Survei Optimisme: Indonesia dari Kacamata Generasi Muda

Survei Optimisme: Indonesia dari Kacamata Generasi Muda
info gambar utama

Sempatkah terpikirkan bagaimana generasi penerus bangsa memandang negara Indonesia dan kebijakannya? Selama ini generasi muda terkenal tak acuh dan tak mau repot memikirkan urusan negara. Di sinilah Survei Indeks Optimisme hadir sebagai suara generasi muda. Sebuah wadah di mana anak muda bisa memberikan pandangan mereka tentang masa depan negara Indonesia.

Survei Indeks Optimisme sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh Good News from Indonesia (GNFI). Survei bertujuan untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia dilihat dari berbagai aspek.

Indeks optimisme diukur dengan 5 aspek utama meliputi: Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum. Dikarenakan tahun ini memasuki tahun pemilu, ada aspek tambahan yang dinilai, yaitu Lingkungan dan Pemilu.

Pertama Kali Dilaksanakan Secara Offline

Betapa spesialnya pemaparan hasil Survei Indeks Optimisme tahun ini. Setelah lima kali harus dilaksanakan secara daring, tahun ini, untuk pertama kalinya dilaksanakan secara offline di Universitas Bina Nusantara (BINUS). Bahkan bisa menghadirkan narasumber dari berbagai background yang mumpuni pada saat sesi diskusi.

Tepat pada tanggal 14 November 2023, GNFI yang bekerjasama dengan Populix memaparkan hasil Survei Optimisme Generasi Muda tahun 2023. Survei dilakukan dengan memberikan kuisioner yang berupa pernyataan terkait aspek utama, lalu responden akan menilai dengan menggunakan skala likert 1-10 (Sangat Tidak Yakin- Sangat Yakin).

Responden sendiri terdiri dari dua generasi muda dengan berbagai latar belakang yang berbeda, meliputi 58% dari Gen Y (Usia 24-40 Tahun) dan 42 % Gen Z (17-24 Tahun). Mereka tersebar di wilayah Pulau Jawa, Bali, Sulampapua (Sulawesi, Maluku, Papua), Sumatra, dan Kalimatan, dengan total keseluruhan responden sebanyak 1.289 (52% Perempuan dan 48% Laki-Laki).

Aspek Politik dan Hukum Diragukan!

Timothy Astandu, Co-Founder & CEO Populix mengungkapkan hasil Survei Optimisme Generasi Muda tahun 2023 cukup memuaskan. Banyak aspek yang meningkat dari hasil survei tahun-tahun sebelumnya. Indeks Optimisme Indonesia tahun 2023 berada di angka 7,77 (skala 10).

Aspek dengan indeks tertinggi adalah Pendidikan & Kebudayaan dengan angka 8,38, sedangkan yang terendah adalah Politik dan Hukum dengan angka 5,72. Rendahnya angka yang dicapai untuk aspek Politik dan Hukum, diluar ekspetasi dari pihak Populix serta GNFI.

Terdapat tiga pernyataan yang menjadi acuan penilaian untuk aspek Politik & Hukum diantaranya: berkurangnya korupsi, pemerintah yang bersih dan transparan, serta penegak hukum yang adil. Ketiganya memiliki nilai optimisme dibawah 50%. Pengurangan kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di Indonesia menjadi masalah utama dimana anak muda pesimis hal itu akan terwujud di masa depan.

Melihat hasil survei ini Ilham Saputra, Komisioner KPU Periode 2017-2022, mengutarakan kekhawatirannya. “Saya khawatir hasil ini juga berpengaruh dengan partisipasi anak muda dalam pemilu. Karena kalau kita lihat data hampir 50% merupakan pemilih muda,” tuturnya.

Beliau juga menambahkan berita terkait kondisi politik sangat mempengaruhi hasil survei.

Harus Yakin dan Optimis!

Dari hasil Survei Optimisme, Warga Indonesia bisa dibilang cukup optimis. Hal ini dapat dilihat dari jarang ada responden yang memilih jawaban netral. Mereka cukup yakin dengan pilihannya. Melihat fakta ini Akhyari Hananto, Founder GNFI, tetap optimis, negara kita bisa berbenah menyelesaikan masalah. Beliau juga berharap dengan adanya Survei Optimisme dapat menjadi rujukan dalam pengembangan kebijakan pemerintah, korporasi, dan lembaga masyarakat lainnya.

Salah satu narasumber, Rinaldi Nur Ibrahim, Founder Youth Ranger Indonesia menambahkan, “Generasi muda itu sebenarnya bukan tidak mau berubah, mereka butuh dirangkul. Kita berikan wadah untuk meningkatkan optimisme mereka. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?”

Insight menarik juga didapatkan dari narasumber lain, Dosen Devie Rahmawati, beliau juga merupakan pengamat sosial. Beliau mengangkat isu belum adanya pemerataan kebutuhan sosial di wilayah Sulampapua. Hal ini terjadi karena para pembuat keputusan hukum masih belum melihat ke daerah-daerah di luar pulau Jawa.

Masalah kualitas penegak hukum ditambahkan oleh Ilham Saputra, mantan Komisioner KPU, “Meneruskan apa yang sudah diungkapkan oleh Ibu Devie, kawan sebagai warga Indonesia harus melek politik. Ini sangat penting untuk menentukan pemimpin seperti apa yang dibutuhkan negara kita.”

Melek Politik merupakan bentuk tanggung jawab kepada diri sendiri untuk berpartisipasi dalam Pemilu yang akan datang. Perlu diingat, pemimpin yang kawan pilih bisa mengubah Indonesia. Negara kita butuh pemimpin yang mengerti kondisi Indonesia sebenarnya.

“Ini fatal ya! Jangan sampai salah pilih pemimpin. Generasi muda harus melek, harus mau mencari tahu latar belakang, visi misi, dan track record dari masing-masing calon pemimpin. Lihat juga apakah calon pemimpin pilihan kalian punya perspektif dan peduli dengan isu-isu wanita,” tutup Ilham Saputra.

Diskusi Hasil Survei Optimisme Generasi Muda tahun 2023 ditutup dengan meriah. Pihak penyelenggara, GNFI dan Tim Populix, mengucapkan banyak terima kasih kepada narasumber dan peserta yang menyempatkan hadir langsung maupun yang berada di Zoom. Mereka juga berharap dengan hasil survei ini, Pemerintah Indonesia bisa mengerti akar masalah dan segera mengatasi permasalahan tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini