Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023

Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023
info gambar utama

Survei Indeks Optimisme telah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh Good News From Indonesia (GNFI),dan di tahun ini bekerjasama dengan Lembaga Survei Populix. Tujuan survei ini untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan adanya survei ini,diharapkan dapat menginspirasi upaya-upaya menghidupkan optimisme terhadap Indonesia dan menjadi rujukan dalam pengembangan kebijakan pemerintah, korporasi, dan lembaga masyarakat lainnya.

Indeks optimisme disusun dengan 5 dimensi, di antaranya kebutuhan dasar, ekonomi dan kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, kehidupan sosial, politik dan hukum. Selain dimensi utama, ada juga dimensi tambahan, yaitu adalah Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara indeks terendah adalah Politik dan Hukum.

Survei ini dilaksanakan pada tanggal 10-17 Oktober 2023 dengan metode penelitian kuantitatif (Online Survey, ke panel Populix). Kriteria responden adalah WNI berusia 17-40 tahun dengan jumlah responden 1.289 responden.

Profil responden sendiri paling banyak adalah karyawan swasta 38% diikuti tamatan SMA sederajat 44%. Di urutan ketiga tamatan D4/S1 42%. Sebaran responden terdapat pada wilayah Sumatra 24%, Kalimantan 3%, SulamPapua 7%, BaliNusra 4%, dan Jawa 61% dengan total 1.289. Profil responden terdiri atas perempuan 52% dan laki-laki 48%.

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
info gambar

Indeks Optimisme Indonesia pada tahun 2023 sebesar 7,77 dengan indeks tertinggi adalah pendidikan dan kebudayaan. Kemudian yang terendah adalah politik dan hukum.

Indeks Optimisme Tahun 2023,menurut Profil Demografi:

● Perempuan cenderung lebih optimis pada aspek Pendidikan & kebudayaan, serta kehidupan sosial.

● Menurut usia, Gen Z terlihat lebih optimis pada aspek ekonomi & kesehatan dan Pendidikan & kebudayaan, sementara milenial lebih optimis pada aspek kebutuhan dasar.

● Publik di wilayah Sulawesi, Maluku. Papua (Sulampapua), tingkat optimismenya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, terutama pada aspek ekonomi & kesehatan, dan kehidupan sosial.

Pada dimensi kebutuhan dasar,responden cenderung lebih optimis dapat memenuhi kebutuhan sandang,papan dan kebutuhan gizi pada pasangan serta anak,dibandingkan pemenuhan gizi seimbang pada diri sendiri.

Pada dimensi ekonomi dan kesehatan,responden cenderung lebih optimis bisa mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak. Namun bagi mahasiswa dan responden yang belum bekerja, memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah untuk bisa terserap di dunia kerja.

Pada dimensi pendidikan dan kebudayaan, unsur pendidikan & kebudayaan yang memiliki skor indeks tertinggi adalah "kuliner Indonesia bisa diterima dunia. Sementara yang terendah adalah "mampu berkontribusi pada pengembangan IPTEK", meski secara skor masih di atas 8,00 poin dan tergolong optimis.

Pada dimensi kehidupan sosial, unsur kehidupan sosial yang memiliki skor indeks tertinggi adalah "memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang". Sementara responden cenderung pesimis dengan unsur "etika bermedia sosial akan semakin baik".

Pada dimensi politik dan hukum, umumnya publik poling pesimis terhadap aspek politik dan hukum, karena memiliki skor indeks terendah (5.72), terutama pada unsur "berkurangnya korupsi di masa depan yang memiliki skor 5,43.

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
info gambar

Dimensi tambahan di antaranya :

● Lingkungan: aspek Lingkungan terutama yang berkaitan dengan pencegahan kerusakan lingkungan dapat dicegah di masa depan adalah sebesar 7.23. Jika dibandingkan dengan dimensi lainnya, termasuk dalam 3 terendah.

● Pemilu: aspek politik publik cenderung pesimis, TETAPI pada aspek Pemilu masih cukup optimis (indeks: 7,00). Unsur tertinggi adalah memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan yang terendah adalah kinerja penyelenggara pemilu.

Banyak permasalahan utama di Indonesia diantaranya permasalahan utama Indonesia menurut persepsi responden adalah KKN yang kerap terjadi di berbagai sektar dan dari level tinggi hingga rendah. Lalu,permasalahan ekonomi diantaranya ketidakstabilan harga pangan, rendahnya penghasilan dibandingkan laju inflasi, serta beban utang negara yang semakin tinggi. Dan yang terakhir permasalahan hukum, yaitu penegakan hukum yang dipersepsikan tidak adil dan ada keberpihakan.

Referensi :

Hasil Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini