Representasi Semangat Juang Pemuda dalam Pendidikan pada Novel Ranah 3 Warna

Representasi Semangat Juang Pemuda dalam Pendidikan pada Novel Ranah 3 Warna
info gambar utama

Ahmad Fuadi, seorang sastrawan terkenal yang telah melahirkan karya-karya dengan cerita yang selalu mencakup banyak pengajaran di dalamnya. Salah satu karyanya yang mendapatkan penghargaan “National Best Seller” adalah Ranah 3 Warna. Novel ini merupakan karya sastra kedua dari trilogi Negeri 5 Menara.

Terbitnya novel ini memiliki beberapa tujuan, selain untuk memberikan hiburan, motivasi, dan juga pengajaran kepada pembaca, Ahmad Fuadi mengatakan bahwa royalti dari trilogi ini untuk membangun Komunitas Menara yang merupakan sebuah yayasan sosial untuk membantu pendidikan orang tidak mampu berbasiskan sukarelawan. Selain itu novel ini juga berhasil diadaptasikan menjadi sebuah film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto yang rilis pada tahun 2021.

Judul Ranah 3 Warna diambil tentu memiliki makna di dalamnya, kata ranah yang memiliki arti tanah datar atau lembah sedangkan angka 3 sebagai simbol dari tiga tempat yang menjadi perjalanan tokoh utama yaitu Meninjau (Sumatra Barat), Bandung, dan Kanada.

Oleh karena itu judul Ranah 3 Warna ini dimaknai tanah yang memiliki tiga warna, sejalan dengan alur ceritanya yang menjadikan 3 tempat tersebut sebagai perwujudan tokoh utama dalam memperjuangkan cita-citanya, melewati banyak ujian dari sang Pencipta, dan menemukan cintanya.

Pagelaran Seni Budaya RI Mengisi Kemegahan Sydney Opera House di Australia

Novel ini memuat banyak pengajaran sehingga dianggap sebagai karya sastra yang bergenre edukasi. Dapat dibuktikan pada perjuangan Alif sebagai tokoh utama yang merupakan seorang remaja dengan tekad dan ambisi kuat untuk menempuh pendidikannya. Keterbatasan ekonomi sering kali membuat dirinya diremehkan oleh orang-orang di sekitarnya, namun hal tersebut tidak melunturkan gelora semangat untuk semakin menggapai segala mimpinya.

Perjalanannya tentu tidak mudah, dia dihadapkan oleh banyak sekali cobaan serta rintangan, salah satunya kehilangan seorang Ayah untuk selamanya. Sebagai satu-satunya laki-laki yang ada di keluarga, Alif memutuskan mencari pekerjaan untuk menghidupi Ibu dan adik perempuannya. Namun, Tuhan memiliki rencana yang tak terduga, tekad untuk melanjutkan mimpi kembali dalam jiwanya, sampai pada akhirnya Alif mampu menempuh pendidikan di Kanada dengan beasiswa.

Selain genre edukasi, novel Ranah 3 Warna juga menyelipkan bumbu-bumbu dari genre lain yaitu religi dan roman sehingga semakin menciptakan ketertarikan pembaca terhadap karya sastra ini. Seperti yang diceritakan di dalam novel, Alif merupakan seorang santri dari salah satu pondok pesantren terkenal di Jawa Timur. Selama menjadi santri, Alif berusaha untuk menyeimbangkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum dengan harapan dapat membawanya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Selain itu dalam perjalanan memperjuangkan pendidikannya, Alif bertemu dan jatuh hati pada seorang perempuan yang juga sebagai teman satu kampusnya, namun sialnya sahabatnya justru juga jatuh hati kepada perempuan yang sama, dengan berat hati dan sedikit kekecewaan ia berusaha terus menyimpan saja rasa itu dan menunjukkan bentuk dukungan akan hubungan sahabatnya dengan perempuan yang ia cintai.

Cegah Deep Fake Kecerdasan Buatan, Bagaimana Strategi Kominfo?

Genre pada novel Ranah 3 Warna ini menggambarkan bagaimana proses perjalanan seseorang dalam mencapai mimpinya. Terdapat banyak pengajaran dan juga nilai positif yang dapat dipetik oleh penikmat karya sastra ini, antara lain:

  • Kegigihan
    Tokoh utama tersebut memiliki sikap yang gigih dalam menggapai apa yang menjadi tujuannya walau banyak sekali rintangan dan hambatan yang dihadapi tak dijadikan sebagai suatu alasan untuk mundur, justru hal tersebut semakin membawanya untuk terbang mewujudkan dan membersamai mimpi-mimpinya.
  • Tanggung Jawab
    Tokoh Alif dalam cerita tersebut juga digambarkan sebagai pemuda yang memiliki jiwa tanggung jawab terutama terhadap keluarganya. Semenjak ayahnya meninggal dunia, ia sempat mengubur cita-citanya demi menghidupi ibu dan adik perempuannya. Namun, ibunya terus mendorong untuk kembali bangkit dan melanjutkan mimpinya.
Pemerintah Prediksi 107 Juta Orang Bepergian Selama Libur Nataru
  • Taat beragama
    Dalam ceritanya, tokoh Alif juga memiliki sikap taat terhadap Tuhannya. Ia selalu melibatkan Allah dalam setiap urusan sebagai bekal dan kekuatan untuk menemani perjuangannya sehingga kemudahan selalu menyertai langkahnya.
  • Ikhlas
    Sikap ikhlas juga ditunjukkan oleh tokoh Alif dalam beberapa peristiwa dalam novel tersebut, seperti saat keadaan yang seolah mengharuskan untuk menunda bahkan mengubur mimpinya karena kepergian sang ayah. Selain itu, ada juga sikap ikhlas yang ditunjukkan oleh Alif, yaitu pada saat mengikhlaskan perempuan yang ia cintai bahagia bersama sahabatnya sendiri. Rasa sedih pasti ada, tetapi ia memilih untuk ikhlas dan percaya akan ketetapan Tuhan yang pasti jauh lebih indah.

Beberapa nilai positif yang ditunjukkan oleh Alif sebagai tokoh utama menggambarkan bagaimana kegigihan seseorang dalam mewujudkan apa yang ingin dicapai. Selain itu, banyak sekali pengajaran dan nasehat yang tersampaikan dalam alur cerita novel ini, sehingga dapat menjadi sebuah karya yang menginspirasi bagi pembaca terutama para pemuda dengan genre yang tepat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini