Laos siap memimpin ASEAN di tengah krisis Myanmar yang belum terselesaikan

Laos siap memimpin ASEAN di tengah krisis Myanmar yang belum terselesaikan
info gambar utama

Tinggal menunggu waktu, Laos akan mengambil alih kepemimpinan ASEAN untuk tahun 2024 dari Indonesia, di tengah semua tantangan yang masih dihadapi oleh organisasi regional ini. Salah satu tantangan utama adalah krisis berkelanjutan di Myanmar, yang belum terselesaikan di dalam blok ASEAN.

Pada tahun 2021, konflik di Myanmar memburuk dengan kudeta militer terhadap pemerintahan yang terpilih. Kudeta ini dipicu oleh klaim bahwa hasil pemilihan umum 2020 tidak sah, mengakibatkan keadaan darurat satu tahun.

Meskipun telah ada upaya dari keketuaan sebelumnya, seperti Brunei pada tahun 2021, Kamboja pada tahun 2022, dan Indonesia pada tahun 2023, analis masih meragukan kemampuan Laos untuk mengatasi situasi ini secara efektif.

Pada Upacara Penutupan KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pada September 2023, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menyerahkan kepemimpinan ASEAN selanjutnya kepada Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone. Dengan demikian, Laos akan bertanggung jawab sebagai ketua ASEAN pada tahun 2024.

Kin Phea, direktur Institute of International Relations di Royal Academy of Cambodia, mengatakan bahwa di masa Laos mengambil peran ketua ASEAN untuk tahun depan, penyelesaian krisis di Myanmar akan menjadi tantangan. Solusi akan bergantung pada kerjasama dalam melaksanakan Konsensus Lima Poin ASEAN, yang sebelumnya disetujui oleh pemimpin militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Phea mengatakan bahwa menemukan solusi untuk krisis di Myanmar akan sulit tanpa partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan di Myanmar. Proses penyelesaian memerlukan komitmen, dedikasi, dan ketulusan semua pihak yang memiliki kepentingan di Myanmar untuk menyelesaikan krisis internal negara tersebut.

Selain itu, ia menekankan bahwa geopolitik dan peran negara-negara besar dan komunitas internasional memiliki dampak signifikan terhadap penyelesaian. Ketika kekuatan yang berbeda mendukung pihak yang berlawanan, penyelesaian krisis menjadi lebih rumit. Namun, kesatuan dan kohesi posisi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dianggap sebagai kunci penting untuk membentuk pendekatan yang konsisten.

Phea menekankan perlunya ASEAN dan PBB mengambil sikap yang lebih proaktif dan konstruktif terhadap situasi di Myanmar sambil tetap mematuhi prinsip non-intervensi dan berusaha mencapai solusi damai bagi rakyat Myanmar.

Sebagai negara yang berbatasan dengan Tiongkok, Vietnam, Kamboja, dan Thailand, Laos akan memimpin ASEAN untuk ketiga kalinya pada tahun 2024, setelah sebelumnya menjabat sebagai ketua pada tahun 2004 dan 2016.

Tema "Meningkatkan Konektivitas dan Ketangguhan" untuk kepemimpinan Laos pada tahun 2024 mencerminkan komitmen Laos untuk mendorong ASEAN sebagai blok yang lebih terhubung dan tangguh. Meskipun merupakan negara yang relatif kecil dengan pengaruh politik terbatas, Laos berkomitmen untuk mengikuti langkah Indonesia dalam membangun ASEAN yang lebih terhubung dan tangguh.

Sumber: Phnom Penh Post | Laotian Times

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini