Metode Mirror Talk dan Lagu 'Tutur Batin' Jadi Solusi Fenomena Beauty Filter

Metode Mirror Talk dan Lagu 'Tutur Batin' Jadi Solusi Fenomena Beauty Filter
info gambar utama

Penampilan seseorang menjadi sangat penting dan diperhatikan mulai dari kepala hingga ujung kaki. Karena penampilanlah yang menjadi acuan uatama orang lain terhadap kita ketika pertama kali berjumpa. Penilaian terhadap penampilan tak terjadi secara tatap muka atau langsung saja melainkan bisa dan sangat mungkin secara virtual. Kemajuan teknologi saat ini telah mendukung untuk setiap orang dapat berjumpa secara virtual live maupun hanya lewat postingan saja.

Media sosial yang hampir seluruh penduduk dunia memilikinya, menjadi wadah bagi mereka yang ingin membagikan kegiatan dan karya mereka dengan sangat mudah dan cepat, baik berupa foto atau video. Semua hal yang diposting di media sosial haruslah sempurna suoaya menambah kepercayaan diri pemilik akun. Beragam fitur yang tersedia mulai dari efek-efek unik nan lucu, musik sampai efek yang dapat merubah visual si pengguna terlihat sangat sempurna, yang dinamakan beauty filter.

Fenomena maraknya penggunaan beauty filter menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat. Bahkan, sebagian dari mereka menganggap bahwa menggunakan beauty filter ketika berfoto adalah suatu hal yang wajib. Tidak lengkap rasanya jika mengunggah foto atau video untuk diunggah di media sosial tanpa menggunakan beauty filter. Bukan begitu?

Beauty filter membangun realitas baru dalam masyarakat. Beauty filter dapat mengubah penampilan seseorang hanya dalam sekejap demi menyelaraskan diri dengan standar kecantikan yang seringkali tidak dapat tercapai. Berbagai standar kecantikan yang sesungguhnya tidak realistis dapat menambah tekanan khususnya bagi perempuan muda, dimana ia menganggap bahwa jika ia tidak dapat memenuhi standar kecantikan maka akan dianggap tidak cantik.

Nyatanya, semakin bertambahnya jumlah beauty filter di media sosial berdampak menimbulkan konsekuensi negatif bagi para pengguna, terlebih bagi mereka yang mengalami penurunan self-love. Beberapa dampak negatif dapat terjadi, baik dari aspek psikologis maupun aspek sosial, seperti takut akan pandangan orang lain, memuliki perasaan selalu ingin dipuji, sering membandingkan diri dengan orang lain, penurunan harga diri, serta perasaan tidak sejahtera. Hal ini juga dapat berfampak pada penurunan body image, bahkan mulai membenci dirinya sendiri karena tidak dapat tampil seperti perempuan yang terkesan sempurna di media. Lebih parahnya, apabila berkelanjutan, akan berpotensi kepada depresi.

Permasalahan self-love pada pengguna beauty filter ini salah satu permasalahan serius yang perlu ditindak lanjuti. Maraknya fenomena penurunan self-love pada pengguna beauty filter, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Islam Sultan Agung yang beranggotakan Ana Fitri (Psikologi, 2021), Anisa (Psikologi, 2021), Atika Nadya (Psikologi, 2021) dan Arikah (Psikologi, 2022), berusaha menganalisis dan menelisik lebih dalam terkait bagaimana strategi yang tepat untuk dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Retno Setyaningsih selaku dosen pembimbing dalam kegiatan penelitian, Tim PKM-RSH melaksanakan riset dari berbagai penelitian sebelumnya, dan berhasil menemukan sebuah metode untuk meningkatkan self-love, khususnya bagi pengguna beauty filter.

Metode yang dilahirkan adalah metode Mirror Talk. Selanjutnya, Tim PKM-RSH juga melakukan inovasi baru yaitu dengan mengkolaborasikan metode Mirror Talk dan Lagu ‘Tutur Batin’ karya Yura Yunita. Lagu ‘Tutur Batin’ digunakan karena bertema penerimaan atas diri, dan dapat menyampaikan pesan self-love melalui lirik lagu tersebut.

“Kami memutuskan untuk menggunakan metode dengan mendengar lagu karena kami merasa bahwa pesan sosial mapun moral akan lebih mudah diterima melalui lagu. Hampir semua orang suka mendengarkan lagu. Harapannya, pesan self-love dalam lagu ‘Tutur Batin’ ini dianggap lebih ringan untuk diterima setiap orang yang sedang mengalami penurunan self-love”. Ujar Ana, Senin (16/10).

Uji coba terkait metode Mirror Talk yang dipadukan dengan Lagu ‘Tutur Batin’ sudah dilaksanakan di Universitas Islam Sultan Agung, dan sudah disusun menjadi modul intervensi. Dari metode yang telah diujicoba ini, Tim PKM-RSH juga tengah mangajukan permohonan hak cipta atas modul agar bersertifikat HKI (Hak Keyayaan Intelektual). Harapan ke depannya, modul ini bisa dijadikan landasan intervensi untuk meningkatkan self-love setiap orang, dan dengan mudah diterima serta diterapkan oleh masyarakat.

Jika metode ini dapat diterima dan diterapkan pada masyarakat, maka bukan tidak mungkin hal ini dapat setidaknya menurunkan tingkat depresi karena kurang percaya diri. Sudah seharusnya setiap manusia memiliki kepercayaan terhadap dirinya bahwa ia dilhirkan bersama kelebihan dan kekurangan. Bahkan tidak ada yang namanya manusia sempurna di muka bumi ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini