Jenixon Month Benu: Karya Sosial untuk Memberikan Senyum Baru di NTT

Jenixon Month Benu: Karya Sosial untuk Memberikan Senyum Baru di NTT
info gambar utama

Dengan tekad yang teguh, ia menjelajahi banyak tempat, mempersembahkan harapan dan kesempatan bagi mereka yang kerap terlupakan. Setiap senyum yang tercipta di wajah anak-anak itu merupakan bukti nyata dari dedikasi tak kenal lelahnya, menghapuskan batas-batas sosial yang membelenggu, dan membuka pintu menuju dunia di mana setiap individu dapat merasakan kehangatan kasih sayang. Dengan ketabahan dan kepekaan hati yang membara, ia melangkah maju, mengukir cerita-cerita baik di antara kepedihan yang kerap ia jumpai seiring langkahnya.

Paling tidak itulah yang dapat menggambarkan kesan atas cerita pengabdian seorang tokoh pekerja sosial di Nusa Tenggara Timur bernama Jenixon Month Benu. Ia mulai mendedikasikan dirinya di bidang kesehatan sejak 2011, terutama dengan membantu anak-anak dengan kondisi bibir sumbing dan langit-langit terbelah. Semangat pelayanan dan kepedulian besarnya mendorong dirinya untuk terus melakukan sosialisasi, pendataan, pendampingan, serta memfasilitasi para pasien untuk mendapatkan pelayanan operasi gratis.

"Awalnya keprihatinan, dan setelah para pasien dibantu, dong (mereka) merasa bahagia. Ada kebahagiaan di situ. Beta (saya) bahagia, apalagi orang tua dan pasien," tutur Jenixon. Keprihatinan dan kepedulian yang mendalam terhadap kondisi kesehatan para pasien yang sering kali terlunta dalam belenggu stigma dan diskriminasi mendorong Jenixon untuk melangkah lebih jauh. Ia merasa terpanggil untuk mengubah pandangan masyarakat dan memastikan bahwa setiap orang penderita bibir sumbing mendapatkan perlakuan yang adil dan penanganan yang maksimal.

Sebab, ia memiliki keyakinan yang teguh, betapa setiap anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing memiliki kesempatan untuk hidup seutuhnya dan menjadi produktif. Selain itu, ia juga menyadari bahwa bibir sumbing tidak saja menjadi masalah kesehatan serius, tetapi juga berkaitan dengan aspek sosial. Stigma, diskriminasi, hingga perilaku bullying telah menjadi fakta umum yang turut dialami oleh anak-anak penyandang bibir sumbing. Di sisi lain, ia juga menemukan bagaimana para pasien umumnya belum mendapatkan akses kesehatan yang memadai, terutama kesempatan untuk menjalani operasi.

Dengan tekad yang kokoh, usahanya tak sia-sia. Melalui kerja kerasnya, ia menemukan cerita indah di balik upayanya, di mana senyum harapan yang merekah dari para pasien dan rasa bahagia yang memancar dari hati orang tua menjadi sumber kekuatan yang menguatkan keyakinannya. Melihat karya pelayanannya berdampak positif, kebahagiaan itu pun juga menjadi miliknya, memupuk semangat tak tergoyahkan untuk terus berbuat baik bagi mereka yang membutuhkan.

Jalan Panjang Perjuangan Jenixon Month Benu

Cerita panjang aksi kemanusiaan Jenixon Month Benu bermulai pada 2011. Awalnya, ia mendaftarkan dirinya untuk menjadi pekerja sosial yang semula ditempatkan pada Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi NTT di Kota Kupang selama 4 tahun. Terlibat di dalamnya, ia berkontribusi aktif dan berhasil membantu cukup banyak anak penyandang bibir sumbing dan langit-langit terbelah di Nusa Tenggara Timur.

Pelayanannya kemudian terus berlanjut, meski kontraknya pada instansi tersebut telah berakhir. Di titik ini, semangat pelayanan sosial dan keinginan mengabdikan diri untuk kebaikan orang lain, mendorongnya untuk terus melayani sesama sebagai sebuah panggilan hidup yang mulia. Melalui Smile Train Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang memberikan pelayanan operasi bagi penyandang bibir sumbing di seluruh wilayah Indonesia, jejak langkah pengabdiannya berlanjut. Ia bergabung sebagai pekerja sosial tunggal di wilayah Nusa Tenggara Timur bagi Smile Train Indonesia.

Jenixon kembali bergerak dengan semangat pelayanan yang kian besar. Laju sepeda motornya menjelajah desa demi desa di Pulau Timor. Tak ada kata lelah bagi sebuah pelayanan yang berorientasi pada kebaikan orang-orang yang ia layani. Jejak langkahnya kian jauh, membawa informasi baik perihal pelayanan operasi gratis bagi para penyandang bibir sumbing dan langit-langit terbelah. Ia menjangkau kian banyak orang, menyiar kabar baik lewat sosialisasi yang ia berikan, juga melakukan pendataan pasien secara langsung di berbagai tempat.

Kondisi geografis NTT yang terpisah pulau-pulau membuat Jenixon berupaya untuk menjangkau lebih banyak orang di luar Pulau Timor. Untuk itulah, Jenixon aktif berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait dan teman-temannya di berbagai daerah, serta memanfaatkan media sosial untuk memberi informasi kepada lebih banyak orang terkait pelayanan yang ia upayakan.

Dedikasi sosial Jenixon bukan tanpa hambatan. Menempuh perjalanan jauh ke berbagai daerah di Pulau Timor membuat ia kerap menghadapi jalan rusak dan medan berat, yang juga seringkali membuat sepeda motornya mengalami kerusakan. Belum lagi, dalam beberapa kesempatan, ia harus berupaya meyakinkan orang tua yang kadang tidak mengizinkan anaknya dioperasi karena ketakutan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Namun, hambatan-hambatan itu tak lantas menghalangi langkah pelayanan Jenixon. Dedikasi dan jiwa sosialnya telah menguatkan langkahnya untuk terus menjalankan karya-karya sosialnya, guna membawa harapan dan kesembuhan kepada mereka yang membutuhkan.

Berkat dedikasi yang tulus dan pelayanannya yang sungguh, Jenixon telah berkontribusi besar dalam mengubah kehidupan ratusan anak penderita bibir sumbing dan langit-langit terbelah di Nusa Tenggara Timur. Melalui keterlibatannya dalam pemberian layanan operasi gratis, ia telah merangkul dan menjangkau setiap sudut NTT, memberikan harapan dan kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang sebelumnya hidup dalam keterbatasan. Ia telah membuka pintu kesempatan bagi anak-anak tersebut untuk mengalami masa depan yang lebih cerah, serta membebaskan mereka dari cengkeraman rasa malu dan diskriminasi sosial.

Apresiasi Satu Indonesia Award: Ruang Kolaborasi Aksi Kemanusiaan

Pengadian Jenixon Month Benu kemudian turut membawanya terpilih sebagai salah satu penerima Apresiasi Satu Indonesia Award Tingkat Provinsi 2019 untuk kategori bidang kesehatan. Ia menyambut apresiasi tersebut dengan bahagia, sebagai sebuah kesempatan baginya untuk bertemu dengan lebih banyak pekerja sosial di berbagai bidang dan berbagai penjuru Indonesia.

“Ketika terpilih waktu itu, beta bahagia. Bahagia karena melalui program itu kita bisa membangun jejaring baru, terhimpun dalam satu wadah dengan banyak pekerja sosial di berbagai bidang, dan kemudian bisa berkolaborasi untuk pelayanan yang lebih luas”, ungkap Jenixon.

Karya pelayanan Jenixon Month Benu kini masih terus berlanjut. Ia terus mengembangkan jaringan kerja sama, serta memperluas cakupan programnya untuk mencapai lebih banyak anak yang memerlukan bantuan medis. Dengan tujuan yang mulia dan komitmen yang teguh, Jenixon terus membangun langkah-langkah konkret yang mampu memberikan aksesibilitas yang lebih luas dan menyeluruh bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, sembari memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk merasakan masa depan yang cerah. Melalui perjuangannya yang tanpa henti, ia telah menjadi teladan inspiratif yang mengajarkan bahwa kebaikan dan kepedulian bisa menjadi landasan utama dalam mewujudkan perubahan yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat yang membutuhkan.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

OK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini