Mengenal Istilah Paradox of Choice Ketika Seseorang Dihadapkan dengan Banyak Pilihan

Mengenal Istilah Paradox of Choice Ketika Seseorang Dihadapkan dengan Banyak Pilihan
info gambar utama

Pada bulan Desember tahun lalu, beredar sebuah survey yang dilakukan oleh Prezzo yaitu salah satu jaringan restoran inggris. Survey yang dilakukan oleh Prezzo tersebut telah melibatkan sebanyak 2000 orang dengan mengangkat topik perasaan seseorang ketika makan di luar. Dari survey tersebut melibatkan beberapa generasi baik dari generasi Z maupun generasi milenial.

Hasil survey mendapati generasi Z dan generasi milenial ini terkena fenomena menu anxiety, yang mana diketahui anxiety sendiri adalah salah satu perasaan cemas atau panik yang berlebih dan dapat menimbulkan perasaan yang tidak tenang atau gelisah. Sekitar 86% dari generasi Z ini terkena fenomena tersebut dipicu oleh harga makanan sedangkan sepertiga dari generasi milenial dipicu oleh bervariasinya menu makanan di dalam menu. Keadaan itu berujung kepada rasa menyesal ketika sudah memesan menu tersebut.

Lebih lanjut lagi, 38% generasi Z lebih memilih untuk melakukan survei menu terlebih dahulu sebelum datang ke sebuah restoran dan tidak menutup kemungkinan untuk meminta saran orang lain untuk memesan makanan atau minuman di restoran tersebut. Sehingga hal itu kerap kali menjadi alasan kecenderungan seseorang melihat tampilan makanan dan minuman di media sosial sebelum memesannya.

Baca juga: Inilah Bahaya Rokok Elektrik, Bagaimana Caranya Agar Berhenti Kecanduan?

Melihat fenomena yang terjadi di atas, pada saat ini kenyataannya banyak tempat makan yang menyediakan berbagai macam variasi menu kepada para pengunjungnya dengan harga yang juga bervariasi. Apabila dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh Prezzo, terdapat dua pemicu dari menu anxiety yaitu harga dan variasi pilihan menu. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Bila dipisahkan, faktor pemicu dari harga bisa ditentukan oleh keadaan finansial orang yang berbeda-beda tetapi berbeda dengan variasi pilihan menu yang sebenarnya tidak hanya terjadi pada tempat makan saja melainkan juga produk dan kegiatan lainnya.

Ternyata hal seperti ini sudah dibahas oleh seorang psikolog Barry Schwartz dalam bukunya yang berjudul The Paradox of Choice: Why More is Less. Singkatnya dalam buku ini, ketika seseorang dihadapkan dengan banyak pilihan, kemungkinan untuk bahagia menjadi lebih kecil. Apa penyebab hal tersebut?

Ketika kawan GNFI dihadapkan dengan satu pilihan atau bahkan tidak punya pilihan sama sekali, itu bisa saja menimbulkan perasaan yang tidak bahagia. Berbeda dengan ketika kawan dihadapkan dengan dua atau tiga pilihan, kemungkinan untuk bahagia bisa meningkat karena kawan bisa memilih dari beberapa pilihan tersebut.

Baca juga: Keelokan Bur Telege Aceh, Tempat Angker yang Disulap Jadi Wisata Andalan

Sebagai contoh, kawan GNFI menginginkan sebuah pekerjaan namun tidak tersedia atau hanya satu tempat yang membuka lowongan, maka perasaan tidak nyaman bahkan putus asa akan timbul. Namun, seiring semakin banyaknya pilihan, kemampuan untuk memilih diantara pilihan tersebut dan kebahagiaan akan meningkat.

Sebab, hal itu membuat kita menjadi bisa memilih apa yang cocok bagi kita. Tetapi menariknya, ketika didapati lebih banyak pilihan justru kebahagiaan menurun karena kita akan lebih sulit menentukan pilihan yang cocok bagi untuk diri sendiri. Pada dasarnya, manusia akan mempertimbangkan pilihannya didasarkan faktor-faktor yang mendukung pilihannya.

Sumber : Channel Youtube Better Than Yesterday
info gambar

Faktanya, memiliki terlalu banyak pilihan untuk dipilih bisa sama buruknya dengan tidak adanya pilihan. Salah satu alasan mengapa lebih banyak pilihan dapat merugikan adalah hal tersebut meningkatkan ekspetasi kamu. Saat hanya memiliki sedikit pilihan, memungkinkan ekspetasi yang timbul lebih rendah dibandingkan ketika memiliki banyak pilihan. Ketika terdapat lebih banyak pilihan, kita cenderung merasa tidak puas dengan apa pun yang dipilih, dibandingkan jika kita memilih hal yang sama tetapi dari sedikit pilihan.

"Semakin banyak pilihan yang tersedia akan semakin gampang penyesalan untuk terjadi, yaitu ketika kekecewaan terhadap apa yang telah kita ambil." -Barry Schwartz

Sumber referensi:

  • https://kumparan.com/kumparanfood/riset-gen-z-menderita-menu-anxiety-bikin-mereka-sulit-pesan-makanan-21qibemdPZS/3
  • https://www.youtube.com/watch?v=VO6XEQIsCoM
  • https://www.youtube.com/watch?v=_GyO2fjWhB8&t=160s

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini