Biara Santa Maria Ursulin: Cerita Kebangkitan Kaum Hawa Kaum Kristiani

Biara Santa Maria Ursulin: Cerita Kebangkitan Kaum Hawa Kaum Kristiani
info gambar utama

Kapel atau Gereja Kecil Santa Maria yang berada di Kompleks Biara Ursulin dan sekolah Santa Maria, Jalan Juanda Nomor 29, Jakarta Pusat masih berdiri kokoh. Bangunan yang dibangun pada tahun 1875 ini merupakan bagian terindah di sana.

Pada buku Ursulin, Pendidik Perempuan Pertama di Indonesia, 1856-2016 mengungkapkan awalnya, interior kapel bergaya neo gotik itu disesaki ornamen di dinding dan langit-langit. Tetapi kapel itu kemudian dibongkar dan dibuat jauh lebih sederhana.

Keunikan Arsitektur Gereja Merah yang Kembarannya Hanya Ada di Belanda

Walau begitu keindahan bangunan tak berkurang, karena restorasi bangunan dikerjakan biro arsitek ternama, Hulswit Fermont. Sementara itu kaca-kaca patri jendela, terutama di atas altar tetap dipertahankan.

Tetapi bagi Suster Lucia Anggraini OSU, pengelola Museum Santa Maria di Kompleks tersebut ada hal yang lebih indah dari arsitektur kapel itu, yakni adalah bunyi suara orgel pipa gereja.

“Sekian tahun lalu saya masih mendengar suara orgel pipa tersebut mengiringi koor biarawati di sini,” katanya yang dimuat Kompas.

Kebangkitan para perempuan

Cerita mengenai Gereja Kecil Santa Maria ini merupakan bagian dari perjuangan para suster dari Ursulin. Pada 7 Februari 1856, tujuh suster Ursulin datang dari Rotterdam, Belanda ke Batavia.

Di Batavia, tujuh suster itu mendapat sebuah lahan dari Monseigneur Vrancken, Vikaris Apostolik Vikariat Batavia. Lalu pada 1 Agustus 1856, suster pimpinan komunitas, Ursula Meertens membuka pendaftaran murid baru.

“Para siswa tinggal di asrama karena orang tua mereka bekerja di perkebunan di luar kota. Tahun 1881 Sekolah Pendidikan Guru dibuka. Tahun 1896, asrama dihuni 108 siswa,” tulis Windoro Adi.

Gereja-Gereja Tertua di Indonesia

Karena berkembangnya murid, perluasan area kembali dilakukan dengan membeli lahan dari seorang tetangga. Para suster membeli sebagian halaman untuk dijadikan Kapel Santa Maria. Perluasan terus dilakukan hingga 1896.

Setelah rumah dan tanah dibeli, luas kompleks Biara Ursulin dan Sekolah Santa Maria pun membentang dari Jalan Noordwijk sampai Jalan Batoe Toelis. Setelah lahan terpotong oleh pelebaran jalan, luas lahan saat ini sekitar 2 hektare.

Biara yang ada

Pada tahun 1859, Suster Andre van Gemert OSU membeli satu hotel dengan halaman luas milik Nyonya Godefroid seharga 35.000 gulden. Hotel itu kemudian dijadikan biara, asrama, dan sekolah putri yang dikenal dengan nama SMA Santa Ursula.

Biara di Juanda 29 kemudian mendapat nama biara besar, sedangkan biara di Jalan Pos 2 disebut sebagai biara kecil. Kehadiran dua sekolah milik para suster Ursulin di Batavia itu kemudian hari memicu percepatan dan perluasan pendidikan kaum perempuan.

5 Gereja dengan Kapasitas Jemaat Terbanyak di Indonesia

Pada tahun 2017, Santa Maria bisa menampung 1.668 murid yang terdiri dari siswa-siswa dari TK hingga siswi SMP dan SMK. Sejak kemerdekaan, Sekolah Santa Maria menerima siswa TK dan SD, tetapi SMP dan SMK hanya menerima siswi.

“Untuk menjaga komitmen kami memajukan pendidikan kaum perempuan,” jelas Suster Lucia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini