Berawal Ingin Memberi Warna Berbeda, Berakhir Berhasil Mewujudkan Desa yang Berwarna

Berawal Ingin Memberi Warna Berbeda, Berakhir Berhasil Mewujudkan Desa yang Berwarna
info gambar utama

"Tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai apa yang kau inginkan." - Coboy junior

Sebagai individu yang sadar akan potensi kemampuan akal fikiran dan kemampuan fisik, seringkali kita memiliki keinginan untuk berkontribusi yang mengubah dan memajukan masyarakat di sekitar kita. Namun akan ada beberapa saat kita berpikir bahwa Perubahan tersebut haruslah berdampak besar bagi masyarakat, yang seringkali membuat kita berakhir tidak melakukan apa-apa.

Jika Kawan GNFI sedang berada di kondisi ini maka yang dapat dilakukan oleh kawan GNFI adalah membaca berbagai kisah inspiratif yang menyadarkan bahwa perubahan yang membawa dampak positif untuk masyarakat tidak melulu perubahan yang besar.

Namun, keinginan untuk berkontribusi yang didasari oleh empati disertai rancangan sederhana dan langkah-langkah kecil setiap harinya akan memberikan dampak yang besar pula, seperti cerita inspiratif dari wanita asal Lampung yang merupakan salah satu penerima penghargaan KBA Astra Tahun 2022.

Kisah ini memiliki peran utama yang bernama Khamida asal Desa Banjarsuri, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Yang kemudian saya panggil "Kak Khamida" pada wawancara daring melalui salah satu platform media sosial yaitu aplikasi WhatsApp. Gerakan perubahan positif yang dilakukan oleh kak Khamida dimulai pada tahun 2016, tepatnya setelah Kak Khamida menyelesaikan proses belajar bahasa Inggris di Kampung Pare, Kediri.

Dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh kak Hamida selama berada di tanah perantauan, mengubah cara pandang dan menyadarkan Kak Khamida tentang satu hal dari desanya, yakni aktivitas masyarakat di Desa Banjar Suri pada saat itu masih ada yang dapat dikembangkan dan diubah menjadi lebih positif. Dengan dasar empati terhadap kondisi sosial masyarakat desa Banjarsuri Kak Khamida memberanikan diri menginisiasi perubahan pada desanya.

Foto oleh Tom Fisk: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-fokus-selektif-anak-laki-laki-yang-berdiri-di-dekat-pohon-palem-3118847/
info gambar

Inisiasi Kak Khamida dimulai dari program yang melibatkan anak-anak di desanya, karena Kak Khamidah memandang anak-anak sebagai generasi penerus bangsa yang di dalam diri mereka terdapat potensi besar yang akan terus berkembang sesuai dengan pendidikan dan pengalaman sosial yang didapatkan.

Oleh karena itu, kak Khamida berpandangan bahwa dalam mengembangkan potensi mereka sangat perlu didampingi program penanaman karakter yang beretika luhur dan bermoral. Melalui program yang berbasis religius tentunya melalui program Taman Pendidikan Alquran (TPA), kegiatan literasi melalui kegiatan ke perpustakaan (membaca dan lainnya) dilaksanakan setiap hari dan berlokasi di perpustakaan desa yang kegiatannya berkolaborasi dengan TPA Al-Fatih.

Upaya mewujudkan generasi yang lekat dengan nilai-nilai religius pula dengan literasi, kak Khamida juga menginisiasi program pekan ceria anak (Pecaran) yang bertujuan untuk membentuk anak yang ceria dan sehat. Kegiatan Pecaran terdiri dari senam dan kegiatan fisik lainnya dan kini sedang dilaksanakan latihan taekwondo di setiap hari Minggu pagi.

Selanjutnya sebagai bentuk edukasi dan membentuk karakter masyarakat yang bertanggung jawab, terwujudlah kegiatan menjaga lingkungan secara konkret, yakni program bank sampah. Program tersebut dilakukan sebanyak sekali dalam seminggu di Desa Banjarsuri. Sebutannya adalah bank sampah goBan.

Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-tanah-kelompok-di-luar-rumah-461049/
info gambar

Setelah berhasil mewujudkan program yang melibatkan anak-anak di Desa Banjarsuri, di desa tersebut juga berhasil berjalan program yang mendukung UMKM Desa Banjarsuri dalam menjalankan usahanya, program ini dinamai dengan market Bjs yang dilaksanakan melalui media sosial agar jangkauan konsumen lebih luas dan proses penjualan lebih efektif.

Program yang bertujuan untuk membantu para pelaku usaha di desa Banjarsuri tidak berhenti sampai di situ saja, karena Kak Khamida menginisiasi pula "Pasar Kampung' yang pada awalnya penjual berasal dari pedagang asli Kampung Banjarsuri dan seiring berjalannya waktu program Pasar Kampung ini semakin didukung oleh pihak desa dan dipindahkan lokasinya ke lokasi yang lebih luas serta merekrut pedagang dari luar Desa Banjarsuri.

Selain itu, program di desa banjarsuri tersebut juga berkolaborasi dengan tenaga medis setempat dalam menjaga kesehatan masyarakat desa, program kesehatan yang rutin dilakukan setiap satu bulan sekali ialah program posyandu lansia.

Dengan kesadaran bahwa berbagai program di desa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan jika terjadi kerjasama antar lapisan masyarakat, maka kak Khamida juga melakukan program pemberdayaan Pemuda Desa Banjar Suri untuk turut berkontribusi dalam menjalankan program-program tersebut.

Berdasarkan informasi dari kak khamida, kegiatan-kegiatan yang berhasil dilaksanakan membuka peluang untuk para volunter atau para sukarelawan yang ingin turut membantu menjalankan program tersebut, dengan mendaftarkan diri melalui Kertas Aorta Astra dan KBA Banjarsuri selalu terbuka untuk donasi TPA baik Iqra', Al-Qur'an maupun buku bacaan untuk perpustakaan desa.

Terkait respon masyarakat desa Banjarsuri mengenai berbagai program yang terinisiasi, tidak ada penolakan dari masyarakat, karena berbagai manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Namun, di balik terwujudnya suatu program akan tetap menghadirkan tantangan dalam proses mewujudkan dan menjalankan program secara berkelanjutan, dalam hal ini tantangan bagi Kak khamida berasal dari para pemuda yang semangatnya pasang surut dalam berkontribusi pada program-program tersebut dan lebih banyak memilih untuk bekerja kasar di desa Banjar Suri.

Sebagian lainnya malah memutuskan merantau untuk bekerja di luar daerah desa. Namun, tentunya hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Beliau terus optimis dalam menjalankan kegiatan positif tersebut dengan semangat yang dilatarbelakangi oleh empati terhadap Desa kelahirannya tersebut.

Jadi Kawan, jika ingin melakukan hal baik, maka lakukan saja. Cukup berikan kontribusi berdasarkan empati terhadap lingkungan sekitar seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh inspiratif di luar sana.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini