Mitos Penguasa yang Lengser bila Lewati Gerbang Kalacakra di Kudus

Mitos Penguasa yang Lengser bila Lewati Gerbang Kalacakra di Kudus
info gambar utama

Ada beberapa kota yang disebut memiliki kekuatan mistis sehingga bisa melengserkan seorang penguasa, salah satunya adalah Kudus. Beberapa Presiden Indonesia ada yang sempat mencoba peruntungan datang ke Kudus tetapi malah harus lengser.

Dimuat dari Betanews, presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno pernah datang berkunjung ke Kudus. Dirinya dipercaya sempat mengunjungi Masjid Al-Aqsha di komplek Menara Kudus untuk melakukan shalat.

Tradisi Ampyang Maulid: Wujud Syukur Desa Loram Kulon atas Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Karena kehadiran itu, masyarakat percaya lengsernya Bung Karno karena kunjungannya ke Kudus. Pasalnya dalam beberapa tahun setelah kedatangannya ke Kudus, Bung Karno dilengserkan oleh Soeharto.

Hal yang sama terjadi kepada Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Cucu pendiri NU itu datang ke Kudus sekitar tahun 2022. Dia datang untuk mengunjungi KH Sya’roni Ahmadi di kediamannya.

Tak lama setelah kedatangannya ke Kudus, Gus Dur dilengserkan melalui Sidang Istimewa yang dimotori kelompok Poros Tengah yang juga mendorongnya menjadi presiden. Dirinya digantikan wakilnya, Megawati Soekarnoputri.

Mitos Rajah Kalacakra

Mitos mengenai ini sebenarnya muncul dari kepercayaan akan kekuatan dari gerbang di Masjid Menara Kudus. Konon Ja’far Shodiq atau yang dikenal sebagai Sunan Kudus sebagai pendiri masjid memasang rajah yang dikenal dengan nama Kalacakra.

Dinukil dari CNN Indonesia, Rajah Kolocokro dipasang oleh Sunan Kudus sebagai upayanya memediasi konflik pewaris Dinasti Kerajaan Demak. Sunan juga ingin menghindarkan Panti Kudus (pesantren yang diasuh Sunan Kudus) dari pengaruh politik.

Pasca Wafatnya Pati Unus, sultan kedua Kesultanan Bintoro Demak, penerus tahta berikutnya yakni Sultan Trenggono tidak didukung sepenuhnya oleh kalangan internal. Pasalnya ada dua sosok yang berkonflik yakni Sultan Hadiwijaya dengan Aryo Penangsang.

Kisah Raja Kretek dari Kudus yang Diabadikan Namanya dalam Pidato Bung Karno

Ketika konflik itu, kedua pihak menemui Sunan Kudus untuk meminta nasihat. Sunan menghendaki semua dikembalikan pada titik nol yakni meninggalkan posisi politik, jabatan ataupun kekuasaan.

Sunan Kudus memasang Rajah Kolocokro untuk menihilkan semua kekuatan, kedigdayaan dan kekuasaan bagi pihak yang berkonflik bisa melewati pintu rajah. Aryo Penangsang yang datang ke Sunan Kudus malah melewati pintu itu hingga hilang jabatannya.

Banyak yang melewati

Dosen Pascasarjana STAIN Kudus, Abdul Jalil menjelaskan kepercayaan akan hal itu masih dilestarikan oleh masyarakat. Banyak pejabat dan politisi yang kemudian datang bahkan sempat melewati gerbang itu.

“Banyak yang datang ke sini, yang melewati gerbang itu, akan tumbang dari jabatannya. Kami punya datanya, karena tiap tamu ada daftarnya. Namun, kami tidak bisa menyebutkan,” ucap Pengurus Komunitas Menara Kudus yang dinukil dari Detik.

Para pejabat yang berkunjung sering meminta kepada pengelola agar bisa masuk melalui pintu lain, tanpa melewati pintu gerbang yang dirajah Kalacakra. Abdul Jalil menyebut pesan dari Sunan Kudus adalah saat berkunjung harus meninggalkan kepentingan duniawi.

Kisah PG Rendeng, Pabrik Gula Kegemilangan Kudus yang Menolak Mati

Sunan Kudus sendiri selama hidupnya selalu memberikan motivasi kepada para santrinya maupun warga umum untuk memegang pedoman hidup ‘gusjigang’ akronim dari bagus, ngaji, dagang (intelektual, spiritual, dan ekonomi).

“Jika hendak ke Menara Kudus atau ziarah jangan niatnya cuma mampir, tapi memang seyogyanya bersilaturahmi dan jangan ada kepentingan politik. Hal ini ada kaitannya Sunan Kudus mengajarkan ‘gusjigang;. Sudahlah, kalau ke Kudus jangan berpikir kekuasaan,” tutur Jalil.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini