Pentingnya Social Media Branding Untuk Seorang Arsitek

Pentingnya Social Media Branding Untuk Seorang Arsitek
info gambar utama

Kompetisi di bidang arsitektur terkadang difokuskan pada arsitek yang dapat menciptakan rumah impian klien, yang memiliki kemampuan untuk menciptakan infrastruktur futuristik, serta arsitek dengan pelayanan yang baik sehingga memperoleh rekomendasi oleh klien. Saat ini, perusahaan-perusahaan arsitektur dan arsitek sendiri harus berjuang dalam era media sosial untuk memperluas jaringan mereka di kalangan pengguna internet yang terus berkembang.

Media sosial telah menjadi sarana penting bagi perusahaan dalam mempromosikan produk dan layanan mereka, termasuk dalam industri arsitektur. Melalui platform-platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, dan LinkedIn, para arsitek memiliki peluang untuk menampilkan hasil karya mereka dan mengembangkan identitas seorang arsitek.

Social Media branding adalah strategi yang krusial dalam mengembangkan karier sebagai seorang arsitek. Dengan memperkuat branding, arsitek dapat menarik lebih banyak klien melalui peningkatan kredibilitas, pembentukan reputasi yang baik, serta perluasan jaringan profesional.

Saat ini, branding di media sosial bukan hanya penting bagi individu, tetapi juga untuk sebuah bisnis atau organisasi. Pemasaran yang dilakukan pada platform media sosial membantu dalam mempromosikan produk, atau layanan jasa kepada audiens yang relevan dengan strategi yang ditargetkan, sehingga dapat mencapai banyak klien yang diinginkan secara cepat.

Keberadaan media sosial memungkinkan informasi yang cepat untuk dibagikan, dan tersebar luas, bahkan dapat dilihat oleh ribuan orang di seluruh dunia dalam waktu yang singkat.

“Melalui internet sebagai media digital, konsumen melakukan transaksi dengan aman karena sistem privasi dan sekuriti yang terpercaya dan nyaman ketika dapat dilakukan di mana saja dan kapan sajan dengan menjelajah website dalam berbelanja atau melakukan booking barang dan jasa” (Priansa, 2017 ).

Media sosial memberikan manfaat besar bagi para arsitek, semisal dari proyek yang telah mereka lakukan dan mendapat umpan balik dari klien lalu diunggah di media sosial, terjadilah memuat banyak ulasan positif dari klien yang terunggah. Seperti yang disebutkan oleh Rakhmat dalam Nurfalah (2012), "setiap aspek kepercayaan seseorang memiliki kekuatan untuk menarik dan mengendalikan orang lain sebagaimana magnet menarik benda-benda logam". Karya arsitek yang berhasil mendapatkan banyak ulasan positif dapat menggunakan ulasan tersebut sebagai alat pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian lebih banyak klien potensial dan meningkatkan kepercayaan calon klien terhadap jasa arsitek yang tawarkan.

“Penelitian yang dilakukan oleh Petrovici pada tahun 2013 mengenai dampak serta efisiensi dari PR elektronik menunjukkan bahwa upaya hubungan masyarakat online menciptakan saluran baru bagi lembaga untuk mengkomunikasikan produk atau layanan mereka, sehingga meningkatkan kehadiran mereka di ranah virtual” (Petrovici, 2014).

Bagi arsitek dalam berkarier, membangun identitas atau reputasi merupakan hal yang penting. Bagian krusial dari kehadiran media sosial adalah menciptakan kesan atau citra terkait proyek-proyek arsitektur yang telah dilakukan. Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa branding media sosial secara digital untuk arsitek memiliki dampak penunjang yang tinggi dan secara tidak langsung memperkaya citra reputasi para arsitek di dunia nyata.

Media sosial bukan hanya berperan dalam komunikasi antara bisnis dengan bisnis, tetapi juga menjadi tempat strategis untuk membangun jaringan profesional, terutama di antara para ahli di bidang arsitektur dan bahkan di luar bidang tersebut. Media sosial sering dianggap sebagai identitas online, dan juga berfungsi sebagai alat pemasaran.

“Internet, yang merupakan singkatan dari Internasional Networking atau Interconnection Networking, memfasilitasi pertukaran data dan komunikasi tanpa hambatan jarak, waktu, atau lokasi” (Cangara, 2017).

Dengan kecepatan interaksi dan pertukaran informasi, arsitek dapat berbagi proyek, berkolaborasi dengan profesional lain, dan membangun jaringan profesional melalui platform ini.

Menurut Van Dijk (2013), “media sosial adalah platform yang memberikan fokus pada kehadiran pengguna, yang memungkinkan mereka untuk beraktivitas dan berkolaborasi secara online”.

Oleh karena itu, media sosial dapat dianggap sebagai media yang memperkuat hubungan antara pengguna dan juga berfungsi sebagai ikatan sosial. Kehadiran media sosial memfasilitasi kerja sama online antara arsitek dan perusahaan di sektor terkait seperti kontraktor bangunan dan studio visualisation 3D.

Dalam hal membangun hubungan dengan para arsitek, perusahaan-perusahaan di luar sana sering menemukan klien kerjasama yang potensial melalui media sosial, dan sebaliknya. Kolaborasi ini berdasarkan pada penilaian model bisnis yang ketat karena keduanya saling bekerja sama untuk keuntungan bersama.

Maka dari itu, arsitek yang memiliki jaringan yang kuat dengan perusahaan terkait dan branding yang bagus melalui media sosial dapat lebih mudah melakukan proses visualisasi desain, dokumentasi proyek, komunikasi antar kerjasama perusahaan, dan unggul dalam mendapatkan kepercayaan kerja sama proyek.

Prestasi yang berhasil dalam proyek-proyek serta portofolio memainkan peran utama dalam membentuk citra positif seorang arsitek yang berkualitas. Keberhasilan ini menjadi dasar yang dapat membantu arsitek mendapatkan proyek-proyek yang lebih besar lagi di masa depan. Melalui bantuan media sosial, arsitek dapat dengan bangga menampilkan karya-karya dalam portofolio mereka, yang pada akhirnya memperkuat reputasi mereka sebagai profesional arsitek.

Di dalam lingkungan profesional seperti arsitektur, reputasi menjadi elemen yang tak kalah penting. Meskipun banyak arsitek yang bergerak dalam bidang yang sama, tetapi selalu hanya beberapa saja arsitek yang diakui sebagai ahli. Oleh karena itu, membangun dan menjaga reputasi sangatlah penting bagi seorang arsitek agar dianggap sebagai ahli dalam bidang arsitektur.

Menurut Rogers (2015), "kredibilitas adalah tingkat di mana penerima informasi memiliki kepercayaan tinggi terhadap kualitas atau keahlian sumber informasi". Oleh karena itu, tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap keahlian seorang arsitek akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan reputasinya.

Dalam industri arsitektur, persaingan senantiasa melibatkan kemampuan untuk menciptakan desain yang memikat bagi klien, menciptakan infrastruktur yang unik, serta memberikan pelayanan baik yang memenangkan rekomendasi klien.

Media sosial telah menjadi landasan penting bagi seorang arsitek dan perusahaan arsitektur dalam mempromosikan karya dan layanan mereka. Hal ini tidak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga bagi perusahaan dalam membangun identitas, menjangkau klien, dan memperkuat reputasi profesional.

Pentingnya media sosial bagi arsitek terlihat dari kemampuannya untuk memperlihatkan portofolio, membangun reputasi, dan menarik klien melalui ulasan positif. Membangun identitas digital di platform ini juga memberikan dampak pada citra dan reputasi arsitek di dunia nyata.

Dari semua ini, dapat disimpulkan bahwa media sosial memberikan arsitek wadah untuk memperluas jaringan, menampilkan karya, dan memperkuat reputasi mereka di bidangnya. Hal ini mencerminkan peran krusialnya dalam menarik klien, membangun identitas, dan mempertahankan reputasi yang kuat di era digital saat ini.

Referensi:

  • Archeyes.2022. "Media Sosial Untuk Arsitek: 7 Tips Menjadi Sukses". Archeyes.com.https://archeyes.com/social-media-for-architects-7-tips-to-be-successful/.20 Desember 2023
  • Richard.2020. “Why Social Media For Architects Is So Powerful". Archmarketing.org. https://archmarketing.org/social-media-for-architects/ . 20 Desember 2023

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GD
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini