Mengintip Coffee Truck Pertama Bandung di Wisata Kuliner Jalan Cibadak

Mengintip Coffee Truck Pertama Bandung di Wisata Kuliner Jalan Cibadak
info gambar utama

Kota Bandung menjadi salah satu tujuan wisatawan di Jawa Barat, baik wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar daerah Bandung Raya. Salah satu jenis pariwisata yang terkenal ialah jajanan kuliner malam, seperti Sudirman Street Day, Wisata Kuliner Jalan Lengkong Kecil, Kawasan Punclut, Wisata Kuliner Jalan Dipatiukur, dan Wisata Kuliner Malam Jalan Cibadak.

Wisata Kuliner malam di Jalan Cibadak menjadi salah satu wisata kuliner yang memiliki tempat strategis. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang tidak jauh dari pusat Kota Bandung. Hanya membutuhkan sekitar sepuluh menit berjalan kaki dari Alun-Alun Kota Bandung yang berada di Kecamatan Regol.

Saat memasuki persimpangan Jalan Cibadak yang merupakan area masuk wisata kuliner, terparkir sebuah mobil Daihatsu berwarna hitam. Mobil dengan tipe Gran Max bertuliskan "Street Coffee" itu cukup menarik perhatian.

Pasalnya konsep bar coffee pada mobil itu sangat populer di Korea Selatan sebagai bentuk dukungan dari fans kepada idolanya. Siapa sangka, ternyata Street Coffee Bandung merupakan penggagas pertama Coffee Truck di Kota Bandung sejak 2016 silam.

Jepang Menjadi Tujuan Wisata Favorit Traveler ASEAN, termasuk Indonesia
"Wisata kuliner malam di Jalan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung." ©Dokumentasi Pribadi

Coffee Truck Pertama di Bandung

Street Coffee Bandung didirikan pertama kali oleh Erwin Renaldi yang mempunyai hobi di dunia perkopian. Sebelum mendirikan bisnis ini, Erwin telah mengulik kopi selama kurang lebih satu tahun.

Ia memperhatikan coffee shop sebelum memulai bisnisnya untuk mengetahui bagaimana flow kerjanya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada jumlah interior dan peralatan yang dibutuhkan di dalam coffee truck untuk mendukung efektivitas kerja.

Selain itu mengenai coffee truck ini, Erwin mengaku mendapat inspirasi dari negara barat. Hal ini dikarenakan, pada umumnya di sana berjualan kopi menggunakan coffee truck atau sepeda.

“Penampakan Street Coffee Bandung pada persimpangan Jalan Cibadak” ©Dokumentasi Pribadi
info gambar

Oleh karena itu, layoutcoffee bar miliknya menjadi sangat rapi dan tertata karena ia merancang coffee truck-nya sendiri berdasarkan pengamatannya di dunia perkopian.

“Kalau hobi soalnya, daripada aku bikin kafe aku lebih milih bikin kayak gini (coffee truck). Soalnya kalau misalnya sewa ruko, dulu aku pernah nanya di sekitar Jalan Sudirman, satu tahun itu seratus dua puluh juta. Tapi (interiornya) kosong ya,” cerita Erwin.

Ya, memang pada awalnya Erwin sempat mengalami kendala modal dalam memulai bisnis ini. Pikirnya kala itu, jika sewa ruko sudah termasuk listrik dan interior di dalamnya, 500 - 600 juta akan terbuang sia-sia.

Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk memulai bisnis kopinya dengan menggunakan coffee truck. Dimana 300 juta itu sudah bisa ia manfaatkan untuk membuat coffee truck yang telah dimodifikasi dan berisikan interior di dalamnya.

Musim Kemarau Baru Berakhir Pada Akhir Januari, Ancaman Bencana di Depan Mata?

Dari yang Tua Hingga yang Muda

Sejak tahun 2016, Erwin mengaku pada awal mula ia berjualan, konsumen paling banyak berasal dari kalangan tua. Mereka kebanyakan mencoba produk minuman yang ditawarkan oleh Street Coffee Bandung karena iseng ingin mencicipi kopi.

Akan tetapi hal yang membuat miris pada dua tahun pertama Erwin berjualan adalah sering dianggap berjualan jus padahal sudah tertera tulisan Street Coffee dengan jelas pada badan bar kopi.

info gambar

Namun untuk saat ini, semua kalangan menjadi konsumen Street Coffee mulai dari yang tua hingga yang muda. Peningkatan konsumen pada kalangan muda berbanding lurus dengan peningkatan tren nongkrong.

Oleh karena itu melihat variatifnya usia pada konsumennya, Erwin yang semula hanya berjualan kopi saja mulai menambahkan produk minuman non-coffee pada menunya.

Erwin mengaku jika dipukul rata dari tahun 2016, sehari ia dapat menjual 100 gelas kopi jika di akhir pekan. Akan tetapi jika di hari kerja, rata-rata jumlah kopi yang terjual sekitar 70 gelas.

Lebih lanjut Erwin bercerita bahwa pelanggan setianya berasal dari temannya sendiri. Akan tetapi, ada juga pelanggan setia yang bukan temannya. Erwin lalu menunjuk sepasang kekasih yang sedang mengobrol di depan bar kopi yang ternyata sudah menjadi pelanggan setianya sejak ia menikah.

“Dari awal berdiri sampe sekarang (pelanggan setia) temen itu pasti. Pelanggan setia temen, terus ada juga dari yang pelanggan jadi temen,” cerita Erwin.

Erwin mengaku bahwa pelanggan-pelanggan setia ini sering kembali lagi menikmati kopi di Street Coffee Bandung karena konsistensi dari rasa kopi buatannya.

Menurutnya, bisnis yang dimulai dengan hobinya di dunia kopi menjadikannya lebih semangat untuk mengulik kopi lebih jauh lagi. Oleh karena itu, kegigihannya dalam mengulik kopi dapat menjadikan ia seorang barista yang dapat menyesuaikan keinginan rasa dari pelanggannya.

Menu Best Seller di Street Coffee Bandung

Menurut Erwin untuk saat ini menu yang paling banyak dibeli oleh konsumennya adalah Es Kopi Aren, karena sedang tren di berbagai kalangan usia. Selain itu, menu favorit lainnya adalah magic, strong coffee pakai doubleshots ristretto yang terkenal di Australia.

Erwin bercerita bahwa sebenarnya banyak pelanggannya tidak tahu mengenai kopi magic ini. Hal ini dikarenakan magic berasal dari Australia dan tidak dapat ditemukan di negara barat.

“Kalau gak ada yang pernah main ke sana (Australia) sih gak akan ada yang tau. Tapi, kalau ada yang tau, ya mungkin yang suka strong, mungkin salah satu (menu) favoritnya,” ucap Erwin.

Jika diurutkan dari menu minuman di Street Coffee Bandung dari yang enteng itu dimulai dari flat white. Erwin menyebutkan bahwa menu flat white-nya telah ia sesuaikan dengan gaya Indonesia, yaitu lebih banyak susu dengan tebal foam kurang dari satu sentimeter sehingga terasa lebih creamy susu.

Denmark Sumbang Rp44 Miliar untuk TPS Terpadu Canggih di Cilacap
“Papan menu favorit di Street Coffee Bandung yang dipasang di pinggir Jalan Cibadak.
info gambar

Kemudian di urutan kedua setelah flat white ada latte, menu kopi yang cukup umum di Indonesia. Ketiga, medium cappucino yang mempunyai foam lebih tebal dari latte. Dari cappucino naik ke magic yang mempunyai flavour rasa kopi. Setelah magic, ada double strong cappucino yang mempunyai tingkat strong coffee yang sama dengan magic tetapi rasanya lebih pahit.

“Dari jaman dahulu sampe sekarang menu yang paling umum tuh latte sih orang biasanya. Latte dan cappucino tuh paling basic lah. Terus jaman kopi susu ya itu lah es kopi aren. Sekarang aku tuh lebih seneng ngenalin magic,” ungkap Erwin.

Lebih lanjut, Erwin bercerita bahwa kopi yang biasa ia rekomendasikan ke pelanggannya adalah magic, coffee rhum, dan ice lemon coffee. Untuk menu noncoffee yang menjadi favorit pelanggan adalah chocolate dan untuk basic coffee adalah caramel latte. Terakhir, untuk kopi hitam yang paling banyak dibeli adalah Americano.

Sebagai penutup, Erwin juga mengungkapkan bahwa pelanggan bisa requestadjustment apapun pada menunya. Bahkan, untuk kopi yang tidak ada dalam daftar menu pun ia mampu untuk membuatkannya selama ia tahu rasanya.

Menurutnya, kunci bisnis kopi ini adalah mau ngulik. Oleh karena itu, perjalanan ia selama tujuh tahun dalam dunia bisnis kopi sebagai baristanyalah yang mampu membuat ia menjaga konsistensi rasa dan melayani kebutuhan rasa kopi yang dinginkan pelanggannya.

Citra Baru Empat Terminal yang Diresmikan Jokowi, Jauh dari Bayangan Premanisme

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini