Perluas Pasar Ekspor, RI Pamer Alat Kesehatan Lokal di Arab Health 2024

Perluas Pasar Ekspor, RI Pamer Alat Kesehatan Lokal di Arab Health 2024
info gambar utama

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI memfasilitasi 16 perusahaan alat kesehatan asal Indonesia tampil dalam ajang internasional Arab Health 2024. Acara ini bakal digelar di Dubai World Trade Center pada 29 Januari—1 Februari mendatang.

Dengan berpartisipasi dalam Arab Health 2024, industri alat kesehatan Indonesia berpeluang besar untuk memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara Uni Emirat Arab (UEA).

“Kami berharap agar kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempromosikan produk alat kesehatan buatan industri dalam negeri yang berkualitas ekspor, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier saat menyampaikan sambutan di Dubai, UEA, Senin (29/1/2024).

Alat Kesehatan RI Raup Transaksi Dagang Rp338 Miliar di Jerman

Arab Health terkenal sebagai pameran alat kesehatan terbesar di dunia. Acara ini telah terselenggara selama 48 tahun di Dubai. Tahun lalu, Arab Health dihadiri 110.000 lebih pengunjung yang berasal dari 180 negara. Sebanyak 3.600 peserta terlibat dalam konferensi dan forum bisnis.

Taufiek menyebut, Kemenperin RI terus memacu produk alat kesehatan buatan dalam negeri agar bisa menjadi produk ekspor unggulan lndonesia dan berdaya saing di kancah global. Alasannya, produk alat kesehatan berpotensi sangat besar untuk dipasarkan ke mencanegara.

Industri alat kesehatan termasuk sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Taufiek mengungkapkan bahwa saat ini industri alat kesehatan dalam negeri mendapat dukungan dari 150 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI).

“Industri-industri dalam negeri ini mampu memproduksi alat kesehatan yang berkualitas seperti ventilator dengan TKDN mencapai 58 persen, hospital furniture (TKDN 68 persen), hingga medical apparel (TKDN 92 persen),” jelasnya.

Resmi Diluncurkan, Alat Kesehatan Buatan Indonesia Siap Bidik Pasar Internasional

Kemenperin RI siap mendorong industri alat kesehatan dalam negeri untuk dapat menghasilkan produk berbasis teknologi tinggi, seperti electromedic devices, implanorthopedic, dan perangkat radiologi. Demi mencapai target itu, ada beberapa langkah yang perlu dijalankan menurut Taufiek, di antaranya: menjamin ketersediaan bahan baku, penguasaan teknologi dan inovasi, serta mengembangkan riset dan pengembangan alat kesehatan, agar tercipta ekosistem alat kesehatan berbasis riset.

“Terkait bahan baku, kami berupaya untuk mendorong produsen bahan baku baja, plastik, dan karet, agar dapat menghasilkan produk medical grade bagi industri alat kesehatan dalam negeri sebagaimana juga tercantum dalam RIPIN 2015—2035,” tambah Taufiek.

Selain itu, untuk meningkatkan daya saing dan teknologi industri alat kesehatan dalam negeri, Kemenperin RI berperan aktif mengembangkan Center of Excellence (CoE) Alat Kesehatan di Yogyakarta dengan menciptakan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri dalam riset dan pengembangan produk inovasi alat kesehatan.

Peringkat 10 di Dunia, Ekspor Manufaktur RI Tembus Rp2.920 Triliun pada 2023

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini