Eksplore Ekowisata Nusa Tenggara Barat, Banyak Tersimpan Kekayaan Flora dan Fauna

Eksplore Ekowisata Nusa Tenggara Barat, Banyak Tersimpan Kekayaan Flora dan Fauna
info gambar utama

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah wisata di Indonesia yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Keanekaragaman flora dan fauna tersebut sangat dilindungi di ekowisata yang berada di Nusa Tenggara Barat.

Kawan GNFI penasaran? Berikut ini beberapa taman konservasi yang terdapat di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Taman Wisata Alam Satonda

Taman Wisata Alam Pulau Satonda terletak di Desa Calabai, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Pulau Satonda memiliki taman laut yang danaunya berada di tengah laut. Letak Pulau Satonda strategis yaitu di jalur laut wisata Pulau Bali, Pulau Moyo, dan Pulau Komodo. Pulau Satonda juga memiliki potensi sumber daya alam hayati dan keindahan panorama alam yang unik.

Setiap minggu, minimal ada empat hingga lima kapal pesiar yang berlabuh di Pulau Satonda. Pesona alami pantai, keragaman terumbu karang, danau air payau yang menakjubkan, serta bebatuan besar di dalamnya menjadi sesuatu yang menarik perhatian. Ada beberapa aktivitas wisata yang dapat dilakukan, termasuk snorkeling, menyelam, trekking di hutan, berjemur, dan mengamati hewan.

Taman wisata alam ini memiliki perkiraan luas sekitar 3000 hektar. Beberapa hewan yang dapat ditemui di area taman ini adalah seperti rusa, kepiting, burung yang hidup di air, burung camar, elang laut, kelelawar, dan juga ikan dengan tampilan yang indah.

Sementara itu, mayoritas jenis tanamannya adalah malaka dan bidara. Para pengunjung dapat mencapai Taman Wisata Alam Pulau Satonda dengan menyeberang dari Pulau Sumbawa (Dompu ke Pulau Satonda). Wisatawan dapat mencapai kawasan ini dalam waktu sekitar setengah jam saja.

Taman Wisata Alam Bangko-Bangko

Taman Wisata Alam Bangko-Bangko terletak di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Di taman wisata alam ini terdapat pantai yang ombaknya memanjang dan sambung-menyambung. Ombak di pantai ini cocok bagi para peselancar pemula hingga profesional.

Taman Wisata Alam Bangko-Bangko ini bisa dengan mudah ditemui oleh pengunjung yang berkunjung. Kawan GNFI dapat menempuh perjalanan sejauh 70 km dari Kota Mataram menuju Sekotong, kemudian ke Bangko-Bangko. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perjalanan ini hampir mencapai dua jam. Kawan GNFI memiliki opsi untuk menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan angkutan umum.

Apabila memilih menggunakan transportasi publik, Kawan memiliki opsi untuk mengambil rute dari Terminal Mandalika Bertais ke Terminal Lembar. Dari Terminal Lembar, teman dapat menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke Labuhan Poh.

Di daerah itu, wisatawan memiliki kesempatan untuk berselancar dan juga menikmati pesona alam bawah laut yang cantik. Taman Wisata Alam Bangko-Bangko juga menyediakan hutan yang spesial untuk para pengunjung yang menyukai alam dan sejarah. Taman Wisata Alam Bangko-Bangko memiliki hutan seluas 2.169 hektare yang terdiri dari berbagai jenis ekosistem seperti hutan pantai, hutan musim dataran rendah, dan hutan mangrove.

Di daerah ini, Kawan GNFI dapat menemukan beragam tumbuhan Pantai Bangko-Bangko, seperti batu karang dan tumbuhan pandan laut.

Di tempat wisata alam Bangko-Bangko, pengunjung bisa menemukan beberapa macam tumbuhan seperti bajur, kesambi, dan waru. Apabila seseorang masuk ke dalam hutan yang tumbuh di sekitar tebing, mereka akan menemukan bekas-bekas peninggalan dari masa penjajahan Jepang, seperti reruntuhan benteng pertahanan Jepang dan meriam yang masih utuh.

Lalu, Kawan bisa berjalan menuju hutan belukar di Bangko-Bangko atau ke tepi pantainya. Kawan GNFI dapat menemukan ragam hewan di dalamnya, seperti ayam hutan, elang bondol, koakiau, raja udang, dan elang laut. Apabila beruntung, Kawan mungkin dapat menemukan Troides Helena, sebuah jenis kupu-kupu langka yang memiliki proteksi dari hukum.

Taman Wisata Alam Laut Gili Meno, Gili Air, Gili Trawangan

Taman Wisata Laut Gili di Nusatenggara Barat | Foto: Kemenparekraf/kemenparekraf.go.id
info gambar

Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan biasa disebut dengan Gili Matra atau TWP Gili Indah. Kawasan ini mempunyai luas 2.954 hektare. Kawasan ini terdiri atas daratan seluas 665 hektare dan selebihnya berupa perairan laut.

Pecinta aktivitas wisata bahari seperti menyelam dan snorkeling dapat melawat ke perairan di sekitar pantai barat laut Pulau Lombok. Di daerah tersebut, Kawan GNFI akan menemukan tiga pulau kecil yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan.

Selain keindahan alamnya yang memukau, ketiga pulau ini juga menawarkan air yang jernih dan keanekaragaman biota laut yang kaya. Habitat di perairan bawah laut di pulau-pulau itu didiami oleh berbagai jenis ikan kecil yang memukau dengan warna-warna yang cantik.

Gili Meno dan Gili Air memiliki cakrawala karang yang indah dengan warna biru yang menarik perhatian. Dikabarkan bahwa hanya ada dua daerah di dunia yang memiliki formasi karang serupa itu. Selain di dua pulau kecil di area Pulau Lombok, terdapat juga karang serupa yang bisa ditemukan di Laut Kariba. Penasaran, bukan? Ketiga pulau tersebut benar-benar pantas untuk dikunjungi oleh Kawan GNFI.

Diantara ketiga pulau-pulau kecil tersebut, Gili Trawangan adalah pulau yang memiliki ukuran paling besar. Di sana, Kawan bisa berjalan mengelilingi pulau dan mengamati sebuah meriam. Dikatakan bahwa meriam tersebut adalah warisan dari pasukan Jepang yang pernah menguasai pulau kecil itu pada masa lampau. Di Gili Trawangan terdapat sebuah gunung kecil atau bukit kecil. Saat Kawan GNFI berada di puncak bukit, maka dapat melihat Gunung Agung yang terletak di Pulau Bali dengan jarak yang cukup jauh saat matahari sedang terbenam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini