Berawal dari Bekasi, Cerita Puskesmas Rawat Kesehatan Rakyat Bermula

Berawal dari Bekasi, Cerita Puskesmas Rawat Kesehatan Rakyat Bermula
info gambar utama

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) lahir di Bekasi sekitar 50 tahun silam. Hal ini menjadi sebuah tonggak awal untuk meningkatkan kualitas kesehatan nasional. Sebuah target yang terus dikejar hingga kini.

Pada 12 November 1968, Departemen Kesehatan menggelar peringatan Hari Kesehatan Nasional kelima dan Rapat Kerja Kesehatan Nasional pertama. Agenda yang dipimpin Menteri Kesehatan, Prof GA Siwabessy memutuskan pembangunan Puskesmas.

Membangun Kesadaran Stunting: Tantangan dan Peluang Media Sosial

“Pada masa kemerdekaan, kesadaran menjaga kesehatan masyarakat memang telah muncul. Namun, menerapkannya secara menyeluruh baru muncul 24 tahun setelah proklamasi,” jelas Yunita Rahayu dalam Dari Bekasi, Proklamasi Berawal yang dimuat Kompas.

Bermula dari Bekasi

Pada 1956, Departemen Kesehatan membentuk Bagian Kesehatan Pedesaan dan Pendidikan Kesehatan di Lemahabang, Kabupaten Bekasi. Lembaga ini pertama kali dipimpin dr Julie Sulianti Saroso.

“Dia bertugas melaksanakan proyek percontohan pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat desa sekaligus pelatihan tenaga kesehatan,” paparnya.

Aktivitas tersebut dikenal sebagai Proyek Bekasi. Pengerjaannya dilaksanakan bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui National Rural Health and Demonstration and Training Center.

Daun Kelor: Tumbuhan Herbal yang Kaya Akan Manfaat Bagi Kesehatan, Bisa Melawan Kanker

Konsep pelayanan terpadu yang dikembangkan di Proyek Bekasi juga diteruskan ke delapan desa. Delapan wilayah itu di antara lain Inderapura, Sumatra Utara, Lampung, Bojongloa, Jawa Barat, Sleman, dan Godean.

“Gagasan awal pembentukan puskesmas membagi wilayah tersebut ke dalam empat kelompok. Pembagian didasarkan pada wilayah kerja, yaitu puskesmas desa, kecamatan, kewedanan, dan kabupaten,” kata Azrul Azwar dalam buku Puskesmas dan Usaha Kesehatan Pokok.

Sosok Dwitunggal

Keberhasilan Proyek Bekasi tak bisa lepas dari peran, dr Chasbullah Abdulmadjid dan Abdul Rohim Agustjik. Dua ahli kesehatan ini berasal dari lembaga Daerah Latihan dan Percontohan Kesehatan Masyarakat Desa (DLPKMD).

Ali Anwar, penulis buku dr Chasbullah Abdulmadjid, Mengabdi untuk Bekasi, Sehat di Bekasi menjelaskan setelah lulus sebagai dokter dari Universitas Gadjah Mada, Chasbullah mengikuti kursus tambahan di Jakarta.

“Selama bertugas, dr Chasbullah tak hanya bekerja, tetapi juga membangun interaksi dan melayani warga sepenuh hati,” kata Ali.

8 Jenis Makanan yang Sangat Dibenci Kanker, Ada yang Ditemukan dari Dapur

Chasbullah membuka banyak tempat praktik sekaligus, selain di rumah dinasnya di DLPKMD, dia berpraktik di Poliklinik Cikarang dan di rumah penduduk di Kedunggedeh yang berbatasan dengan Sungai Citarum dan Kabupaten Karawang.

Di sisi lain, Abdul Rochim melakukan penyebaran pemahaman kesehatan masyarakat kepada warga Bekasi. Hal itu cukup berat karena pengetahuan kesehatan warga masih begitu rendah.

“Kedua tokoh itu merupakan pahlawan kesehatan bagi warga Bekasi. Mereka membangun fondasi kesadaran masyarakat untuk tidak hanya mengobati penyakit, tetapi juga mencegahnya,” kata Kusnanto Saidi, Direktur RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini