Rivalitas Pengaruh: Dinamika Geopolitik Tiongkok vs Amerika Serikat di ASEAN

Rivalitas Pengaruh: Dinamika Geopolitik Tiongkok vs Amerika Serikat di ASEAN
info gambar utama

Pada tahun 2023, dinamika geopolitik di wilayah Asia Tenggara semakin mencerminkan pergeseran opini publik terhadap dua kekuatan besar, Amerika Serikat dan Tiongkok. Data terbaru yang dirilis oleh ASEAN Studies Centre mengungkapkan tren popularitas yang menarik di kalangan responden dari negara-negara ASEAN.

Amerika Serikat telah mendapatkan popularitas yang mengesankan di kalangan responden Asia Tenggara, mencapai 61,1% pada tahun 2023, naik dari 57,0% tahun sebelumnya. Sebaliknya, dukungan terhadap Tiongkok hanya sebesar 38,9%. Perbandingan ini lebih menegaskan disparitas popularitas antara kedua negara, mencerminkan dinamika menarik dalam persepsi publik regional.

Data tingkat nasional mengungkapkan pergeseran pandangan yang mencolok di antara negara-negara ASEAN dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Amerika Serikat berhasil meraih persepsi yang sangat positif di Kamboja (melonjak dari 18,5% menjadi 73,1%) dan Laos (melonjak dari 18,2% menjadi 58,9%), yang menonjol. Sementara itu, dalam konteks preferensi kebijakan strategis, terjadi penurunan yang signifikan dalam dukungan terhadap Amerika Serikat di enam negara ASEAN, dengan Myanmar (turun dari 92% menjadi 67,8%) dan Singapura (turun dari 77,9% menjadi 61,1%) menunjukkan dampak paling mencolok, menciptakan dinamika menarik dalam lanskap opini regional.

Di sisi lain, Tiongkok terus mendapatkan dukungan di Malaysia (dari 43% menjadi 54,8%) dan Indonesia (dari 44,3% menjadi 53,7%). Meskipun terjadi penurunan dukungan untuk Tiongkok di Brunei, Tiongkok tetap menjadi pilihan yang paling populer dengan dukungan keseluruhan sebesar 55% (turun dari 64,2%). Sementara itu, di Myanmar, di mana sebagian besar responden lebih memilih Amerika Serikat, terjadi gejolak menarik ketika persentase dukungan untuk Tiongkok hampir empat kali lipat, melonjak dari 8,0% pada tahun 2022 menjadi 32,2% pada tahun 2023. Dinamika ini menciptakan sorotan menonjol dalam dinamika hubungan regional.

Secara keseluruhan, dinamika pergeseran popularitas antara Amerika Serikat dan Tiongkok di kalangan responden Asia Tenggara mencerminkan dinamika kompleks dalam geopolitik dan opini publik. Peningkatan popularitas Amerika Serikat, terutama di Kamboja dan Laos, mungkin mencerminkan faktor-faktor lebih luas yang memengaruhi persepsi. Di sisi lain, dukungan yang kuat terus-menerus untuk Tiongkok, khususnya di Brunei, Malaysia, dan Indonesia, menunjukkan pengaruh strategis yang signifikan di wilayah tersebut.

Divergensi pandangan terhadap kedua kekuatan besar ini di ASEAN menyoroti kompleksitas dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi citra internasional. Melihat ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana perkembangan ini akan memengaruhi dinamika regional dan bagaimana negara-negara ASEAN akan mengelola hubungan dengan kedua kekuatan besar tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini