Sate Kere Mbah Suwarni, Warisan Kuliner Pasar Beringharjo

Sate Kere Mbah Suwarni, Warisan Kuliner Pasar Beringharjo
info gambar utama

Di tengah jantung kota Yogyakarta terdapat sebuah tempat yang kaya akan warisan budaya Jawa, yaitu Pasar Beringharjo. Selama berabad-abad, Pasar Beringharjo telah menjadi pusat aktivitas perdagangan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta. Menjelajahi lorong lorongnya yang bergayakan arsitektur khas jawa,membawa kawan GNFI masuk ke dalam nuansa yang berbeda dan unik dibandingkan pasar pada umumnya.

Di setiap sisinya pun Kawan GNFI akan disambut dengan harumnya aroma kain batik tradisional, pernak pernik, dan rempah rempah yang tertata rapi. Senyuman dan sapaan ramah dari para pedagang turut mengiringi perjalanan di setiap lorongnya. Tak hanya itu Pasar Beringharjo juga menghadirkan berbagai pilihan makanan dan minuman tradisional yang autentik dengan citarasa yang kaya sejarah.

Salah satu kuliner legendaris yang dapat dijumpai adalah, Sate Kere Mbah Suwarni, yang sudah ada hampir 40 tahun. Konon sejarahnya dahulu sate kere diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu membeli daging, sehingga menjadikan namanya “Kere” yang diambil dari Bahasa Jawa yang berarti miskin.

Meski tak berbahan dasar daging, sate kere tak kalah lezat dibandingkan sate lainnya. Kuliner ini membuktikan bahwa cita rasa autentik tidak terbatas pada bahannya yang mewah tetapi kepada kepiawaian memadukan rempah, proses marinasi dan teknik memasak yang tepat.

Sate Kere Mbah Suwarni menggunakan irisan gajih sapi dari bagian sandung lamur. Bahan tersebut diolah dengan berbagai bumbu rempah marinasi yang khas dan dibakar di atas arang api yang membara. Kepulan asap yang beraroma gurih. Menggugah selera siapa saja yang berkunjung di Pasar Beringharjo untuk menikmatinya. Sate yang telah matang disajikan dengan bumbu kecap yang manis gurih dan ketupat yang lembut. Menghadirkan perpaduan rasa yang sempurna antara daging yang empuk, bumbu gurih yang meresap dan sentuhan rasa manis dari kecap.

Sate kere yang sedang dipanggang
info gambar

Buat kawan GNFI yang tidak suka gajih. Jangan khawatir! Karena Mbah Suwarni juga menyediakan sate daging sapi yang sama nikmatnya. Hanya dengan harga Rp 4.000/ tusuk untuk sate koyor, Rp 5.000/ tusuk untuk sate daging, dan kupat Rp. 3.000/biji. Kawan GNFI dapat merasakan kenikmatan sate legendaris ini.

Setiap gigit kelezatan sate Mbah Suwarni telah tersebar melampaui batas wilayah Pasar Beringharjo. Wisatawan dari berbagai daerah datang sebatas penasaran untuk mencicipi citarasa autentik dari makanan ini. Sebuah bukti yang menarik perhatian adalah kunjungan Pak Erick Tohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Foto Pak Erick Tohir lengkap dengan senyuman, saat ia membeli sate kere terpajang rapi dalam sebuah pigura di tembok tempat berjualan Mbah Suwarni.

Kepopuleran Sate Kere Mbah Suwarni tak sekedar karena rasanya yang lezat. Pengalaman kuliner yang disuguhkan oleh Mbah Suwarni menyentuh hati, menghadirkan kehangatan dan kedekatan yang istimewa antara pedagang dan pembeli. Senyuman hangat tak pernah beliau lewatkan untuk menyambut setiap pelanggan yang datang. Saat menunggu pesanan siap, Mbah Suwarni kerap mengajak pembeli bercerita tentang perjuangan beliau dalam menjalankan usaha kulinernya.

“Saya dulu pindah pindah dari tempat satu ke tempat lain di pasar ini. Dulu juga pernah jualan di UGM pas tahun 1990an. Jaman masih banyak pohon (rungkud)” ujar Mbah Suwarni beberapa waktu lalu saat melayani penulis.

Sate Kere Mbah Suwarni dapat menjadi salah satu pilihan kawan GNFI untuk menemukan kehangatan dan citarasa autentik warisan budaya Indonesia. Letaknya tepat di depan gerbang akses B4 di sisi selatan Pasar Beringharjo. Terdapat spanduk kuning bertuliskan Sate Kere Daging Sapi Bu Suwarni yang akan menandai tempat Mbah Suwarni berjualan.

Pasar Beringharjo dan Sate Kere Mbah Suwarni adalah pengingat akan pentingnya menjaga dan merayakan warisan kuliner budaya Indonesia terutama budaya budaya jawa. Ini adalah tempat di mana Kawan GNFI dapat merasakan bahwa kuliner adalah lebih dari sekadar makanan. Kuliner adalah cara yang lezat untuk menjelajahi dan merasakan kekayaan budaya. Ia adalah penghubung yang menghubungkan Kawan GNFI dengan cerita, budaya, dan kehangatan manusia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini