Tradisi Ma’ Badong : Nyanyian dan Tarian Sakral Suku Toraja

Tradisi Ma’ Badong : Nyanyian dan Tarian Sakral Suku Toraja
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Toraja merupakan daerah kecil yang terletak di Pegunungan Sulawesi Selatan dan sangat terkenal dengan upacara Rambu Solo atau pemakaman. Mengapa demikian? Karna bagi orang Toraja hidup di dunia ini hanyalah sementara dan akan terdapat kehidupan kekal di alam puya, tempat berkumpulnya para arwah suku Toraja. Dalam melaksanakan upacara Rambu Solo, terdapat beberapa tradisi yang dilakukan oleh suku Toraja, salah satu tradisi tersebut yaitu Ma’ Badong.

Ma’ Badong terdiri dari 2 kata yaitu Ma’ dalam Bahasa Toraja berarti melakukan dan Badong berarti sebuah tarian dan nyanyian yang berisi syair dukacita karena kehilangan anggota keluarga. Sehingga, Ma’ Badong berarti kegiatan melakukan tarian dan nyanyian dukacita. Kegiatan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan orang muda sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman mengenai syair, penggunaan, dan tarian dari Badong. Orang yang melakukan badong disebut Pa’ Badong yang biasanya berpakaian hitam atau pakaian adat Toraja. Pa’ Badong akan membuat lingkaran dan saling bergandengan tangan untuk melantunkan syair-syair badong dengan nada tertentu diikuti dengan gerakan anggota tubuh, seperti maju dan mundur, dan menggerakan kepala. Lantunan syair yang dinyanyikan oleh Pa’ Badong berisi riwayat hidup dari orang yang telah meninggal, pujian terhadap orang yang telah meninggal, maupun ratapan-ratapan kesedihan dari keluarga yang ditinggalkan. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini minimal sekitar 3 jam atau bahkan lebih, tergantung dari syair yang dinyanyikan oleh Pa’ Badong.

Menurut Mutiara Patandean, dkk, terdapat dua makna dari tradisi Ma’Badong yaitu solidaritas dan religius.

1. Makna Solidaritas

Jika dilihat dari sudut pandang tingkah laku orang yang hadir dalam upacara Rambu Solo’, setiap keluarga, kerabat, dan masyarakat disekitar lokasi upacara akan diingatkan mengenai kehidupan orang yang telah meninggal dan jasa yang telah diperbuat semasa hidup di dunia. Sebagai contoh lirik badong berikut:

Ke’de’ ko anta umbating! Rapana ta rio-rio.

(Ayo! Berdirilah lalu kita menuangkan kesedihan kita. Saya terdiam dengan sangat sedih)

2. Makna Religius

Dalam kehidupan orang Toraja, makna religius mempunyai peranan yang penting, dimana dalam upacara Rambo Solo terdapat nyanyian bahwa setiap manusia akan kembali ke pencipta-Nya dan setiap perbuatan baik dari orang yang telah meninggal akan menjadi bekal baginya menuju alam puya. Sebagai contoh lirik badong berikut:

Sampa’ batingkira tondo. Pango’tononan marioki. Napokinallo ilalan.

(Begitulah uraian kesedihan kamu. Penjelasan kesedihan kami. Menjadi bekal perjalanannya)

Masyarakat Toraja percaya bahwa Ma’ Badong merupakan bentuk penghormatan terakhir pada orang yang sudah meninggal, bentuk penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan, dan sebagai bentuk kebersamaan masyarakat Toraja. Oleh karena itu, Ma’Badong hanya dapat dijumpai di Rambu Solo, jika dilakukan diluar upacara tersebut maka hal ini akan disebut sebagai pamali. Alasan inilah yang membuat Ma’Badong menjadi nyanyian sakral bagi para leluhur orang Toraja.

Selain itu, masyarakat Toraja juga percaya bahwa Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pemilik kehidupan layak untuk disembah sehingga setiap manusia diberikan hikmat untuk bersandar penuh kepada-Nya dalam segala kondisi. Hal ini tergambar jelas dalam syair-syair Badong.

Mengingat bahwa Ma’ Badong merupakan nyanyian dan tarian sakral untuk para leluhur Toraja, masyarakat dan para generasi muda suku Toraja diharapkan mampu untuk memahami, menghargai, melaksanakan, mempertahakan, dan terus mewariskan budaya ini ke generasi suku Toraja berikutnya. Dengan adanya usaha tersebut, tradisi Ma'Badong dapat tetap dihidupi oleh masyarakat Toraja hari ini dan seterusnya.

Semoga artikel ini bisa menjadi jawaban pentingnya memahami dan mewariskan budaya Ma’Badong suku Toraja, Sulawesi Selatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini