Alvinia Christiany bersama Teman Autis, Bantu Penyandang Autisme Lebih Maju

Alvinia Christiany bersama Teman Autis, Bantu Penyandang Autisme Lebih Maju
info gambar utama

Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) cenderung mengalami intimidasi di sekolah. Temuan Phsy.org menunjukkan, mereka yang tinggal di daerah dengan sumber daya sosial ekonomi rendah berisiko lebih besar untuk menjadi korban perundungan. Fakta ini membuktikan bahwa dukungan dan perhatian terhadap kesehatan mental penyandang autisme sangat dibutuhkan.

Indonesia memang negara yang beragam, tapi bukan berarti masyarakatnya menerima begitu saja perbedaan kondisi fisik seseorang. Stigma negatif dan stereotipe “aneh” terhadap anak autis masih kental di sini. Berbagai peristiwa diskriminatif atau kekerasan verbal dan fisikal yang korbannya penyandang autisme, masih banyak beredar di media massa. Seakan-akan tidak ada yang bisa membantah bahwa kenyataannya masyarakat Indonesia masih banyak mengucilkan anak dengan ASD.

Kelakuan intimidatif terhadap anak autis barangkali disinyalir karena pengetahuan yang minim mengenai kondisi tersebut, padahal anak dengan ASD kalau ditangani dengan baik, akan tumbuh seperti orang normal.

Kebenaran itulah yang menggerakkan Alvinia Christiany untuk mendirikan komunitas Teman Autis, hingga berhasil menjadi pemenang penghargaan Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards ke-13 pada 2022 untuk kategori kelompok.

Bantu Anak Tidak Mampu, Farid Bangun Sekolah Dibayar Sayur dan Doa

Hilangkan stigma negatif anak autis

Berawal dari maraknya kasus perundungan yang mengorbankan anak autis, Alvinia bersama rekannya membentuk Teman Autis sebagai media untuk memahami lebih dalam seputar gangguan autisme. Mereka juga memperkenalkan autisme kepada publik guna menambah wawasan masyarakat dan menumpas stigma negatif tentang penyandang autisme.

Demi menghilangkan stigma negatif itu, Alvinia dan para sukarelawan gencar melakukan sosialisasi seputar autisme. Salah satunya dengan membawa spanduk edukasi saat acara Car Free Day (CFD) di Jakarta.

Komunitas Teman Autis didirikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme. Dalam beberapa seminar dan perbincangan, Alvinia menemukan bahwa banyak orang tua dari anak penyandang autisme kesulitan mencari klinik atau tempat terapi.

Dari situlah, Alvinia mendapatkan ide untuk menjadikan Teman Autis sebagai wadah informasi seputar kebutuhan autisme. Dalam situs resmi Temanautis.com, komunitas ini menyediakan informasi cukup lengkap mengenai pengetahuan dasar autisme, tips merawat anak autis, tempat terapi, klinik, dan sekolah.

"Lalu kami pikir oh gimana kalau dibikin satu wadah di mana semua informasi tentang autisme khususnya untuk para orang tua bisa kumpulkan. Jadi, bisa memudahkan mencari informasi yang mereka perlukan agar dapat memberikan penanganan terbaik untuk anaknya," jelas Alvinia dalam wawancara dengan IDN Times.

Achmad Irfandi Pulangkan Anak-anak ke Dunianya: Bermain dan Bermain

Memperkenalkan autisme kepada masyarakat

Teman Autis sampai sekarang terus melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi. Mulai dari mengadakan acara daring hingga luring bersama para orang tua dan penyandang autisme serta masyarakat umum. Alvinia dan timnya juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan edukasi mengenai gangguan ini, termasuk membuat konten digital.

Komunitas Teman Autis rutin mengadakan acara TAWA (Tanya Jawab Seputar Autisme) yang disiarkan langsung di Instagram setiap bulan pada tanggal 25. Melalui program ini, para orang tua dapat mengajukan pertanyaan dan berkonsultasi gratis dengan para ahli. Selain itu, Teman Autis juga menyediakan grup WhatsApp yang berisi orang tua dengan anak autis. Di dalam grup tersebut, mereka dapat berdiskusi atau bertukar pengalaman satu sama lain.

Berbeda tapi tak kurang, inilah prinsip yang dipegang Teman Autis. Melalui media sosialnya, komunitas ini kerap membagikan kisah inspiratif para penyandang autis. Misalnya, Oscar Yura Dompas, penyandang autisme di Indonesia yang berhasil menerbitkan tiga buku.

Tak hanya membagikan kisah inspiratif, Teman Autis juga turut menghadirkan dewasa autis yang sudah berkarier lebih dari 10 tahun. Cara ini diharapkan dapat memotivasi serta menginspirasi teman-teman dewasa autis lainnya yang belum memiliki pekerjaan.

 IPTEK Lima Pemuda Inspiratif Terima Apresiasi 14th SATU Indonesia Awards 2023 dari Astra

Hadapi rintangan

Ketika baru merintis Teman Autis, Alvinia dan kawan-kawan sempat kesulitan mencari komunitas yang mau berkolaborasi. Hal ini dikarenakan Teman Autis termasuk komunitas baru saat itu, sehingga belum banyak yang kenal mereka. Singkat cerita, sekarang Teman Autis telah bekerja sama dengan lebih dari 100 mitra yang mendukung dan menjalankan komunitas ini.

Di samping itu, kekurangan sumber daya juga menjadi tantangan keberlangsungan Teman Autis. Walau hanya beranggotakan 13 orang, Alvinia dan tim terus memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan Teman Autis.

"Untuk sekarang, mungkin lebih terbatasnya SDM karena kami mimpinya ingin menjangkau semua masyarakat Indonesia dan semua orang tua dengan anak autis. Akan tetapi, kami hanya 13 anggota jadi itu agak sulit. Namun, solusinya kini kami pelan-pelan saja sambil lebih sering mengadakan webinar atau seminar online agar bisa menyebar ke seluruh masyarakat," tukas Alvinia.

Sosok Penjaga Laut Desa Pinrang David Hidayat Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award 2022

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini