Mengunjungi Huta Siallagan, Desa Adat di Samosir yang Kaya akan Makna

Mengunjungi Huta Siallagan, Desa Adat di Samosir yang Kaya akan Makna
info gambar utama

Terpukau, salah satu gambaran yang selalu ada pada benak orang-orang yang melihat Huta Siallagan. Desa adat Batak yang terletak pada daerah Pulau Samosir, Danau Toba.

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia. Keindahan yang memukau menjadikan danau toba terkenal di masyarakat Indonesia maupun dikancah International. Danau dengan hamparan bukit – bukit hijau yang mengelilingi danau yang sangat luas. Pulau Samosir, salah satu daerah yang berada pada Danau Toba. Dikelilingi keindahan yang menakjubkan dan cantik secara sejauh mata memandang.

Pulau Samosir selain dengan keindahan alamnya, terdapat juga suku batak yang meninggali pulau samosir. Kebaradaan suku batak, menjadikan pulau ini mempunyai berbagai hal yang patut dijelajahi secara menyeluruh, entah dengan keindahan alamnya maupun keberagaman budaya yang ada.

Huta Siallagan tempat yang berada di pulau samosir. Bukti dari peninggalan terdahulu khususnya suku batak di Danau Toba. Keunikan bangunan dan pagelaran seni yang berada di area Huta Siallagan menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang melancong kesana. Menurut penjaga atau pemandu mendefinisikan arti dari penamaan area tersebut. Huta artinya desa/kampung, dan Siallagan adalah nama marga raja pendiri desa tersebut. Siallagan sendiri adalah marga Batak Toba keturunan dari Raja Nai Ambaton yang mengikuti garis keturunan Raja Isumbaon, putra kedua Si Raja Batak.

Di area Huta Siallagan terdapat berjejer bangunan tanpa sekat yang konon mempunyai sejarah yang Panjang. Menurut pemandu menjelaskan kepada penulis rumah tak berpagar adalah masyarakat yang tinggal dalam satu huta terikat bersama, tidak bersekat dan tidak berpisah, menjadi satu kesatuan. Dengan begitu, mereka saling membantu, saling menjaga, dan menyelesaikan masalah bersama.

Rumah adat yang berada pada area di Huta Siallagan terdiri dari 3 jenis, yaitu Rumah Bolon, Rumah Siamporik, dan Rumah Sibola Tali. Rumah Bolon bentuknya lebih besar, tangga dari dalam dan dihuni oleh raja dan anaknya. Rumah Siamporik, bentuknya lebih kecil, tangga dari luar, dihuni oleh keluarga yang diundang tinggal di huta itu (boru, bere, dan marga siallagan yang bukan keturunan raja). Sedangkan rumah Sibola Tali bentuknya lebih langsing dan kecil, dihuni oleh kerabat raja (anak laki-laki), bedanya dengan rumah bolon adalah anak sulung laki-laki yang berhak tinggal dan memilikinya

Selain rumah unik yang kawan bisa lihat, terdapat juga budaya unik yang harus kawan ketahui yaitu area persidangan, pada area eksekusi yang ada di Huta Siallagan berfungsi untuk menghukum penjahat yang sudah diadili, rumah untuk memasung penjahat, berbagai totem dari kayu, dan tidak ketinggalan boneka Sigale-gale.

Menurut pemandu, boneka Sigale-gale mempunyai keunikan tersendiri daripada boneka lain yaitu dapat menari bahkan mengeluarkan air mata dan dapat bergerak sendiri saat melakukan ritual tertentu. Ritual tersebut memiliki tujuan untuk memanggil arwah yang sudah meninggal.

Di Huta Siallagan selain dikenalkan berbagai tempat dan budaya. Para pengunjung juga diajak ikut Manortor (menari tor-tor). Para pelancong diajari oleh pemandu yang sudah mendampingi sejak awal berkunjung untuk melakukan tarian. Tidak hanya itu, pengunjung bisa memakai topi dan selendang ulos, sehingga nuansa adat batak lebih terasa.

Dengan berbagai keunikan yang ada pada kompleks Huta Siallagan, kawan dapat mengetahui bahwa di Pulau Samosir terdapat budaya suku batak yang sudah ada sejak dulu. Maka dari itu kawan harus bangga dengan berbagai kebudayaan dan patut turut serta melestarikan budaya apapun yang ada saat ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini