Investasi Data Center Melonjak di Malaysia, Unggul di ASEAN

Investasi Data Center Melonjak di Malaysia, Unggul di ASEAN
info gambar utama

Malaysia diperkirakan telah menjadi destinasi utama di kawasan Asia Tenggara untuk investasi dalam pusat data (data center) yang menggunakan banyak pasokan listrik. Analis pasar memperkirakan bahwa investasi baru dalam lima tahun ke depan akan meningkatkan kapasitas hingga sekitar 1.000 megawatt (MW). Padahal pada tahun 2022, kapasitasnya hanya 113 MW, tetapi proyeksi yang ada menunjukkan peningkatan signifikan.

Penyebab utama peningkatan ini adalah biaya yang lebih rendah di Malaysia untuk lahan, energi, dan tenaga kerja dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura. Dengan demikian, Malaysia menjadi lebih menarik bagi investor untuk membangun pusat data mereka, yang memerlukan pasokan listrik yang besar.

Hingga saat ini, telah selesai pembangunan enam pusat data baru yang diperkirakan akan menggunakan sekitar 292 MW daya listrik, demikian disampaikan oleh analis Kenanga Research, Teh Kian Yeong.

Tenaga Nasional Bhd (TNB) juga telah melakukan kesepakatan pasokan listrik dengan delapan pusat data untuk mencukupi kebutuhan 2.000 MW daya listrik, demikian diungkapkan oleh Teh. Dia menambahkan bahwa total permintaan daya listrik dari pusat data diperkirakan akan mencapai 7.000 MW pada tahun 2035.

Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri juga menjelaskan bahwa Malaysia telah berhasil menarik investasi sebesar RM76 miliar dalam periode antara tahun 2021 hingga Maret tahun ini, yang terkait dengan pengembangan pusat data. Proyeksi jangka menengah ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata diperkirakan mencapai 16 persen atau sekitar RM9,36 miliar, dari tahun 2021 hingga 2026.

Meskipun perkiraan pertumbuhan ini terus berlanjut, namun masih ada kekhawatiran terkait perkembangan ini. Adrian Koh, kepala divisi secure power Schneider Electric Malaysia, menyampaikan bahwa pertumbuhan pesat pusat data di Malaysia telah menciptakan permintaan tinggi untuk tenaga profesional yang terampil dalam merancang, membangun, mengoperasikan, dan merawat infrastruktur kompleks tersebut. Sayangnya, malaysia masih kekurangan tenaga ahli di industri ini.

Berdasarkan proyeksi Malaysia Digital Economy Corporation pada Desember 2022, diperkirakan permintaan untuk tenaga ahli industri ini akan mengalami pertumbuhan tahunan sekitar 7,59 persen selama tiga tahun ke depan.

Sementara data lain datang dari laporan Uptime Institute, pada tahun 2025, setidaknya 2,3 juta staf penuh waktu akan dibutuhkan untuk menjaga pusat data beroperasi di seluruh dunia. Permintaan terbesar diperkirakan berasal dari perusahaan besar di bidang internet dan penyedia colocation di wilayah Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.

Koh menekankan perlunya kerja sama antara pemimpin industri untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di pusat data. Dia menyarankan peningkatan upaya rekrutmen, pelatihan, dan kesadaran terhadap peluang sebagai langkah-langkah yang diperlukan.

Menurutnya, pendekatan baru yang memanfaatkan transformasi digital dan inovasi terkini perlu menggantikan strategi rekrutmen dan bimbingan tradisional. Koh juga menyoroti bahwa individu dengan latar belakang beragam, seperti manajemen proyek, logistik, layanan pelanggan, dan seni, dapat memiliki keterampilan yang dapat ditransfer dan relevan untuk operasi pusat data.

Dalam konteks dunia yang semakin terdigitalisasi, pusat data memiliki peran krusial dalam menangani volume besar informasi yang dihasilkan oleh individu, bisnis, dan pemerintah. fasilitas tersebut berfungsi sebagai tulang punggung teknologi modern yang mendukung berbagai aspek, mulai dari komputasi awan hingga kecerdasan buatan.

Menurut Koh, berkat ketersediaan lahan dan sumber daya listrik yang cukup, konektivitas global yang lancar, dan regulasi pemerintah yang mendukung, Malaysia telah berhasil menjadi destinasi investasi yang strategis dan ideal dalam pengembangan pusat data.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini