Ikut Andil dalam Pemilu,Demi Indonesia Maju: Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023

Ikut Andil dalam Pemilu,Demi Indonesia Maju: Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023
info gambar utama

Tahun ini, GNFI telah mengadakan survei optimisme yang kelima pada tanggal 14 November 2023 dengan Lembaga Survei Populix. Sama seperti tahun – tahun sebelumnya, survey ini dibuat untuk mengukur tingkat optimisme atau kepercayaan terhadap masa depan Indonesia oleh generasi muda.

Founder sekaligus Editor In Chief GNFI, Akhyari Hananto, menuturkan bahwa awalnya survei ini dilakukan di tahun 2018 di daerah Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya yang bekerja sama dengan kawan – kawan Muhamadiyyah di Yogyakarta dan berhasil mengumpulkan 3000 responden anak muda.

Hasilnya menyatakan bahwa 83% responden merasa pesimis negara Indonesia bisa menjadi negara maju dan dapat mengejar ketertinggalan. Alasan di balik angka tersebut ialah mereka mengaku tidak mendapat informasi yang positif dan kurang mendapat informasi yang akurat terhadap Indonesia.

Maka dari itu, Good News From Indonesia (GNFI) hadir sebagai media alternatif untuk menyuguhkan berbagai informasi positif terkait Indonesia hingga sampai saat ini, guna memfasilitasi anak bangsa dengan bacaan yang dapat menghidupkan optimisme terhadap Indonesia. “Bangsa yang optimis ialah bangsa yang mampu melakukan banyak hal.” tutur Akhyari.

Pada survei yang kelima ini, sebanyak 1289 responden yang tersebar di seluruh Indonesia ikut berpartisipasi, dengan persentase sebesar 61% responden berasal dari pulau Jawa. Adapun profil responden terdiri dari Gen Y (24 – 40 tahun) sebanyak 58% dan Gen Z (17 – 24 tahun) sebanyak 42%.

Perhitungan dan interpretasi dilakukan dengan melihat ukuran optimisme pada kuisioner menggunakan skala 1 (sangat tidak yakin) sampai 10 (sangat yakin) yang kemudian dihitung menggunakan nilai rata – rata sehingga nilai rata – rata itulah yang menjadi indeks skor tersebut.

Pemaparan Hasil Survei Optimisme Generasi Muda 2023 | Foto : GNFI & Populix

Pemaparan hasil survei optimisme generasi muda Indonesia 2023 disampaikan oleh Co-Founder sekaligus CEO Populix, Timothy Astandu, dengan mengangkat dua tema tambahan yang khusus di tahun ini, yakni kepercayaan pemilu dan lingkungan hidup.

Hasil indeks optimisme Indonesia tahun ini sebesar 7,77 dari skala 10, dengan indeks tertinggi ditempati oleh Pendidikan dan Kebudayaan, sementara Politik dan Hukum berada di indeks terendah. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya yang berada di angka 7,2 dengan seluruh dimensi pembentuknya mengalami peningkatan, meskipun dimensi Politik dan Hukum memiliki tren yang turun dibandingkan tahun 2021.

“Ini menarik sekali sebenarnya karena yang lain cukup tinggi, hanya di Politik dan Hukum saja yang sangat rendah. Untuk nilai rendah ini sangat menarik dan pasti ada sesuatunya.” jelas Timothy.

Berdasarkan profil demografi, perempuan cenderung lebih optimis pada dua aspek, yaitu Pendidikan dan Kebudayaan serta kehidupan sosial. Dari segi usia, Gen Z terlihat lebih optimis pada aspek Ekonomi dan Kesehatan serta Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan milenial lebih optimis pada aspek Kebutuhan Dasar. Responden dari wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua memiliki Tingkat optimisme yang rendah dibandingkan wilayah lainnya, terutama pada aspek Ekonomi dan Kesehatan serta Kehidupan Sosial.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Pengamat Sosial Indonesia, Devi Rahmawati, yang menjelaskan bahwa anak kota cenderung memiliki akses dan kontrol terhadap teknologi.

“Anak yang terpapar internet dengan baik, pendapatan yang cukup baik, dan pendidikan yang tinggi memang survei globalnya selalu menunjukkan pasti punya optimisme yang lebih tinggi. Sederhananya karena mereka punya alatnya, itu yang membuat mereka percaya diri.” ujar Devi.

Hasil indeks optimisme pada lima dimensi utama tahun 2023 dijabarkan dalam poin – poin berikut :

Dimensi Kebutuhan Dasar

Hasil survey menunjukkan hasil yang baik dimana responden lebih optimis dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan kebutuhan gizi pada pasangan serta anak, dibandingkan pemenuhan gizi seimbang pada diri sendiri dengan nilai indeks optimisme sebesar 8,38.

Dimensi Ekonomi dan Kesehatan

Mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak menjadi hal yang membuat responden cenderung lebih optimis. Bagi mahasiswa dan responden yang belum bekerja, bisa terserap di dunia kerja menjadi aspek dengan tingkat optimisme yang lebih rendah karena mereka cenderung memikirkan masa depan mengenai pekerjaan yang sesuai dengan impian. Indeks optimisme dimensi ini mencapai 8,31.

Dimensi Pendidikan dan Kebudayaan

Unsur kuliner Indonesia memiliki skor indes tertinggi, sedangkan yang terendah ialah unsur kontribusi pada pengembangan IPTEK. Indeks optimisme mencapai nilai 8,55.

Dimensi Kehidupan Sosial

Respoden lebih optimis terhadap unsur memiliki kesempatan yang sama dalam berkembang dan cenderung pesimis terhadap unsur etika yang baik dalam bermedia sosial. Walaupun nilai indeks optimismenya sebesar 7,87, tetapi nilai ini masih dikategorikan cukup baik.

Dimensi Politik dan Hukum

Secara umum, publik merasa paling pesimis terhadap aspek ini terutama pada unsur berkurangnya korupsi di masa depan. Permasalahan dalam aspek ini tentu menjadi tugas bersama terutama oleh Gen Z dan Milenial bagaimana publik perlu merasa yakin terhadap ketatanegaraan Indonesia bahwa Indonesia adalah negara yang bersih dan tidak ada korupsi baik di level tinggi maupun rendah. Indeks optimisme dimensi ini hanya mencapai nilai 5,72.

Selain hasil pada lima dimensi utama, aspek tambahan (tematik) juga turut diikutsertakan dalam survei tahun ini. Pertama, aspek lingkungan dengan nilai indeks optimisme sebesar 7,23 dengan unsur pencegahan kerusakan lingkungan di masa depan.

Kedua, pemilu dengan unsur memiliki kesempatan yang sama memilki skor tertinggi dan nilai keseluruhan aspek ini sebesar 7,00. Namun, responden merasa pesimis dengan kinerja penyelenggara pemilu yang akan datang.

Ilham Saputra selaku Komisioner KPU periode 2017 – 2022 meyakinkan para generasi muda bahwa mereka memiliki peran besar dalam pemilu nanti karena jika anak muda saat ini memiliki tingkat optimis yang rendah, khawatirnya akan berpengaruh terhadap partisipasi pemilu yang buruk (golput). Beliau juga menambahkan bahwa membuat track record mengenai masing-masing calon presiden merupakan cara yang cerdas dalam memilih calon pemimpin di masa depan.

“Jadilah pemimpin yang rasional, pemilih cerdas dengan melihat background­ dari para calon tersebut. Jangan pernah pesimis bahwa generasi muda bisa merubah keadaan ini dengan berpartisipasi dalam pemilu 2024 mendatang,“ tutur Ilham.

Permasalahan Utama di Indonesia | Foto : GNFI & Populix

Dari hasil penilaian sebelumnya dapat dirangkum mengenai permasalahan utama yang ada di Indonesia. Responden menilai bahwa KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) menjadi masalah besar yang sering terjadi di berbagai sektor baik di level tertinggi maupun terendah. Diikuti dengan masalah ekonomi (ketidakstabilan harga pangan, rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi, dan beban utang negara yang semakin tinggi) dan permasalahan hukum (penegakan hukum yang dipersepsikan tidak adil dan ada keberpihakan).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini