Menilik Hasil Survey Optimisme Generasi Muda 2023: Optimis Menyongsong Masa Depan

Menilik Hasil Survey Optimisme Generasi Muda 2023: Optimis Menyongsong Masa Depan
info gambar utama

Generasi muda merupakan generasi yang memiliki peranan besar terhadap arah masa depan Indonesia, di tengah era perubahan sosial yang dinamis ini. Generasi muda saat ini diharapkan memiliki optimisme untuk menyongsong Indonesia yang lebih maju di 10 hingga 20 tahun mendatang.

Pemikiran serta pemahaman generasi muda menjadi kunci dalam merancang sebuah negara. Sehingga Good News from indonesia berkolaborasi dengan Lembaga Survei Populix mengadakan sebuah pengamatan yang berjudul Survei Optimisme Generasi Muda 2023.

Survei ini bertujuan untuk mengungkap wawasan yang lebih dalam mengenai sudut pandang generasi muda terhadap optimisme, aspirasi, harapan masa depan, serta tantangan yang dihadapi masa kini.

Menyorot Hasil Indeks Optimisme Generasi Muda 2023

Melibatkan 1289 responden, 58% dari responden yang terlibat dalam survei ini didominasi oleh Gen Y (24-40 tahun), dan sisanya adalah Gen Z (17-24 tahun) sebanyak 42%. Survei ini dilakukan dengan menyorot lima aspek dimensi utama seperti Pendidikan & Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi & Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik & Hukum.

Dalam acara peluncuran hasil survei pada tanggal 14 November 2023, hasilnya menunjukkan indeks optimisme generasi muda mencapai 7,7%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, survei tahun ini dilengkapi dengan dimensi tematik yaitu lingkungan serta pemilu yang tengah menjadi sorotan beberapa waktu ini.

Dari survei yang telah dilaksanakan terbukti pula bahwa generasi muda optimis dengan pendidikan & kebudayaan di Indonesia, dibuktikan dengan nilai indeks tertinggi yaitu mencapai 8,55. Optimisme ini juga ditunjukkan dengan indeks optimisme yang cukup tinggi pada tiga aspek dimensi lain yaitu kebutuhan dasar sebesar 8,38, ekonomi & kesehatan sebesar 8,31, serta kehidupan sosial sebesar 7,78.

Sayangnya generasi muda tidak menunjukkan hal yang sama pada dimensi politik & hukum, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya indeks optimisme sebesar 5,72.

Optimisme Generasi Muda Jadi Harapan Sebuah Bangsa

Pendidikan & Kebudayaan

Pendidikan dan Kebudayaan menjadi aspek dimensi dengan indeks optimisme tertinggi dibandingkan dimensi lainnya. Berdasarkan survei, Gen Z lebih optimis dengan pendidikan & kebudayaan di Indonesia. Dimensi pendidikan dan kebudayaan dibagi menjadi beberapa unsur dimana unsur 'kuliner Indonesia bisa diterima dunia' memiliki indeks optimisme tertinggi yaitu mencapai 9,04. Berarti generasi muda saat ini optimis serta bangga dengan kebudayaan Indonesia salah satunya adalah kuliner.

Di lain sisi, unsur 'mampu berkontribusi pada pengembangan IPTEK' menjadi unsur dengan nilai optimisme terendah dengan indeks sebesar 8,01. Meski dapat dikatakan optimis, persepsi ini timbul dikarenakan kurangnya dukungan pemerintah Indonesia terhadap inovasi sains dan IPTEK. Hal ini juga menjadi salah satu faktor generasi muda tidak begitu optimis terhadap unsur ini.

Kebutuhan Dasar, Ekonomi & Kesehatan serta Kehidupan Sosial

Berbeda dengan gen z, milenial lebih menujukkan optimismenya pada kebutuhan dasar. Sayangnya, berdasarkan indeks optimisme, milenial lebih optimis dapat memenuhi sandang, pangan dan kebutuhan gizi anak serta pasangan dibandingkan dengan dirinya sendiri.

Begitu pula dengan dimensi ekonomi & kesehatan, meskipun menunjukkan indeks optimisme yang baik. Mahasiswa dan generasi muda yang belum bekerja menunjukkan kepesimisan mereka untuk terserap di dunia kerja dan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Namun demikian, responden cenderung merasa optimis bisa mendapatkan layanan kesehatan yang layak, dengan indeks optimisme yang cukup tinggi sebesar 8,50.

Selain dua aspek di atas, generasi muda di Indonesia juga menunjukkan optimisme terhadap kehidupan sosial. Terutama pada unsur 'memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang' dengan indeks optimisme sebesar 8,48. Sayangnya, generasi muda merasa pesimis dengan unsur 'etika bermedia sosial semakin baik' dengan indeks optimisme 6,97.

Menurut Devie Rahmawati sebagai pengamat sosial dalam diskusi hasil survei, etika bermedia sosial ini dipengaruhi oleh digitalisasi yang terjadi secara mendadak di tahun 2020, sehingga banyak orang yang masih gagap, dan bingung. Perubahan secara mendadak ini juga menimbulkan digital culture yang sangat berbeda dengan perilaku sosial masyarakat Indonesia di kehidupan sehari-sehari.

Pesimisme Generasi Muda Terhadap Politik dan Hukum di Indonesia

Berdasarkan hasil survei indeks optimisme, hukum dan politik menjadi dimensi dengan nilai indeks optimisme terendah yaitu 5,72. Dari tiga unsur yang ada, 'berkurangnya korupsi' menjadi unsur dengan indeks optimisme terendah, sebesar 5,43. Tingginya tingkat korupsi yang ada di Indonesia, diperkirakan menjadi pemicu rendahnya indeks optimisme generasi muda terhadap unsur tersebut.

Dimensi politik dan hukum ini juga berhubungan dengan dimensi tematik pemilu. Meskipun merasa pesimis dengan politik dan hukum yang ada di Indonesia, generasi muda masih menaruh harapan mereka dan merasa cukup optimis dengan pemilu, hal ini dibuktikan dengan indeks optimisme pemilu yang mencapai 7,00.

Dalam dimensi pemilu, unsur 'memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi' memiliki indeks optimisme tertinggi yaitu 7,58. Artinya, generasi muda percaya dan optimis bahwa mereka mendapatkan hak suara yang setara dalam memilih kandidat yang akan menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.

Tingkat optimisme generasi muda terhadap kinerja penyelenggara pemilu ini kemudian ditanggapi oleh Ilham Saputra, komisioner KPU periode 2017-2022, Dalam acara diskusi hasil survei optimisme muda Indonesia 2023, ia menyatakan bahwa tingkat optimisme ini diharapkan tidak mempengaruhi pilihan mereka dan tidak golput pada pemilu yang akan datang, serta aktif memeriksa track record kandidat sebelum memilih, agar menjadi pemilih yang rasional dan cerdas.

Pandangan Generasi Muda Terhadap Tantangan Utama yang Akan Dihadapi

Generasi muda memiliki persepsi bahwa ada beberapa permasalahan utama di Indonesia. Namun, tiga besar tantangan utama ini perlu segera dibenahi. Dari 1289 responden, 44% memiliki persepsi bahwa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) merupakan permasalahan yang paling banyak terjadi terjadi diberbagai sektor.

Diikuti dengan permasalahan ekonomi yang meliputi ketidakstabilan harga pangan, rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi, serta beban hutan negara yang terus meningkat. Serta permasalahan hukum dimana penegakan hukum dianggap tidak adil dan menunjukkan keberpihakan.

Menanggapi permasalah ini, Rinaldi Nur Ibrahim, founder Youth Ranger Indonesia, menyatakan bahwa meski ada beberapa yang pesimis dan apatis, masih banyak generasi muda masa kini yang kritis, peduli dan memiliki semangat tinggi untuk mengubah keadaan.

Ia juga menambahkan bahwa optimisme yang dirasakan generasi muda masih membutuhkan rangkulan untuk mengurangi rasa insecurity yang ada pada diri mereka agar dapat terus berkembang. Sehingga diperlukan banyak komunitas sebagai wadah yang dapat meningkatkan kepercayaan diri generasi muda, dan mampu menjadi generasi kreatif dan inovatif yang bisa memajukan Indonesia di masa depan.

Optimisme pada generasi muda harus terus dipupuk dengan adanya kegiatan-kegiatan serta berita positif. Optimisme ini juga perlu dirasakan secara merata, agar semua generasi muda di seluruh Indonesia dapat merasa sejahtera. Generasi muda yang optimis dapat mendorong perubahan sosial yang positif demi Indonesia yang semakin maju.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini