipura Kencana, penghargaan tertinggi untuk kebersihan dan kelestarian lingkungan di Indonesia. Kabupaten ini juga telah menjadi model bagi daerah lain di Indonesia yang sedang berjuang dalam pengelolaan sampah.

fields
info gambar

Pencapaian Banyumas menjadi daerah "zero waste" merupakan bukti dari kekuatan aksi dan kolaborasi masyarakat. Pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta telah bekerja sama untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi. Banyumas telah menunjukkan bahwa lingkungan yang lebih bersih dan sehat dapat dicapai melalui pengurangan, pemilahan, dan daur ulang sampah.

Singkatnya, keberhasilan Banyumas dalam pengelolaan sampah patut dibanggakan dan menjadi inspirasi. Kabupaten ini telah menunjukkan bahwa menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan yang bermanfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat adalah hal yang mungkin. Banyumas merupakan model bagi daerah lain di Indonesia yang sedang berjuang dalam pengelolaan sampah, dan pencapaiannya patut dirayakan dan direplikasi. Semoga keberhasilan Banyumas dapat menginspirasi daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengikuti jejak Banyumas dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk semua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini