BATASMIAH, adat banjar dalam menamai anak

BATASMIAH, adat banjar dalam menamai anak
info gambar utama

Acara Batasmiah

Kelahiran anak tentu saja adalah sebuah anugrah bagi suatu keluarga yang sudah menikah, tentu saja sebelum anak merak lahir kedunia mereka akan memilih nama yang bagus dan penuh arti untuk anak mereka, nama yang artinya bagus dan bisa menjadi doa untuk kehidupan anak mereka.

Saat kelahiran bayi pun pasti akan sangat di penuhi rasa syukur, dan kebahagiaan yang sangat tidak bisa diukur dengan hal apapun. biasanya sebelum menamai seorang bayi akan ada upacara daerah yang di hadiri keluarga,tentangga,dan ustadz yang diundang untuk mendoakan. namun di tiap daerah mempunyai tradisi dan nama yang berbeda tentu saja.di kalimantan selatan sendiri tradisi menamai bayi seperti ini disebut masyarakat dengan"batasmiyah". tradisi yang sudah ada sejak jaman dulu dan masih sampai sekarang, tertutama di daerah yang masih pedesaan,karna mungkin di daerah perkotaan tradisi seperti ini sudah jarang dan biasanya di ganti dengan syukuran.biasanya juga acaranya berbeda di tiap keluarga namun tetap memiliki arti yang sama, yaitu untuk memberikan nama sang bayi dengan arti yang baik.

Batasmiyah, tradisi yang sejak dulu sudah di lakukan oturun temurun oleh masyarakat banjar secara wajib, karna merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang penganut islam karena dianggap sesuai dan tuntutan syariat islam yang harus diikuti. hal tersebut di bisa di sebutkan sebagai rasa syukur terhadao bayi yang sudah di lahirkan.biasanya juga akan diiringi dengan pengurbanan kambing, 2 ekor kambing untuk bayi laki-lai dan 1 ekor kambing untuk bayi perempuan, biasanya hal ini di sebut dengan aqiqah dan acara ini biasanya juga selalu di barengi dengan tasmiyah secara bersamaan. Namun jika tidak ada kesanggupan oleh keluarga, bisa saja aqiqah di laksanakan belakangan setelah tasmiyah. makna pemotongan kambing sendiri adalaha untuk menghindari hal-hal yang buruk,dan sifat-sifat yang tidak di kehendaki tentu saja dari sang manusia itu lahir.

Untuk tata cara be tasmiyah sendiri biasanya, bayi di turunkan dari ayunan atau bisa juga diangkat dari tempat tidurnya, kemudian di arak untuk mengelilingi rumah dengan diiringi sinoman hadrah yang juga melantunkan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, setelah itu diiringi dengan pembacaan ayat suci al-quran dan dakwah agama yang di bawakan oleh Ustadz. setelah itu barulah pemberian nama yang biasanya ayah dari bayi dan ustad akan duduk secara berhadapan, lalu rambut bayi (laki-laki/perempuan) di potong dan setelah itu di rambutnya di berikan tepung tawar sebanyak tiga kali di atas kepala nya. setelah proses ini berjalan lancar barulah bayi dengan resmi sudah menyandang nama yang di.berikan, nama yang mempunyai arti yang baik dan sekaligus juga mengandung doa yang baik pula untuk kehidupan bayi kedepannya nanti.

Seperti yang bisa kita lihat, di kalimantan selatan ini masih kental dengan tradisi-tradisi turun temurun yang masih di laksanakan hingga sekarang, walau seiring berjalan nya waktu namaun tradisi seperti ini masih di laksanakan oleh masyarakat banjar, selain Batasmiyah juga pasti ada lebih banyak lagi tradisi yang masih di gunakan,seperti sinoman hadrah, bamandi-mandi 7 bulanan dan masih banyak lagi, kegiatan seperti ini tidak akan hilang sampai kapapun jika generasi kita bisa menjaganya dengan baik dan tidak berusaha menghilangklan nya agar tetap menjadi ciri khas kalimantan selatan yang tidak akan punah oleh waktu kelak.

(sumber :)https://simdapokbud.banjarkab.go.id/adat-istiadat ,

https://www.liputan6.com/news/read/11524/itasmiahi-pemberian-nama-ala-masyarakat-banjar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini