56% UMKM Pilih Jualan Lewat TikTok Cs, E-Commerce Gak Laku?

56% UMKM Pilih Jualan Lewat TikTok Cs, E-Commerce Gak Laku?
info gambar utama

INDEF dalam laporan berjudul “Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia”, menyebutkan sebanyak 56,3 persen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjual produknya melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok.

Riset ini berdasarkan analisis data BPS dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), serta informasi narasumber/pelaku/stakeholders. Metode yang digunakan adalah survei online terhadap 254 pelaku UMKM yang tersebar di Pulau Jawa dan sebagian wilayah di luar Pulau Jawa pada Desember 2023.

Berikut rincian daftar platform yang digunakan oleh UMKM untuk berjualan dalam setahun terakhir:

  1. Media sosial 56,30%
  2. E-commerce 47,64%
  3. Online Food Delivery 14,96%
  4. Situs atau web milik sendiri 5,12%
  5. Aplikasi WhatsApp 1,57%
  6. Lainnya 1,18%

Punya banyak fitur

Dalam studinya itu, INDEF menjelaskan bahwa aplikasi media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok memungkinkan para pengguna untuk memasarkan produk atau bisnis melalui berbagai fitur seperti Feed, Story, bahkan Marketplace atau Shop.

Sementara itu, e-commerce yang digunakan oleh UMKM untuk berjualan dalam setahun terakhir yaitu:

  1. Shopee 50%
  2. Facebook Marketplace 33,46%
  3. Instagram Shop 28,74%
  4. TikTok Shop 20,87%
  5. Online Food Delivery 17,32%
  6. WhatsApp 6,69%
  7. Tokopedia 6,69%
  8. Lazada 5,91%
  9. Bukalapak 1,97%
  10. Lainnya 1,18%

Shopee konsisten menempati posisi pertama sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para pelaku UMKM. Adapun penggunaan Facebook Marketplace di posisi kedua, menurut survei ini didominasi oleh UMKM yang berada di luar Pulau Jawa sebanyak 62 persen UMKM.

Terbaru, Startup ini Dijuluki sebagai Pahlawan Digital UMKM 2023

Makin sadar digitalisasi

Banyaknya pelaku UMKM yang menjual produk secara online membuktikan kesadaran digital masyarakat Indonesia yang semakin membaik. INDEF dalam hal ini mengungkap tiga alasan utama mereka menerapkan digitalisasi dalam bisnisnya.

Tiga alasan utama tersebut meliputi kepraktisan dalam berjualan secara online (79,13 persen), eksposur/trafik yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen). Di sisi lain, para pelaku UMKM juga diharapkan dapat terus melakukan inovasi agar bertahan di persaingan bisnis online.

Digitalisasi UMKM ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang positif di Indonesia. Google pernah memproyeksikan nilai ekonomi digital ini akan tumbuh menjadi 109 miliar dolar AS pada 2025, hingga menyentuh angka 360 miliar dolar AS pada 2030.

Baca juga Menkop UKM Dorong SMESCO Jadi Pusat UMKM dan Produk Lokal Indonesia

Referensi:

INDEF. Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia. https://indef.or.id/wp-content/uploads/2024/01/Laporan-Final-Peran-Platform-Digital-Terhadap-Pengembangan-UMKM-di-Indonesia-INDEF.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini