Buah Kepahiang Bikin Mabok Kepayang

Buah Kepahiang Bikin Mabok Kepayang
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Selamat pagi sobat GNFI...

Kali ini saya akan mengulas tentang buah yang bikin mabuk kepayang dan menjadi cikal bakal nama kabupaten tempat saya tinggal. Cerita ini berawal dari sebuah daerah di provinsi Bengkulu yang bernama Kepahiang. Sebelum pemekaran daerah ini menjadi satu dengan Kabupaten Rejang Lebong.

Namun pada tanggal 7 Januari 2004 Kepahiang akhirnya lepas dari Rejang Lebong dan menjadi kabupaten otonom. Menteri dalam negeri meresmikan Kepahiang sebagai Kabupaten berdasarkan undang - undang nomor 39 tahun 2023 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu.

Uniknya, nama Kepahiang yang menjadi nama kabupaten ini berhubungan dengan adanya pohon yang bernama kepahiang. Pohon ini banyak di jumpai terutama di kawasan hutan lindung bukit daun dan kawasan konservasi bukit barisan.

Kawasan ini merupakan perbukitan dan gunung yang menjadi tempat perlintasan dari Kota Bengkulu menuju Kabupaten Kepahiang. Medan berat dan jalan yang berkelok - kelok sering menyebabkan pusing dan mual dalam perjalanan sehingga timbul istilah mabok kepahiang.

Dengan jarak tempuh 64 KM mendaki dan menurun serta belokan yang tajam membentuk angka sembilan sehingga dikenal juga dengan jalan kelok sembilan. Kawan GNFI bisa berkunjung ke daerah kami untuk merasakan sensasi jalan kelok sembilan dan mabok kepahiang. Tertarik mencobanya?

Pohon kepahiang memang hidup liar di hutan dan belum di budidayakan. Beruntung jika dapat menemukan buah kepahiang ini karena bersifat musiman. Pohon ini memiliki buah beracun namun enak untuk di makan.

Kok bisa? Iya...buah kepahiang tidak sembarang bisa di makan karena buah ini mengandung asam sianida. Jika makan buah kepahiang mentah maka bisa dipastikan akan merasakan mual dan pusing seperti orang teler.

Konon katanya, dahulu getah buah kepahiang dapat digunakan untuk racun anak panah. Dulu orang berburu atau berperang mengunakan anak panah beracun yang berasal dari getah buah kepahiang. Kebayang kan bagaimana dasyatnya efek buah kepahiang jika di makan mentah?

Istilah mabok kepahiang juga digunakan masyarakat ketika ada yang merasakan atau keracunan buah kepahiang tersebut. Namun, jika buah kepahiang di olah dengan benar maka menjadi makanan yang sulit dilupakan.

Rasanya enak, kenyal seperti daging muda. Buah kepahiang menjadi menu favorit masyarakat suku rejang yang tinggal di kepahiang. Biasanya di masak dengan ikan sungai dan bersantan, namanya gulai buah kepahiang. Bisa juga di tumis atau menjadi bahan tambahan masakan lain.

Lalu bagaimana cara menghilangkan racun pada buah kepahiang agar tidak mabok kepayang? Karena buah ini memiliki asam sianida dalam getahnya maka perlu diperhatikan proses pengolahan sebelum di jadikan gulai atau santapan lainnya.

Perlu di perhatikan benar bahwa buah kepahiang yang akan di panen sudah benar-benar masak. Cirinya buah berwarna kecoklatan dan isi dalamnya berwarna putih ke abu abuan. Setelah lepas dari pohon, buah kepahiang dibiarkan dahulu sampai getahnya habis keluar dan mengering dari tangkainya.

Selanjutnya belah dua buah kepahiang dan keluarkan biji - biji yang ada di dalamnya. Biji inilah yang dapat di konsumsi. Namun, biji yang baru di keluarkan ini tidak boleh langsung di olah jadi makanan.

Biji buah kepahiang harus melewati proses perendaman terlebih dahulu. Biasanya di rendam selama dua atau tiga hari dan di cuci bersih berkali - kali. Tekstur biji yang awalnya keras dan putih akan berubah sedikit lembut dan warna menjadi coklat keabu abuan. Setelah benar - benar bersih barulah boleh di olah menjadi masakan ataupun topping makanan. Rasanya? enaaakkkkk tenan!

Mau mencoba mabok kepahiang ? Mari berkunjung ke kotaku. Dan akan kami suguhkan makanan khas buah kepahiang yang bikin ketagihan. Berani coba??

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini