Generasi Muda Pesimis Terhadap Berkurangnya Korupsi? Hasil Survei Membuktikan

Generasi Muda Pesimis Terhadap Berkurangnya Korupsi? Hasil Survei Membuktikan
info gambar utama

Pada tanggal 10 - 17 Oktober 2023 GNFI dan POPULIX berkolaborasi mengadakan Survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 dengan responden berjumlah 1.289 orang, berkisar antara 17 - 40 tahun.

Survei ini bertujuan untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda mengenai masa depan Indonesia beberapa tahun kedepan. Ada 5 dimensi utama yang di survei yaitu Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum.

Hasil dari survei menyatakan bahwa optimisme generasi muda pada Politik dan Hukum berada di urutan terakhir di angka 5,72 sangat jauh berbeda dengan Pendidikan dan Kebudayan di angka 8,55

Indeks optimisme Indonesia (sumber: GNFI)
info gambar

Pada dimensi Politik dan Hukum ada 3 bagian yang disurvei yaitu Berkurangnya Korupsi, Pemerintahan yang bersih dan transparan, dan Penegakan hukum yang adil. Survei ini didapat bahwa generasi muda pesimis dengan berkurangnya korupsi di Indonesia, yang mana skor "optimis korupsi akan berkurang" hanya 5,43.

Indeks dimensi Politik dan Hukum (sumber: GNFi)
info gambar

Hal ini sejalan dengan survei “Permasalah Utama di Indonesia” bahwa Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme merupakan permasalahan paling utama dengan 44% responden yang memilih.

Permasalah utama Indonesia (Sumber: GNFI)
info gambar

Dilansir dari laman GoodStats Indeks Persepsi Anti Korupsi Indonesia (IPAK) pada 2023 menunjukkan angka 3,92 dari 0 hingga 5. IPAK ini mengalami penurunan dari tahun 2022, tapi meningkat jauh dari tahun 2020 (IPAK 3,84) dan 2021 (IPAK 3,88). Naik Turunnya IPAk ini sejalan dengan kerugian negara akibat korupsi. Pada 2018 kerugian negara diprediksi menyentuh angka Rp 5.645 triliun dan pada 2022 naik berkali - kali lipat yaitu menyentuh angka Rp.42.747 triliun.

Selain itu, pada 22 November 2023 ketua Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) Firli Bahuri oleh Polda Metro Jaya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi, hal ini menjadi pukulan fatal bagi KPK karena ini merupakan pertama kalinya ketua lembaga tersebut menjadi tersangka kasus korupsi.

KPK yang mestinya menangani korupsi malah menjadi tempat terjadinya korupsi itu sendiri, tidak tanggung - tanggung, ketuanya sendiri yang menjadi tersangka. Kasus ini, menyebabkan nama baik KPK turun di mata masyarakat terutama kaum muda yang sangat kritis terhadap korupsi dan masih memandang korupsi sebagai masalh utama di negara ini. Para kaum muda menjadi sulit untuk percaya bahwa kasus korupsi akan hilang di negara ini, bagaimana mau hilang kalau yang seharusnya menangani korupsi sendiri masih korupsi.

Hal - hal seperti ini yang menjadi penyebab pada Survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 bahwa skor "optimis korupsi akan berkurang" hanya 5,43.

Walaupun dengan rendahnya optimisme generasi muda pada Politik dan Hukum, mereka tetap optimis pada Pemilu dengan indeks 7,00.

Indeks Optimis PEMILU (Sumber: GNFI)
info gambar

Dengan tingginya optimisme generasi muda diharapkan para penyelenggara pemilu dan para calon dapat memberikan hasil yang terbaik jauh dari segala kecurangan, agar tidak mengecewakan generasi muda yang sudah berani memberi suara dan kepercayaannya pada para calon. Bagi yang terpilih, hendaknya memberikan kebijakan dan solusi bagi permasalahan utama di Indonesia yaitu Korupsi.

Sedangkan, untuk generasi muda yang memilih hendaknya melihat track record dari calon pemimpin dan jangan berpikiran pesimis terlebih dahulu. Seperti kata Komisioner KPU Periode 2017 - 2022 Ilham Saputra, “Jangan pesimis, dilihat visi misi dan track record dari orang - orang yang kalian pilih, pernah korupsi atau tidak, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), silahkan buat track record dan menjadi pemilih rasional dan cerdas.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini