Seni dan Warisan Wayang Kulit dalam Kearifan Lokal

Seni dan Warisan Wayang Kulit dalam Kearifan Lokal
info gambar utama

Wayang Kulit adalah salah satu seni tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa, terutama di wilayah tengah dan timur Jawa. Asal usul wayang berasal dari istilah "Ma Hyang", yang berarti pergi ke arah roh spritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Terdapat pula pengertian lain mengenai wayang, yaitu sebagai istilah dalam bahasa Jawa yang berarti "bayangan". Hal ini dikarenakan penonton dapat melihat wayang dari belakang kelir atau hanya melihat bayangan saja.

Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang. Sambil memainkan wayang, sang dalang diiringi musik yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela suara gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh para pesinden yang umumnya adalah perempuan.

Pada saat pertunjukan wayang kulit, dalang berada di belakang kelir, sebuah layar berbahan kain putih. Di belakang layar tersebut, lampu listrik atau lampu minyak disorotkan untuk menciptakan bayangan wayang yang terlihat oleh penonton di sisi lain layar. Agar dapat memahami kisah yang ada dalam pertunjukan wayang, penonton harus memiliki pengetahuan tentang karakter-karakter wayang yang muncul dalam layar bayangan.

Cegah Perundungan di Sekolah, 104.870 Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Dibentuk

Di wilayah Jawa, terdapat empat variasi wayang kulit yang dikenal. Terdapat perbedaan di antara wayang-wayang itu berdasarkan karakter tokoh dan cerita yang ditampilkan. Salah satu aspek pertama yang bisa disoroti adalah wayang purwa yang mempersembahkan kisah Ramayana dan Mahabarata. Salah satu yang tak kalah penting adalah wayang madya. Wayang ini dibuat oleh Mangkunegara IV sebagai penghubung antara wayang purwa dengan wayang gedog, begitu juga dengan cerita yang disajikan. Anglingdarma merupakan salah satu cerita yang terkenal dalam jenis wayang ini.

Lalu, terdapat pula Wayang Gedog. Wayang ini diyakini telah ada sejak masa kejayaan Majapahit. Kisah yang diceritakan berasal dari naskah Panji. Terakhir, ada seni wayang lithik. Wayang ini dibuat oleh Pangeran Pekik, yang merupakan Adipati Surabaya. Kisah yang diceritakan dalam pertunjukan wayang ini berasal dari cerita Panji dan Damarwulan.

Dalang adalah bagian terpenting dalam pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Dalam terminologi bahasa jawa, dalang (halang) berasal dari akronim Ngudhal Piwulang. Ngudhal artinya membongkar atau menyebar luaskan dan piwulang artinya ajaran, pendidikan, ilmu, atau informasi.

Jadi keberadaan dalang dalam pertunjukan wayang kulit bukan saja pada aspek tontonan (hiburan) semata, tetapi juga tuntunan. Oleh karena itu, selain menguasai teknik pedalangan sebagai aspek hiburan, dalang haruslah seorang yang berpengetahuan luas dan mampu memberikan pengaruh.

Tidak hanya meliputi Ramayana dan Mahabarata, cerita wayang juga dipengaruhi oleh Pustaka Raja Purwa, Purwakanda, dan buku-buku dengan cerita yang diadaptasi. Kitab Purwakanda merupakan kitab kuno yang paling sering dimanfaatkan oleh para dalang yang berasal dari Keraton Yogyakarta.

Pergelaran wayang kulit dimulai ketika sang dalang telah mengeluarkan gunungan. Sebuah pergelaran wayang semalam suntuk gaya Yogyakarta yang dibagi dalam 3 babak yang memiliki 7 jejeran (adegan) dan 7 adegan perang.

Babak pertama, disebut pathet lasem, memiliki 3 jejeran dan 2 adegan perang yang diiringi gending-gending pathet lasem. Pathet sanga yang menjadi babak kedua memiliki 2 jejeran dan 2 adegan perang, sedangkan pathet manura yang menjadi babak ketiga mempunyai 2 jejeran dan 3 adegan perang. Salah satu bagian yang paling dinanti banyak orang pada setiap pergelaran wayang adalah gara-gara yang menyajikan guyonan-guyonan khas Jawa.

Terwujudnya Bioavtur dalam Penerbangan Komersil Indonesia dan Kilas Baliknya

Di Yogyakarta, Sasono Hinggil yang berlokasi di utara alun-alun selatan merupakan tempat yang secara reguler menyelenggarakan pertunjukan wayang semalam suntuk. Acara ini biasanya dilakukan setiap minggu kedua dan keempat pada pukul 21.00 WIB. Salah satu lokasi lain yang terletak di Keraton Yogyakarta adalah Bangsal Sri Maganti. Di balairung itu, pertunjukan Wayang Kulit berlangsung selama dua jam tiap hari Sabtu dimulai pukul 10.00 WIB.

Wayang kulit adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berasal dari kesenian asli masyarakat Indonesia yang sangat menghargai seni. Tiap elemen dalam pertunjukan wayang memiliki lambang dan arti filosofis yang signifikan. Terlebih lagi, dalam hal kontennya, cerita pewayangan selalu mengedepankan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti saling mencintai dan menghormati, sambil terkadang mempertanyakan keadaan sosial yang ada dan memberikan sentuhan komedi.

Pada tanggal 7 November 2003, UNESCO mengakui pertunjukan wayang kulit sebagai sebuah karya kebudayaan yang luar biasa dalam bidang cerita naratif dan warisan yang menakjubkan dan berharga, dikategorikan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Referensi:

Riana, Deny. 2021. Jelajah Wisata Budaya Negeriku Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandung: CV. Angkasa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini