RI Bidik 12 Negara Tujuan Ekspor Baru, dari Afrika hingga Amerika Latin

RI Bidik 12 Negara Tujuan Ekspor Baru, dari Afrika hingga Amerika Latin
info gambar utama

Pemerintah Indonesia telah memetakan negara tujuan ekspor di luar negara tradisional sebagai langkah sigap menghadapi potensi penurunan ekspor tahun ini. Setidaknya ada 12 negara yang potensial untuk memasarkan berbagai produk dan komoditas dari Tanah Air.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berdiskusi dengan para pelaku usaha. Hasilnya, negara-negara Amerika Latin, Afrika, Asia Selatan, hingga Timur Tengah, dinyatakan potensial sebagai tujuan ekspor ke depan.

Seperti dilansir dari Kontan.co.id, Senin (29/1), Susiwijono menyebut tren perekonomian global akan melambat sehingga berdampak pada menurunnya perdagangan global. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan upaya ekstra agar dapat mengejar perlambatan ekspor.

Memperkuat kerja sama

Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat kerja sama perdagangan yang sudah dijalin Indonesia. Misalnya, perjanjian komprehensif dan progresif untuk kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) yang melibatkan 11 negara dari Australia, Kanada, Jepang, hingga Selandia Baru.

Selanjutnya ada pula perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di antara 10 negara anggota ASEAN, hingga kerja sama yang aktif dengan negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Baca juga CPO-Kopi Masih Jadi Primadona Ekspor Non Migas RI di Tahun 2024

Menurut Susiwijono, pemetaan pasar ekspor di antara negara-negara potensial dan jejaring kerja sama perdagangan selaras dengan terbentuknya Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 24 Tahun 2023.

Sebagai informasi, selama ini, beberapa negara tujuan ekspor utama Indonesia atau negara tujuan ekspor tradisional adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan. Untuk meningkatkan perolehan ekspor, Indonesia perlu memperluas pasar ke luar negara-negara ini.

Tidak berfokus pada suplai

Susiwijono juga menggarisbawahi pentingnya memperkuat demand atau permintaan di pasar global. Menurutnya, pemerintah ingin Indonesia memiliki posisi yang kuat, tidak hanya dari sisi suplai, tetapi juga dari sisi permintaannya.

“Kita ingin juga selain dari sisi supply penguatan produknya, sisi demand negara tujuannya harus mulai letakkan . Jadi satu, kita selain negara-negara yang selama ini sudah kita tuju untuk ekspor, ada juga nontradisional market yang bisa disasar untuk ke depannya,” jelasnya.

Baca juga Peringkat 10 di Dunia, Ekspor Manufaktur RI Tembus Rp2.920 Triliun pada 2023

Referensi:

Kontan.co.id. Cegah Pelemahan Ekspor, Pemerintah Bidik 12 Negara Tujuan Ekspor Non Tradisional. https://nasional.kontan.co.id/news/cegah-pelemahan-ekspor-pemerintah-bidik-12-negara-tujuan-ekspor-non-tradisional

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini