Melestarikan Permainan Tradisional Melalui Kegiatan P5

Melestarikan Permainan Tradisional Melalui Kegiatan P5
info gambar utama

Dunia anak tidak bisa jauh dari yang namanya permainan dan bermain. Bermain permainan merupakan salah satu jenis aktivitas fisik yang dapat membantu tumbuh kembang anak sebagai pribadi maupun makhluk sosial. Namun tidak dapat dipungkiri, dalam era globalisasi saat ini anak-anak cenderung lebih senang bermain game online menggunakan gawainya dibandingkan bermain permainan tradisional. Padahal, Permainan tradisional merupakan salah satu dari sekian banyak warisan budaya bangsa yang mulai hilang dan lambat laun semakin tidak terdeteksi keberadaannya akibat dari globalisasi yang memunculkan permainan baru yang lebih canggih dan membuat permainan tradisional ini mulai terkikis zaman dan hilang dari permukaan.

Oleh karena itu, dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka saat ini, SMA ANGKASA 2 mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertemakan “Kearifan Lokal” yang dimana para siswa dari masing-masing kelas dibuat menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberikan salah satu jenis permainan tradisional yang berbeda-beda. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 2 minggu pada hari Selasa sampai Jumat dengan waktu 105 menit sampai 120 menit.

Baca juga : Membangun Generasi Berkarakter melalui Permainan Rangku Alu

Di minggu pertama para siswa diminta untuk membuat mind mapping yang berisikan tentang apa itu permainan tradisional dan latar belakang dari permainan tradisional yang sudah ditentukan. Dengan ini para siswa akan melakukan riset dan observasi mengenai permainan tradisional yang mana kegiatan tersebut membuat para siswa menjadi lebih mengenal dan menyadari permainan-permainan tradisional yang ada. Setelah selesai membuat mind mapping setiap kelompok akan melakukan presentasi mengenai apa saja yang mereka dapatkan dari hasil riset mereka.

Selanjutnya, sebelum mereka memainkan permainan tradisional yang sudah ditentukan tadi, para siswa diberi kebebasan untuk memilih permainan tanpa alat untuk dimainkan bersama-sama. Contohnya seperti gobak sodor, ular naga, ABC lima dasar, dan lain sebagainya. Para siswa laki-laki terlihat sangat kompetitif dan tidak mau kalah dalam permainan gobak sodor, di sisi lain para siswi perempuan terlihat asyik bermain ABC lima dasar dengan tema yang telah mereka sepakati, dan beberapa kelompok siswa sedang bermain ular naga sambil menyanyikan lagu khas permainan tersebut.

Di minggu selanjutnya, tiap kelompok siswa menyiapkan alat dan bahan untuk bekerja sama membuat permainan tradisional yang telah ditentukan. Ada banyak jenis permainan tradisional yang dibuat oleh para kelompok siswa mulai dari yang sering kita jumpai seperti egrang, bakiak, dan gasing sampai permainan yang mungkin pertama kali kita dengar keberadaannya seperti rangku alu dan patok lele. Disini keterampilan dan kreativitas para siswa diperlihatkan untuk membuat permainan tradisional tersebut. Setelah selesai membuat permainan tradisional tiap kelompok siswa boleh berlatih memainkan permainan tradisional yang telah mereka buat.

Pada awalnya, kelompok egrang terlihat kesusahan menaiki egrang mereka, sehingga salah satu dari mereka ada yang menaiki egrang dan ada yang membantu menahan egrang supaya tidak terjatuh. Sama halnya dengan kelompok egrang, kelompok bakiak juga kesulitan untuk mengatur langkah mereka sampai-sampai mereka terjatuh beberapa kali. Disisi lain, kelompok gasing sedang asyik beradu dengan gasing yang mereka buat, dan juga kelompok rangku alu terlihat sangat lihai melompat-lompat dengan satu kaki seiring dengan irama tongkat bambu yang dihentakan terbuka dan tertutup yang semakin lama semakin cepat hentakannya.

Baca juga : Rangkuk Alu, Tarian Tradisional Dari Manggarai, Flores, NTT

Di hari terakhir penutupan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tiap-tiap kelompok akan bergantian menampilkan permainan tradisional yang sudah mereka buat untuk dinilai oleh para guru dan dipertontonkan oleh para murid. Setiap kelompok tampil dengan senang dan para penonton juga bisa mencoba untuk memainkan permainan dari kelompok lainnya dan semua orang terlihat menikmati pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini.

Dengan diadakannya projek ini, harapannya para generasi muda sekarang terutama anak-anak dan remaja bisa terus melestarikan permainan-permainan tradisional, karena permainan tradisional tersebut juga bagian dari kebudayaan negara yang perlu kita lestarikan.

#LombaArtikelPKN2023

#PekanKebudayaanNasional2023

#IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BW
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini