Tradisi Kenduri Durian, Syukuran Bagi Buah Durian Terbesar se - Indonesia di Wonosalam

Tradisi Kenduri Durian, Syukuran Bagi Buah Durian Terbesar se - Indonesia di Wonosalam
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Keanekaragaman budaya di Indonesia menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini. Kabupaten Jombang sebagai salah satu wilayah Indonesia di Jawa Timur juga memiliki banyak kebudayaan. Salah satu budaya yang paling menarik datang dari daerah Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang, yaitu tradisi upacara Kenduri Durian.

Sebagai Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Wonosalam

Wonosalam merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Wonosalam terletak di ketinggian 500-600 mdpl tepatnya di kaki dan lereng Gunung Anjasmoro dan berada di 35 km sebelah tenggara Kabupaten Jombang. Wonosalam terkenal sebagai penghasil beragam macam buah terbesar di Jombang. Beragam buah yang dihasilkan di daerah Wonosalam diantaranya durian, salak, manggis, cengkih, kokoa, dan kopi. Dari banyaknya buah-buahan yang dihasilkan, durian merupakan jumlah buah terbesar yang dihasilkan setiap tahunnya, bahkan Wonosalam menjadi daerah penghasil durian terbanyak se Jawa Timur.

Masyarakat Wonosalam sendiri memiliki suatu tradisi tahunan selametan atau syukuran tiap tahunnya sebagai bentuk terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan hasil panen durian yang disebut Tradisi Kenduri Durian. Upacara Kenduri Durian atau KenDuren ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan sampai saat ini masih rutin dilaksanakan saat musim panen raya buah durian yakni antara bulan Februari dan Maret. Namun Upacara Kenduren ini sempat ditiadakan selama dua tahun dikarenakan pandemi Covid-19. Tahun ini upacara KenDuren kembali dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2023 bertempat di lapangan Kecamatan Wonosalam.

Prosesi Upacara dan Tumpeng Durian Raksasa

Upacara KenDuren memiliki ciri unik dan khusus pada bentuk tumpeng yang disajikan. Biasanya tumpeng terdiri dari nasi dan lauk, namun pada upacara KenDuren tumpeng berisi hasil bumi saur-mayur, buah-buahan dan tentunya buah durian. Jumlah tumpeng hasil bumi dalam upacara ini 9 buah yang memiliki tinggi sekitar 8 meter yang dipenuhi hasil bumi dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam, dan terdapat juga satu tumpeng raksasa berisi durian khas Wonosalam. Yang menarik dari kegiatan ini adalah jumlah buah durian yang digunakan sesuai dengan angka tahun sekarang, untuk tahun ini upacara KenDuren menggunakan 2.023 durian dan nantinya akan dibagikan secara gratis kepada wisatawan dan masyarakat yang mengikuti rangkaian upacara ini.

Ritual Kenduri Duren Wonosalam dimulai dengan prosesi arak-arakan kesembilan tumpeng dari kantor Kecamatan Wonosalam. Masing-masing tumpeng diarak oleh puluhan warga dari 9 desa menuju lapangan Kecamatan Wonosalam. Setelah memasuki lapangan 9 tumpeng hasil bumi akan diletakkan terpisah mengelilingi tumpeng durian raksasa. Begitu diletakkan di lapangan, ratusan orang mulai mengelilingi kesembilan tumpeng tersebut, dan ada juga yang mengelilingi tumpeng durian raksasa. Setelah itu prosesi bagi-bagi durian langsung dilaksanakan dan suasana menjadi riuh saat masyarakat mulai berdesak-desakan demi mendapat buah durian dan hasil bumi lainnya secara gratis.

Sarana Pembangunan Ekonomi

Upacara Kenduren ini bukan sekedar ritual syukuran tahunan namun juga dijadikan sarana untuk memperkenalkan durian khas daerah Wonosalam kepada wisatawan yang mengikuti rangkaian kegiatan upacara Kenduren. Kegiatan ini juga akan dapat meningkatkan gotong royong masyarakat dalam mempersiapkan upacara ini dan juga semakin merekatkan hubungan kekeluargaan antar masyarakat, baik warga Wonosalam maupun wisatawan dari luar daerah.

Selain itu para petani durian juga berharap dari terlaksananya upacara Kenduri Durian ini konsumen pemburu durian dapat membedakan durian asli Wonosalam dan durian yang bukan bersal dari Wonosalam, hal ini karena banyak pedagang durian yang mengaku-ngaku menjual durian Wonosalam padahal bukan. Pegelaran upacara Kenduri Durian ini juga akan meningkatkan ketertarikan masyarakat luar daerah untuk berkunjung ke Wonosalam dan dapat membantu memajukan perekonomian warga Wonosalam.

"Semoga kegiatan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Kabupaten Jombang khususnya Wonosalam atas limpahan Rahmat dan Barokah dari Alloh SWT, terutama hasil panen durian juga hasil bumi lainnya ini, agar kita terus diberikan kesehatan, keselamatan dan limpahan rezeki yang halal dan barokah dijauhkan dari segala bala' bencana", tutur Bupati Mundjidah Wahab. (Sumber : https://jombangkab.go.id/berita/sukses-puncak-acara-kenduren-durian-wonosalam-tahun-2023)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini