Ketika Anjing Laut Gunakan Kumis untuk Mencari Mangsa, Bagaimana Caranya?

Ketika Anjing Laut Gunakan Kumis untuk Mencari Mangsa, Bagaimana Caranya?
info gambar utama

Lautan dalam merupakan tempat yang gelap, tetapi anjing laut mampu menyelam hingga lautan dalam dan mudah menemukan mangsanya. Ternyata mereka menggunakan kumisnya untuk melacak mangsanya.

Dinukil dari Mongabay, peneliti di University of California, Santa Cruz, Taiki Adachi mencoba memahami bagaimana anjing laut menggunakan kumis untuk mencari mangsa. Disebutkan tidak seperti manusia, kebanyakan mamalia memiliki vibrissae, atau kumis wajah bergerak.

Kumbang Trilobita Penghuni Pulau Sumatra, Benar Telah Hidup Jutaan Tahun Lalu?

Dirinya bersama rekan-rekannya mulai mengkarakterisasi kegunaan kumis anjing laut selama mencari makan di laut liar, hal ini sejenis pinniped, hewan dengan sirip depan dan juga belakang.

“Untuk melakukan ini, mereka menempelkan kamera mini ke pipi anjing laut gajah dan merekam gerakan kumis mereka,” tulis Jay Fajar dalam Anjing Laut Gunakan Kumisnya untuk Berburu di Perairan Dalam.

Memanjangkan kumis?

Pada studi sebelumnya, diketahui bahwa anjing laut memanjangkan kumis saat berburu atau merespons isyarat hidrodinamik. Tetapi itu baru studi di penangkaran. Sehingga, para peneliti mencari gerakan serupa ketika anjing laut liar mencari makanan di alam liar.

Dikatakan oleh Adachi, di alam liar, anjing laut tampaknya beralih di antara dua keadaan kumis, hal ini tergantung pada seberapa dalam mereka berenang atau jika mereka menemukan mangsa.

Indonesia Jadi Negara dengan Serangan Buaya Terbanyak di Dunia, Apa Faktornya?

“Pada kedalaman yang dangkal, kumis justru ditarik. Ketika masuk lebih ke perairan lebih dalam untuk mencari makanan, anjing laut akan memperpanjang kumis mereka,” ucapnya.

Temuan ini, mengungkapkan kemungkinan anjing laut untuk mencari, mengejar, dan menangkap mangsa di laut dalam. Sehingga menjawab segala teka-teki yang selama ini mengenai cara anjing laut mencari mangsa.

Menjawab teka teki

Dirinya menambahkan, bahkan ketika mangsanya terlihat karena proses bioluminesensi, gerakan kumis anjing laut tetap digunakan untuk mencari makan. Hal ini memecahkan misteri beberapa dekade.

“Temuan kami memecahkan misteri beberapa dekade tentang bagaimana anjing laut penyelaman menemukan mangsanya tanpa biosonar yang digunakan oleh paus, ini mengungkapkan adaptasi mamalia laut lain di perairan dalam yang gelap,” paparnya.

Macan Dahan Kalimantan, ‘Kucing’ Besar yang Terancam Punah

Adachi menjelaskan langkah selanjutnya adalah melakukan studi lapangan komparatif untuk lebih memahami bagaimana penginderaan melalui kumis membentuk perilaku alami pada setiap spesies mamalia di bawah lingkungan yang berbeda.

Di sisi lain, hasil kajiannya menjadi referensi penting bagi bidang ekologi sensorik pada hewan. Karena keistimewaan kumis anjing laut belum sepenuhnya terdeteksi terutama di tempat tanpa cahaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini