Mengenang Sumur Timba, Tradisi Cari Air dari Warga Desa yang Tertelan Zaman

Mengenang Sumur Timba, Tradisi Cari Air dari Warga Desa yang Tertelan Zaman
info gambar utama

Sumur timba merupakan ikon dari masa lalu Indonesia. Tradisi pengambilan air dengan timba, ember yang diikatkan ke tali, telah ada selama berabad-abad. Namun karena majunya zaman, tradisi ini mulai terlupakan.

Sumur timba adalah sumber air utama bagi banyak keluarga yang umumnya tinggal di desa-desa sebelum perkembangan teknologi pipa air modern. Sumur timba adalah lambang perjuangan masyarakat di desa masa lalu.

“Pada masyarakat asli Jakarta atau Betawi keberadaan sumur sangatlah penting, ia menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan. Sumur menjadi penunjang kebutuhan primer guna melangsungkan kehidupan,” tulis Gusman J Nawi dalam Sumur Timba yang Punah yang dimuat Sejarahjakarta.

Biara Santa Maria Ursulin: Cerita Kebangkitan Kaum Hawa Kaum Kristiani

Dijelaskan bahwa sumur timba adalah lambang perjuangan masyarakat desa di masa lalu. Tempat itu mewakili ketergantungan dan keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, yaitu air.

“Kala itu, sumur timba adalah tempat berkumpulnya warga desa, tempat anak-anak bermain, dan bahkan pusat cerita rakyat yang berakar dalam budaya Indonesia,” ucapnya.

Penentuan lokasi

Gusman menjelaskan untuk menentukan lokasi yang dibuat sumur tidak boleh sembarangan. Masyarakat perlu tahu kandungan air di bawah tanah. Terkadang untuk mencari sumber mata air di bawah tanah diperlukan ritual khusus.

“Syarat keberhasilan mendapatkan tempat yang cocok, keterlibatan orang-orang tua dalam memberi masukan menjadi hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja,” jelasnya.

Asal-usul Kampung Bandan: Ketika Orang-orang Banda Datang ke Batavia

Dirinya mengungkapkan proses masyarakat untuk menentukan kandungan air, pertama dengan menepuk-nepuk tanah yang akan dijadikan sumur. Apabila, lanjutnya suaranya padat dan tidak menggema maka tanah itu diyakini mengandung banyak air.

Kemudian, pada malam harinya masyarakat disarankan untuk meletakkan batok kelapa yang telah dipotong separuh, diletakkan tertelungkup di beberapa titik. Dipercaya pagi harinya akan dapat diketahui sumber air dari cairan dalam batok kelapa.

Bentuk fisik

Dikatakan olehnya bentuk fisik sumur agar tampak rapi dibuat dinding melingkar dan ditutupi papan agar terlindung dari kotoran yang masuk. Biasanya di rumah orang Betawi, jelasnya sumurnya selalu berada di sebelah kiri.

Terdapat dua jenis sumur berdasarkan bentuk dan fungsinya, yakni sumur timba bandul senggol dan sumur timba kerek. Sumur timba bandul adalah jenis model timba dengan menggunakan tiang sebagai penyangga yang terbuat dari bambu.

Sedangkan sumur timba kerek adalah sumur yang menggunakan ember yang diikatkan pada tali karet atau tali tambang sebagai wadah menimba air, untuk menariknya digunakan roda kerekan.

Kisah Bencana Ekologis yang Buat Warga Kolonial Tinggalkan Batavia

Tetapi pada masa sekaran orang pedesaan mulai meninggalkan sumur timba. Sumur-sumur ini menghadapi risiko penurunan kualitas air dan bahkan pencemaran karena alasan lingkungan.

“Meskipun mungkin bukan lagi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, sumur timba tetap memiliki tempat istimewa dalam sejarah dan budaya negara ini, dan menjadikan kita lebih sadar akan pentingnya pelestarian tradisi dan sumber daya alam kami,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini